Bagian 23: Pacar Arsen
Arsen benar-benar menepati perkataannya. Pagi tadi, pukul 7, ia menjemput Aluna di rumahnya untuk bersama-sama menghadiri acara ulang tahun Faperta. Entah apa maksud laki-laki itu mengajak Aluna yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan pertanian. Namun, tetap memaksa Aluna untuk ikut menghadiri acara tersebut.
Aluna tidak dapat menolak ajakan itu—bukan, bukan berarti Aluna sama sekali tidak menolak. Perempuan itu sudah berulang kali menolak, bahkan menjanjikan jalan-jalan bareng sebagai ganti penolakan Perempuan itu untuk hari ini. Kendati setuju dengan penawaran Aluna, Arsen justru mengambil kesempatan atas penawaran Aluna untuk 'Pendekatan' mereka selanjutnya.
Mengatasnamakan 'pendekatan' yang selalu Arsen ucapkan setiap kali melihat tanda-tanda Aluna akan menolak ajakannya untuk hal apa saja itu yang membuat Aluna tidak dapat mendebatnya lagi. Karena kesepakatan mereka yang setuju untuk melakukan pendekatan itu selagi memang tidak saling menganggu aktivitas masing-masing.
Mereka tiba di Faperta pukul setengah sepuluh pagi. Acara sudah berjalan dua jam yang lalu. Aluna sengaja mengajak Arsen untuk datang telat setelah acara pembukaannya lewat beberapa jam, karena Aluna tidak ingin menarik perhatian para mahasiswa pertanian dengan kehadiran ia disana. Aluna tidak bodoh untuk tidak mengetahui seberapa populernya Arsen di kandangnya sendiri. Jika Dengan kehadiran laki-laki itu saja sudah menarik banyak perhatian, apalagi jika Arsen membawa seseorang yang bahkan bukan dari kalangan mereka.
Maka dari itu, Aluna mengusulkan untuk datang pada saat acara sedang berlangsung. Selain tidak terlalu menarik banyak perhatian, para peserta tentu akan fokus pada pertunjukkan yang di suguhkan.
Setelah mengisi daftar pengunjung, mereka memasuki ruangan seminar. Sang MC membacakan susunan acara dari atas panggung. Orang-orang di ruangan bertepuk tangan riuh begitu nama Bapak Menteri Pertanian di sebut, untuk menyampaikan sepatah dua kata.
"Untung masih sempat liat penampilan bapak Menteri, Lun"bisik Arsen jenaka di telinga Aluna.
Aluna menahan tawa mendengar gurauan Arsen, "Ada-ada aja emang! Padahal aku bisa liat bapak Menteri kalau ada dinner bareng lagi"
"Ini itu beda. Liat, vibes bapak Menterinya terpancar 'kan"Matanya berseri-seri ketika mengucapkan kata itu. Seolah-olah ia baru pertama kali melihat Ayahnya memancarkan aura seorang Menteri.
Aluna menggelengkan kepalanya tidak habis pikir. Emang biasanya Pak Adiyatsa Auranya bagaimana sih? Pikir Aluna.
"Biasa kalau dirumah nggak ada kerjaan, sarungan doang. Sambil gangguin Ibu Mirai masak di dapur"lanjutnya
Aluna refleks memukul lengan Arsen ringan. Ia menutup mulutnya menggunakan tangannya yang satu lagi, menahan tawa akibat lelucun Arsen yang kali ini benar-benar lucu.
Arsen sialan! Bisa-bisanya dia berkata seperti itu tentang Ayahnya pada Aluna. Aluna jadi membayangkan bagaimana Pak Adiyatsa ketika di rumah dan membandingkannya dengan penampilan Bapak Menteri itu kini di atas panggung. Berwibawa dan Gagah.
KAMU SEDANG MEMBACA
247 Days To Love You
Fiksi RemajaDijodohkan adalah hal klise dan paling konyol menurut Aluna dan Arsenio. Mereka sepakat bahwa cara menyatukan dua insan melalui perjodohan adalah sebuah pemaksaan. Namun, siapa yang tahu ketika Arsenio untuk pertama kali mencoba membahas hal ini den...