1.🍓 penyesalan 🍓

377 17 0
                                    

Nit nit nit...

Suara mesin ekg, berbunyi di seluruh ruangan yang dingin itu, seorang pemuda dengan alat medis di seluruh tubuhnya, perlahan menggerakkan jari-jari tangannya.

Matanya terbuka, manik coklatnya bergerak ke kanan dan kiri, dia melihat ruangan yang begitu hening... tanpa ada siapa pun disana kecuali dirinya.

"Padahal hampir bisa bikin keluarga arvi bahagia..." batinnya memandang langit langit ruangan serba putih itu.

Badannya terasa pegal, mulutnya terasa berat untuk berbicara.

Terdengar suara pintu yang dibuka, memperlihatkan seorang wanita memakai seragam perawat, menghampirinya dengan papan di tangannya.

Lalu saat melihat ke arah arvi, perawat itu nampak terkejut, dan langsung menekan tombol darurat. Dan tak lama kemudian seorang dokter tiba.

Dia mulai memeriksa arvi dan melakukan beberapa perawatan, dia mengganti masker oksigen itu dengan nassalcanula.

"Sudah lebih baik?" Tanya sang dokter, sambil memberikan minum menggunakan sedotan ke arah arvi.

"Emhh, terimakasih..." ucap arvi lembut.

Hening beberapa saat, hanya ada suara benda benda yang bersentuhan, karena sang dokter yang sedang membereskan peralatannya.

Sampai heningnya terpecahkan ketika pertanyaan-pertanyaan dari arvi yang membuat sang dokter itu terheran-heran.

"Eh , dok saya ada dimana?"tanya arvi, dia memposisikan tubuhnya dengan terduduk sambil bersandar pada kepala brankar yang otomatis naik menggunakan remote portabel.

"Berdirinya saya disini, anda pasti tau sedang berada dimana?" Ucap sang dokter.

"Rumah sakit,"

"Itu tau..."

"......."

"Dokter, saya sakit ya?"

"Kalo anda berada disini dan tertidur di ruang rawat itu artinya?"

"Saya sakit,"

"Nah itu tau," jujur saja, sang dokter merasa heran, pasiennya ini terlihat aneh, dia yakin, kalo pasiennya ini hanya luka di dada, bukan di otak.

"Dok, ini ruang rawat VIP ya?"

"Iya..."

"Berarti bayaran nya mahal,"

Dokter itu tersenyum manis "ya jelas dong, nama nya juga kan ruang rawat VIP, mana ada fasilitas VIP yang harganya seribuan."

"Ada ajah itu mah..." ucap arvi membuat sang dokter diam.

"Tapi saya ga punya uang," ucap arvi tiba tiba, membuat sang dokter menaikan alisnya heran.

"Yang nanya sia- oke oke... Sabar..."

"Ftttt hahaha" tiba tiba arvi tertawa membuat sang dokter kalang kabut, merasa merinding, anak ini ga kesurupan kan? Batinnya.

"Aduh aduh... perutku sakit..." ucap arvi membuat dokter itu panik dan memeriksa perut arvi.

"Mana yang sakit, coba tunjukkan!" Ucap sang dokter panik.

"Eh ngga usah cemas, perut arvi sakit karena terlalu banyak tertawa." Ucap arvi membuat sang dokter menatapnya sinis.

"Jangan marah dong, ngomong-ngomong nama saya arvi..."
Ucap arvi mengulurkan tangannya, "nama Bu dokter siapa" tanya nya menatap dokter itu berbinar menunggu jawaban yang tak pasti.

Dokter itu membalas uluran tangan arvi, rasanya lembut, namun dingin, kenapa bisa kulitnya lebih lembut dari kulit wanita?

"Nama saya mela," Ucap dokter mela, arvi mengangguk paham.

arviana 🍓(On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang