16,🍓humberger🍓

125 15 0
                                    

Arvi melangkahkan kakinya, sambil sesekali menendang batu kerikil yang tidak salah apa apa.

Jam pulang sekolah sudah berbunyi 30 menit yang lalu, Arvi kini pulang berniat dengan berjalan kaki.

Arvi juga merasa lega saat katanya elvano ada latihan basket, membuat Arvi harus pulang tanpa elvano.

Arvi bersenandung kecil, bukan karena Arvi tidak memiliki uang untuk menaiki angkutan umum atau transportasi lainnya.

Arvi hanya mengenang masa masa dulunya, yah... Arvi bersyukur, kali ini, hidupnya sudah terpenuhi.

"Ibu!" Teriak Arvi kepada seorang pedagang gorengan di pinggir jalan, namanya adalah Bu Mirna, Arvi dulu sesekali membeli gorengan kepada Bu Mirna, dan juga kadang ikut membantu bekerja saat SMP, karena Arvi yang memang butuh biaya ditambah tidak ada pekerjaan yang bisa dilakukan anak SMP.

Bu Mirna tersenyum melihat kedatangan Arvi, "kemana aja kamu vi? Udah seminggu nggak mampir kesini," ucap Bu Mirna.

"Hehe, maaf Bu, Arvi sibuk,"

Bu Mirna mengangguk paham.

"Maklum vi, tugas sekolah pasti banyak ya? Apalagi tugas SMA... Yah, kamu harus siap mental dan bisa ngatur waktu itu mah..." Ucap Bu Mirna, Arvi terkekeh.

"Iya Bu, kadang Arvi suka banyak ngeluh,"

Bu Mirna tersenyum, "gimana vi? Kamu masih kerja?" Tanya bu Mirna.

Arvi menggeleng.

"Alhamdulillah, Arvi lagi ada rezeki Bu, jadinya Arvi berhenti kerja hehe, mau fokus sama sekolah," ucap Arvi.

Bu Mirna mengangguk mengerti, dia menyodorkan sepiring gorengan cempedak kepada Arvi.

"Nih... Ibu traktir gorengan cempedak favorit kamu," ucap Bu Mirna.

Arvi tersenyum sumringah, "wihhh makasih Bu! Asik, udah lama nih gak makan gorengan cempedak dari Bu Mirna," seru Arvi memakan gorengan cempedak itu.

"Sekalian Bu! Coklat angetnya," ujar Arvi sambil nyengir menunjukkan giginya.

Bu Mirna terkekeh dan mengangguk, lantas dia menyiapkan coklat hangat pesanan Arvi.

"Wih! Enak nih gorengan!" Seru seorang remaja yang memakai seragam putih biru, dia mengambil gorengan milik Arvi tanpa seizin sang
Pemilik.

"Enak aja Lo main ambil gorengan orang!" Sarkas Arvi sambil menggeplak tangan remaja laki laki yang duduk di sampingnya.

"Shhh, kasar banget bang!"

"Ehhh reksa, kapan kamu kesini?" Ucap Bu Mirna, lalu dia menyimpan coklat hangat pesanan Arvi di atas meja.

Remaja usil yang tadi mengganggu Arvi, yang dipanggil reksa oleh Bu Mirna pun tersenyum kuda.

"Baru aja Bu! Tadinya mau langsung pulang, eh liat ka Arvi lagi makan gorengan, lumayan mau minta!" Ujar reksa membuat Arvi mendelik.

Reksa ini adalah remaja SMP yang tinggal di panti asuhan pelati, dulu juga Arvi kadang sering main dan membantu para pengurus panti disna.

Pertama kali bertemu dengan reksa, saat Arvi kelas 1 SMP, dan saat itu reksa kelas 5 SD, dia selalu mengikuti Arvi, dan ikut bekerja mencari uang.

Yah walau pekerjaan mereka hanya berjualan gorengan titipan Bu Mirna, namun mereka sangat bersyukur saat itu.

Reksa bekerja karena dia ingin bisa mandiri, dia tidak ingin selalu bergantung kepada para pengurus panti.

Padahal uang uang itu memang dari para pemerintah, yang diberikan khusus untuk anak anak yang membutuhkan, seperti anak anak yang tinggal di panti asuhan.

arviana 🍓(On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang