Setelah kejadian dimana Yoshi menghilang 2 bulan yang lalu, kini Yoshi memilih untuk menyudahi pekerjaanya dan menemani Isagi berleha-leha.
"Yoichi, kira-kira menurutmu saja, kita itu apa?" Yoshi memandangi langit yang mulai berubah menjadi kerlap kerlip dimalam hari. Baik Yoshi maupun Yoichi kini hanya duduk diam dibawah sinar rembulan yang mulai menerangi mereka.
Sejak kejadian dua bulan yang lalu itu terjadi, Yoichi sering mengalami mimpi-mimpi yang aneh, sementara Yoshi semakin sakit dari hari ke hari. Mereka berdua mulai curiga, ditambah sedari dua bulan yang lalu hingga sekarang orang yang mereka sebut sebagai Ayah itu tak kunjung pulang.
Isagi memandang Kakaknya itu, surai hitam navynya benar-benar mirip dengan miliknya, "Aku tidak tau, Kak."
Kai sudah sebulan ini hilang tak dapat dilihat. Ia yang biasanya selalu menemani Isagi dikala ia sedang bosan itu kini tak ada, mungkin sedang bersama kekasihnya.
Omong-omong soal Kaiser, Isagi baru mengetahui bahwa ternyata pemuda berambut blonde itu ternyata sudah berbeda. Jika diperhatikan lebih mendalam, Isagi dapat melihat perbedaan signifikan pada dirinya itu. Kai yang dulu sangatlah lembut, penuh senyum serta ceria. Namun Kai yang sekarang terkesan cabul dan aneh.
Tidak hanya Kai saja yang aneh, hidupnya juga mulai aneh. Isagi tak buta untuk merasakan sesuatu yang sepertinya mulai tumbuh diperutnya ini—ia hanya takut, takut untuk mengucapkan sesungguhnya yang ia rasakan.
Ia tak bodoh untuk tidak mendengar apa yang makhluk-makhluk didalam hutan itu ucapkan. Ia adalah seorang darah suci. Dan Kai, adalah seorang Vampire.
Dia juga tak sebegitu bodohnya untuk tidak mengerti apa arti-arti mimpi yang selama ini ia alami. Inti dari masalahnya saat ini adalah, Isagi sedang hamil anak seorang Vampire dan ternyata ia adalah seorang darah suci.
Entah kesalahan apa yang ia lakukan di kehidupan sebelumnya hingga mendapatkan masalah seperti ini.
"Nyonya," Ucap seorang pemuda tegap dengan kulit sepucat salju itu. Kaiser mengecup lembut telapak tangan sang Nyonya, mata penuh damba itu sepenuhnya tersihir dengan kecantikan sang Nyonya.
Nyonya mengelus sayang surai indah milik pemuda didepannya ini, "Kai.. apa kau sudah mempersiapkannya? Anakku."
Kaiser tersenyum sumringah, "Tentu saja, Ibu."
"Dad!!" Kaiser tersenyum hangat ketika melihat Selena dan putranya.
"Hey, son! Bagaimana sekolahmu tadi?" Tanyanya sembari menggendong dan mengecup sayang pipi tembam anak tunggalnya ini. Mata sebiru lautan itu terbuka lebar, memancarkan senyuman menawan khas anak umur empat tahunan.
Mendusel pelan, sang putra menjawab dengan binar, "Ma Ena tadi mengajak Ken main dipasir loh Dad!" Selena mengecup pelan kening anak itu. Terkekeh lembut sembari mengelus secara reflek perut buncit miliknya.
"Ya dia merengek terus menerus ingin bermain," balas Selena dengan nada gemas disuaranya.
Umur kandungan Selena sudah menginjak sembilan bulan sekarang, hplnya mungkin sekitar seminggu dari sekarang.
Ia tak menyangka akan hidup seperti ini setelah kejadian itu. Nyonyanya juga sudah sehat, menghadiri pernikahannya yang diselenggarakan dua tahun yang lalu.
Bagaimana dengan Yoichi? Entah kemana perginya pria itu setelah bertahun-tahun menghilang dengan sang kakak. Yang jelas, hidupnya sekarang sudah bisa dikatakan normal.
The End aja ga sih, maaf sedikit, masih memikirkan skakmat

KAMU SEDANG MEMBACA
NAOYA EQUILS |KaiSagi|
RandomMendengar bahwa tetangganya yang dulu kembali datang, Isagi dengan senang menyambutnya kembali. Menjalin pertemanan lama yang sempat terlepas, namun selain tetangganya yang kembali.. Ada perubahan lain. Perasaannya terhadap tetangganya semakin lama...