[08] NAWASENA THE RADEN

29 19 0
                                    

Tanpa banyak orang yang menyadari, sebentar lagi sudah pergantian tahun. Keluarga Raden kini tengah menyediakan beberapa bahan makanan dan alat makan. Malam ini mereka berencana untuk merayakan pergantian tahun dengan berpesta kecil di depan rumah.

Awalnya keluarga itu ingin jalan-jalan malam untuk melihat perayaan pergantian tahun yang sering dilakukan setiap tahunnya. Tapi mengingat kondisi Langit yang lagi sakit parah membuat semua anggota keluarga itu membatalkan rencana tersebut.

Di halaman rumah terlihat Mahes dan Raden yang tengah menghidupkan api untuk memanggang dua ayam yang sebelumnya sudah diberi bumbu, Annoy dan Nanta tengah sibuk pada petasan yang mereka beli tadi sore bersama dengan Jaya. Sedangkan sang ayah sibuk menata alat makan di atas meja kecil.

Setelah semua kayu itu terbakar hingga menyisakan bekas kayu bakar, barulah raden menambahkan beberapa arang. Setelah nya Mahes mengambil tempat panggang beserta ayam dan menaruh nya di atas arang tersebut hingga matang.

Beberapa menit telah berlalu, akhirnya semua makanan memenuhi meja kecil itu. Annoy dan Nanta sudah berada di sana, begitu juga dengan Jaya.

Jam sudah menunjukkan pukul 23.50 PM. 10 menit lagi pergantian tahun akan terjadi. Di tengah mereka sedang mengisi piring mereka masing-masing dengan makanan yang ada di atas meja, tetiba Langit sudah berdiri di depan pintu dengan keadaan lemas dan pucat pasi.

Sang ibu langsung mendekati nya, menuntun Langit untuk berjalan dan duduk di sebelahnya.

"Kenapa ga istirahat aja di kamar?" Tanya Mahes, menatap kearah Langit.

Langit tersenyum. "Males di kamar mulu, ga seru." Jawab Langit.

"Kepalanya masih sakit?" Tanya sang ibu sambil mengelus kepala Langit dengan sangat lembut.

"Masih terasa sedikit." Ujar Langit.

"Makan dulu, terus minum dan langsung istirahat, jangan lama-lama di luar, ntar masuk angin lagi." Ujar Raden sembari mengisi satu piring dengan beberapa makanan dan menyodorkannya di depan Langit.

Langit hanya menatap tanpa berkata apapun, menyandarkan kepalanya pada bahu Nanta yang ada disampingnya. Sejenak kemudian Jaya membuka suaranya.

"Bener kata bang Dhanu, banyakin makan sama istirahat juga, biar kamu cepat sembuh." Ujarnya sambil melepaskan jaket yang dia pakai dan memakaikannya ke Langit agar dia tidak kedinginan.

Memang jam segini dingin nya kerasa banget, apa lagi sudah tengah malam. Sang ibu yang melihat respon anak-anak nya itu terhadap adik nya membuat nya tersenyum. Terkadang perlakuan kecil seperti itu membuat suasana di rumah itu begitu damai dan bahagia.

"Engga mau aa, dedek mau di sini aja, mau lihat kembang api juga." Ujarnya sambil mengerucutkan bibirnya dan memeluk Nanta dengan erat.

"Ini kita bisa liat kembang apinya kan dari sini?" Tanya Nanta yang sudah tidak sabar.

"Bisa, kalo ga bisa tuh kita punya kembang api sendiri." Sahut Annoy sambil memakan makanannya.

Semua orang memakan makanan mereka masing-masing. Tepat di waktu yang sama, tiba-tiba ada empat orang yang datang ke rumah mereka secara bersamaan. Hal itu membuat semua orang di sana menoleh ke arah empat orang itu.

"Kak Ravin?" Ujar Annoy yang kaget tapi sejenak kemudian dia merasa senang. Namun Ravin hanya tersenyum manis kearahnya.

"Waduh, kalian datang barengan ini?" Tanya Nanta.

"Ga kok, tadi kita ga sengaja ketemu di persimpangan jalan." Jelas seorang gadis yang berada di samping Ravin.

Nanta hanya ber-oh saja. Melihat kedatangan teman-teman dari anak-anak nya, wanita paruh baya itu langsung mengajak mereka untuk ikut makan bersama di sana. Dan dengan senang hati mereka menerimanya.

[01] Nawasena The Raden » Family Version [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang