10,🍓 letak kesalahan 🍓

185 10 0
                                    

Selesai dengan aktivitas sekolahnya, Arvi melangkahkan kakinya menuju cafe dimana tempat ia bekerja. Setelah berpamitan dengan teman temannya tentunya.

Dan saat ini, arvi sudah siap dengan seragam khusus pelayan cafe. Dan arvi yang mendapat giliran sebagai kasir.

Kring kring!

Lonceng diatas pintu akan berbunyi ketika ada orang yang masuk kedalam cafe. Dan arvi akan menyambutnya.

"Hallo, selamat siang, selamat datang di cafe dream house." Dengan senyuman yang terukir indah, membuat senyuman nya tertular.

"Silahkan pilih menu yang diinginkan," ucapnya lalu arvi melihat pelanggan yang baru saja masuk.

"Eh?"

"Arvi?" Tanya orang itu.

"Yes dokter Mela cantik, arvi disini." Ucap arvi dengan kekehan, Mela terkekeh, dia mengusap Surai arvi gemas.

"Kamu udah sehat?"

"sehat dok," balas arvi.

"Bagus deh kalo begitu, tapi ko arvi kerja?" Tanya Mela.

"Hehe part time dok, hitung hitung ngumpulin uang sendiri," ucap arvi.

Mela terkekeh, dia melihat lihat menu.
Lalu menuliskan pesanannya diatas kertas pesanan.

"Saya pesen ini ya," ucap Mela.

"Ngomong ngomong Kaka kesini sama siapa?" Tanya arvi.

"Sama tunangan saya, tuh dia lagi duduk disana." Ucap Mela sambil menunjuk kesalah satu tempat duduk.

Arvi murung, dia menatap sendu kearah Mela, "yah... Udah punya tunangan, gak jadi jodoh arvi deh." Ucap arvi, Mela tertawa dia mencubit hidung arvi gemas.

"Ada ada aja kamu," ucapnya, arvi cengengesan.

"Yasudah, silahkan dinikmati ya ka, ntar pesanannya diantar," ucap arvi.

Mela mengangguk, "ditunggu ya..." Ucapnya dan pergi menghampiri tunangannya.

Lalu tiba tiba, seseorang mengusap pundak arvi, dia menatap arvi dengan prihatin. "Sabar ya," ucapnya, Rio namanya. Dia adalah mahasiswa semester satu, dan usianya terpaut 3 tahun dengan arvi.

"Iya nih ka, gak jadi berharap." Balas arvi.

✨ Arviana ✨

Arvi mengusap keringat di pelipisnya, arvi memasukan seragam pelayannya kedalam tas. Dan menggendongnya.

"Kak arvi pulang duluan!" Pamit arvi kepada para pekerja yang lain.

"Sip vi, hati hati dijalan." Balas salah satu dari mereka.

Arvi mengacungkan jempolnya dan berjalan keluar dari cafe, jam menunjukan pukul 21.30, arvi melangkahkan kakinya dengan perlahan. Namun suara seseorang membuat arvi menoleh.

"Arvi?" Tanyanya.

Arvi terkejut, bagaimana bisa edzard ada disini? Batinnya kebingungan.

"Ah, ayah?" Ucap arvi.

Edzard mendekat. Dia menatap arvi dengan mengintimidasi.

"Kenapa kamu masih diluar?"

Arvi mengerjapkan matanya.

"Oh... Arvi baru pulang bekerja,"

"Bekerja?"

"Emh..." Gumam arvi.

arviana 🍓(On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang