Bab 31. Seseorang Menyebutnya Mimpi

2.5K 317 53
                                    

Hai Hai Hai, Semuanya! Akhirnya aku bisa update bab baru Dating A Celebrity lagi. Gimana nih kabarnya teman-teman semua? Semoga kamu baik dan senantiasa baik-baik ajaヾ(^-^)ノ

Yuk, sebelum mulai baca, klik dulu bintang yang ada di pojok kiri bawah (☆ 👉🏻 ★) sebagai bentuk vote. Kalau sudah, ramaikan kolom komentarnya juga oke? Percaya deh, dukungan dari kalian sangat berarti buat aku—dan selalu jadi alasan buat aku semangat menulis 🥰

Share juga Dating A Celebrity ke sosial media kamu atau teman-teman kamu, supaya Naina dan Rojer bisa lebih dikenal banyak orang.

A/N: First thing first—maaf ya karena setelah berbulan-bulan kemudian aku baru nongol lagi. Terima kasih juga karena sudah bersedia menunggu selama itu 🥺🙏🏻 Bab ini isinya sama dengan postingan terakhir yang aku unggah di KK. Isinya panjang banget, sekitar 3900+ words. Aku saranin bacanya ketika kamu senggang aja ya.

Kamu bisa follow akun Wattpad kedua aku: imajinaseph, dan Instagram aku: sephturnus, biar nggak ketinggalan mengenai info update cerita ini.

Selamat baca!

Selamat baca!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

(Penjelasan Bab 30 adegan ke-3)

KEGIATAN YANG wajib dilakukan setelah main badminton itu makan bareng. Biasanya pihak yang mengeluarkan dompet adalah tim yang kalah. Namun, Minggu ini Pak Giryada berinisiatif untuk membelikan temannya seporsi nasi Padang—lengkap dengan lauk, kerupuk, dan air mineral.

"Pak Girya nggak pulang?" tanya Pak Hadi yang sedang memasukkan raketnya ke dalam tas. Di sini tersisa dirinya dan Pak Giryada. Pak Kusumo dan Pak Danang sudah pulang duluan dikarenakan ingin segera istirahat.

Pak Giryada mengalihkan pandangannya yang semula terfokus pada ponsel. "Pak Hadi sendiri?"

"Rencananya begitu, tapi kalau Pak Girya masih mau main, bakal saya keluarin lagi raketnya," balas Pak Hadi. "Mumpung baterai tenaga saya masih ada tiga. Jadi, hayuklah hajar terus sebelum balik kerja besok."

"Wah, nggak. Saya juga udah capek, Pak. Sengaja di sini dulu buat selonjoran. Mau langsung bangun malah keburu pewe." Pak Giryada tidak bohong soal itu. Mungkin setelah ini, dia akan minta Bunda untuk memijat punggungnya. "Pak Hadi kalau mau pulang, pulang aja. Jangan pikirin saya. Saya juga bentar lagi pulang, paling nunggu beres mikir ngasih keterangan status WA ini."

"Ya ampun, jadi Pak Girya hapean terus karena sibuk mikirin caption SW?" Pak Hadi tergelak. "Kenapa nggak langsung upload aja, Pak? Atau nggak, tinggal tambahin emoticon sip atau senyum. Beres."

Pak Giryada menggeleng. "Malu Pak dilihat temen-temen, tapi keterangan statusnya ngasal gitu. Paling nggak yang bermanfaat."

"Emang soal niat, Pak Girya berhak dapet dua jempol. Nggak ada tandingannya!" Tidak lama, Pak Hadi mencangklongkan tas raket ke bahunya lalu berpamitan. "Kalau begitu, saya duluan ya, Pak."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 21, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dating a CelebrityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang