19,🍓pendam🍓

38 5 0
                                    

"Bang! Bang rehan!" Teriak arvi, kaki nya berlari di lantai koridor yang licin. Elvano menahan nafasnya saat melihat arvi berlari. rehan yang di panggil pun menoleh.

"Jatoh jatoh!" Rehan menyoraki, sedangkan arvi yang di ledek mendengus sebal.

"Berdoalah yang baik baik kepada saudara mu wahai brother," ucap arvi.

Rehan cengengesan sendiri mendengarnya.

"Hati hati! Jangan lari di koridor!" Ujar elvano menyentil dahi arvi, membuat arvi meringis.

"Mampus Lo dimarahin!" Ledek rehan. Dan mendapatkan delikan dari arvi.

"Btw ngapa lo manggil gue?" Tanya rehan.

"Oh iya, Lo kan ketua OSIS tadi di panggil sama kepala sekolah, oh waketos juga ikut! Sama... Sekretaris," ucap arvi, dahinya nampak berkerut karena berpikir. "Ke sekre OSIS," kata arvi.

"Kenapa gak di ruang kepsek aja?" Tanya rehan, arvi mengangkat bahunya.

"Yo Ndak tau, kok tanya saya..." Timpalnya, tak lama kemudian. Evan datang sambil berlari di koridor. Arvi menahan nafasnya takut takut Evan terjatuh.

Sekali lagi, rehan bersorak "jatoh jatoh!"

Bruk!

"Kan udah gue bilang, berdoalah yang baik baik kepada saudaramu, wahai brother," ucap arvi.

.
.
.
.

"Please, idung gue aduh!" Pekik Evan, kedua lubang hidungnya disumbat oleh tisu. Evan terjatuh dengan posisi wajah yang menyentuh lantai lebih dulu.

"Makanya bocil! Kalo di koridor sekolah tuh jangan lari lari!" Ujar Rafi, dia baru saja selesai merapikan peralatan p3k.

"Bener tuh," timpal arvi. Alvin memutar bola matanya malas. Dia mengambil cermin di sakunya, dan menodongkan nya ke wajah arvi.

"Ngaca!" Ujarnya. Arvi pun menurut, dia memperhatikan wajahnya di cermin itu.

"Tampan dan berwibawa, seperti biasanya..." Bangganya.

Evan mendelik, "Lo juga tadi lari lari di koridor!" Kesalnya.

Arvi mendengarnya cengengesan sendiri. Dia mendudukkan dirinya di samping Evan.

"Tapi gue hati hati,"

"Sekarepmu,"

✨ Arviana ✨

A

Arvi menggoyangkan kakinya yang menggantung diatas air. Matanya menatap kosong air danau yang nampak tenang. Burung-burung beterbangan sejajar dengan barisannya.

"Ah, sia*an!" Pekik Alvin, arvi yang mendengarnya menoleh.

"Heh, bahasa!" Tegurnya, Alvin yang ditegur hanya membalasnya dengan cengir nya.

"Celana gue kena ee burung!" Teriak Alvin, Evan yang baru tiba tertawa puas mendengarnya. Dia menyodorkan dua cup jus kepada arvi dan Alvin. Sedangkan Rafi meminum bagiannya.

"Bawa celana dua?" Tanya Rafi.

"Bawa, celana basket tapi, biar lah." Ucapnya. Lalu beranjak dari duduknya untuk mengganti celana nya.

"Lo mau ke WC?" Tanya Evan.

Alvin yang ditanya mengangguk.

"Gue ikut," ucap Evan.

"Gue juga," timpal Rafi.

"Lah , gue?" Tanya arvi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 7 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

arviana 🍓(On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang