Happy Reading !
• • •
Sean memelankan laju motornya saat memasuki halaman sebuah rumah besar bernuansa minimalis tropis. Baru saja dia turun dari motor dan melepas helm, seorang wanita cantik keluar dari dalam rumah bersama anak kecil yang berlari kearahnya.
"Mas Sean!!"
"Hai, superhero!"
Tangan kuat Sean langsung menangkap tubuh sang adik untuk kemudian dia bawa dalam gendongannya. Aksara Reagandhi atau biasa dipanggil Aksa adalah adik Sean yang baru saja masuk TK.
"Akhirnya kamu inget pulang juga. Jarak tempuh Jogja ke Semarang itu sehari ya, sampe kamu jarang banget pulang ke rumah?" sindir sang ibu mengulurkan tangannya, memberi isyarat minta di salami.
Sean tersenyum lantas menyalami tangan sang ibu, kemudian mencium pipi wanita cantik itu. "Maaf, Bu. Sean sibuk sama tugas kuliah," katanya.
Arumi tersenyum teduh, mana bisa dia marah pada anaknya yang tampan ini. Dan detik berikutnya mereka masuk ke dalam rumah, berniat untuk makan malam.
"Gimana kuliah kamu? Lancar?"
"Lancar, Bu. Kerjaan Ibu gimana? Lancar atau ada keluh kesah yang mau di bagi sama Sean?"
"Lancar kok, kamu gak perlu mikirin Ibu, Yan. Cukup pikirin diri kamu sama masa depan kamu," ucap Ibu.
"Kalo bukan Sean, siapa lagi? Maaf karena jarang ngabarin."
Ibu tersenyum dan mengangguk, "Gak apa-apa, le."
"Mamas!" Aksa menepuk-nepuk paha Sean karena kebetulan mereka duduk bersebelahan. "Ibu sekarang suka bohong tau," adunya.
"Eh? Kok Aksa ngomong gitu, Nak?" Ibu terlihat bingung tak terkecuali Sean.
"Ibu tuh selalu bilang bakal ajak Aksa jalan-jalan sore, tapi Ibu seringnya pulang malem." Bocah itu melipat kedua tangan dan memalingkan wajahnya. "Hmph... Aksa suka kesal karena ibu bohong terus."
Melihat sang adik terlihat menggemaskan, Sean berusaha untuk tidak tertawa. Tapi kemudian dia dengan lembut berkata, "Coba jawab pertanyaan Mas."
Aksa menoleh, menatap serius wajah Sean yang juga menatapnya. "Jawab apa?"
"Siapa yang kalo ke minimarket suka minta beliin hotwells?"
"Aksa."
"Yang suka jajan eskrim?"
"Aksa."
"Yang suka minta beliin cilung, baso aci, martabak, bubur ayam, siapa?"
"Umm... Aksa."
Sean tersenyum, "Itu tandanya Ibu gak bisa main sama Aksa karena harus kerja biar punya uang yang banyak buat beli apa yang Aksa mau," ucapnya menyentuh ujung hidung mancung sang adik.
Bocah itu tampak berpikir dan menoleh ke arah Ibu yang hanya tersenyum teduh. "Ibu kerjanya lama, Aksa bosan main sama Mbak Mira terus..." katanya menyebut nama asisten rumah tangga mereka.
"Maafin Ibu ya, Aksa? Sebisa mungkin Ibu bakal kosongin waktu buat kamu," ujar Ibu terdengar lembut sekali.
Aksa hanya tak menjawab tapi kepalanya mengangguk. Arumi merasa bersalah karena tidak bisa mengatur waktu untuk anaknya yang masih kecil. Masa di mana Aksara masih haus akan perhatiannya.
"Mas bakal lama di sini kok, nanti kan bisa main bareng Mas," celetuk Sean mengusap kepala sang adik yang langsung mendapat respon semangat dari bocah itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAY : with Malioboro
Teen Fiction"Emang jodohnya kita tuh di Yogyakarta!" --- Pilihan tepat bagi Sean yang berangkat ke Yogyakarta untuk melanjutkan kuliahnya, sebab di sana dia malah dipertemukan dengan teman masa kecilnya. Sean, Ares, dan juga Yoga dulunya teman sekelas sewaktu S...