Sepulang dari pantai, kini mereka semua sudah berada di rumah untuk membersihkan diri dan beristirahat. Hari ini mereka banyak menghabiskan waktu bersama di pantai.
Annoy yang masih sibuk dengan ponselnya tiba-tiba dikagetkan oleh Mahes. Annoy menatap tajam, tapi yang di tatap malah tertawa melihat ekspresinya, dia merasa puas dengan reaksi Annoy.
"Ngapain sih? Dari tadi asik banget kayaknya." Tanya Mahes penasaran, ikut melirik ponsel Annoy.
Annoy tersenyum sejenak sebelum menunjukkan nya. "Ini lho, foto tadi yang di pantai, bagus-bagus semua, aku jadi ga tau mau posting yang mana." Jelas Annoy, menunjukkan beberapa foto yang sudah dia pilih sedari tadi, tapi masih bingung ingin memposting yang mana.
"Woah sebanyak itu? Sekali jepret langsung seribu." Ujar Mahes yang lebih salfok pada jumlah foto di galeri ponsel Annoy, padahal foto itu hasil mereka berada di pantai hari ini.
Annoy tertawa. "Iya dong, aku mau nyimpan banyak banyak." Sahut Annoy sambil kembali mengotak-atik ponselnya.
"Foto ini buat aku aja ya?" Ujar Mahes yang mengambil satu foto polaroid yang ada di atas tas Annoy.
"Nooo!! Mas Tala noooo!!! Itu punya Yana!!"
Annoy pelit, dia tidak mau membagikannya, tapi Mahes lebih dulu mengambilnya dan langsung kabur menuju kamarnya.
Mahes berlari seraya tertawa terbahak-bahak, hingga nyaris saja menabrak bungsu yang sedang fokus padag ponselnya.
"Uhg! Sorry little bro." Usai mengatakan itu, dia mengacak-acak rambut adiknya sekilas dan kembali berlari.
"Aduh, hampir saja dedek angit yang tampan ini mendapatkan rezeki, rezeki benjol."
langit menggelengkan kepala nya, hendak kembali melanjutkan aktifitasnya namun terhenti saat tiba-tiba kepalanya terasa sangat sakit. Sakit, sakit sekali. Langit ingin meminta tolong, tapi entah mengapa tidak ada seorangpun di rumah ini. Mas Tala, aa Jaya, teteh dan abang. Mama, Papa. Kemana?? Langit sakit.
***
Di kamar, Mahes meletakkan baju kotor nya di dalam keranjang kain kotor, kemudian kakinya melangkah menuju ke arah ranjang yang sudah dirindukan itu. Mahes merebahkan badannya di atas kasur. Dia merasa begitu lelah hari ini, energi nya serasa sudah terkuras banyak, tapi sekarang dia malah mengantuk.
Tapi sebelum Mahes beranjak untuk tidur, dia terlebih dahulu membersihkan dirinya. Foto polaroid yang dia ambil dari Annoy tadi, dia gantung di atas tali dengan penjepit foto yang ada di atas dinding.
Mahes tersenyum, banyak foto polaroid lainnya yang tergantung di atas dinding. Dia sengaja menggantung semua foto polaroid di atas dinding, katanya biar kamar nya tidak terlihat polos.
Tidak hanya foto-foto itu, tapi ada juga foto lainnya seperti foto idolanya dan poster. Dia menyukai grup K-Pop sejak tahun 2019 yang saat itu masih berumur 15 tahun. Entah apa awal mulanya dia bisa suka dengan dunia K-Pop.
Malam pun tiba, semua nya keluar dari dalam kamar untuk makan malam bersama. Disaat makan malam berlangsung dengan khidmat, tiba-tiba saja Langit mengeluarkan darah dari hidung nya. Hal itu membuat semua para anggota keluarga panik, terlebih Raden.
Jaya dengan buru-buru langsung mengambil tisu yang ada di ruang tamu dan memberikannya kepada Langit. Dia mengambilnya, menyumbat tisu itu kedalam hidung nya agar darah di dalam hidung nya tidak terus-terusan menetes.
Mama terdiam, masih syok atas apa yang terjadi. Tangan nya masih bergetar. Apa yang terjadi pada bungsunya? Kenapa hidungnya mengeluarkan darah? Papa yang melihat mama pun menggenggam tangannya dengan erat, upaya untuk menenangkan sang istri.
KAMU SEDANG MEMBACA
[01] Nawasena The Raden » Family Version [END]✓
Fanfictionjust a simple house with not many luxury items, but there are many features.