"bagaimanapun keadaannya kalau udah cinta gada yang bisa ngehalang , kecuali Tuhan":)
"Aku mau minta izin , soal anak om Septian temen daddy" Kasih langsung menanyakan tentang itu .
"Minta izin apa ?" Tanya Raymold di seberang
"I want to help Mr Septian , dia butuh bantuan aku buat ngerawat anaknya karna katanya cuman aku yang bisa nenangin dia saat penyakit OCD atau depresinya kambuh I need your permission daddy" Kasih berbicara panjang dan diakhiri kata memohon .
Mengapa , Kasih bertanya pada dirinya mengapa dia sangat ingin sekali ayahnya mengizinkan dirinya untuk merawat Tristan .
Kasih menunggu jawaban dari ayahnya yang hanya bergumam ."-emm"
"dad , boleh gak ? I need permission Dad" suara rengekan itu membuat Raymold kini tertawa yang kasih pun malah mengikuti tawa itu.
"Apa reaksi dia kalau lagi kambuh ? Dia gak lempar barang atau mukul orang sekitarnya kan ?" Tanya Raymold , dia sangat takut jika anak perempuan satu-satunya itu terluka .
"Selama seminggu dirumah sakit ini , kalau OCD atau emosinya lagi gak terkendali dia suka ngejauh dari orang-orang dad dia selalu bilang takut nyakitin orang yang disekitarnya" diseberang sana Raymold mengangguk tanpa kasih tau .
"Aku gak pernah liat dia marah-marah sampai lempar barang atau apapun tapi aku usahain jaga diri aku juga kok dad yaaa--" dengan kalimat yang panjang telah disampaikan oleh kasih pada ayahnya.
Terdengar helaan nafas yang sedikit kasar dari seberang , Kasih kini menggigit bibirnya menunggu jawaban ayahnya . Karna dia tau bahwa ayahnya itu sangat cemas pada gadisnya ini .
Bahkan saat Kasih meminta izin untuk melanjutkan perguruan tinggi jurusan psikolog itu butuh waktu lama untuk Raymold mengizinkannya .
Banyak sekali resiko yang harus diambil oleh psikiater seperti kasih , harus sabar dengan perilaku pasien yang bertindak kasar karna emosi mereka yang tidak terkendali .
Itu yang Raymold takutkan sampai akhirnya karna rengekan anak kesayangannya itu membuat Raymold luluh dan mengizinkannya .
"Iya boleh , tapi--" Pembicaraan Raymold yang dipotong sengaja membuat kasih mengernyitkan keningnya .
"Tapi kenapa dad ?" Tanya kasih dengan lembut sembari menempelkan handphonenya semakin dekat ke telinga takut-takut tidak terdengar suara diseberang .
"Daddy khawatir" suara laki-laki paruh baya itu kini sedikit serak dengan suara pelan .
"Kalau Daddy gak ngizinin gapapa kok , biar nanti aku bilang sama om Septian" ucap kasih karna dia juga takut jika ayahnya malah stress karna cemas memikirkan keselamatannya .
Helaan nafas itu kini terdengar lagi oleh kasih , kasih memejamkan matanya dan akan menerima apa yang disampaikan ayahnya .
"Boleh , tapi kalau kamu rawat Tristan pasti 24 jam kan ? Emang kamu rela ninggalin kerjaan kamu yang kamu suka itu dan fokus rawat Tristan ?" Akhirnya Raymold memberikan izin pada Kasih namun tetap dengan tuntutan pertanyaan yang belum terpikirkan oleh Kasih .
Giliran Kasih sekarang yang terdiam , laki-laki itu menggemaskan rasanya Kasih tak ingin sehari absen tak melihatnya . Tapi bagaimana dengan karirnya yang sudah lama dia tempuh dengan susah payah .
Saat Kasih hendak menjawab malah Raymold yang lebih dahulu berbicara .
"Jangan pikirin itukan RS Daddy kapanpun kamu mau tugas lagi disana terserah kamu , sekarang kamu kayaknya tetep mau rawat Tristan jawab Daddy hitung""1-2-3 sampai 5 yaa ulang lagi atau terusin 1-2.."
Karna hitungan Raymold membuat Kasih langsung menceploskan jawabannya ."Aku mau rawat Tristan" -oupp , Kasih langsung menutup mulutnya saat menentukan pilihannya yang sudah dipikirkan baik dan anehnya itu yang keluar .
"Sana gih ngomong sama om Septian kamu bakal rawat Tristan dirumahnya" ucap Septian dengan tawa yang muncul di ujung kalimatnya .
"Thank you Daddy i love you so much" tanpa berbicara lagi Kasih langsung menutup telponnya itu . Mengapa bibir kasih sekarang tidak bisa berhenti tersenyum , blush-on murni itu keluar lagi saat Kasih melihat di camera handphonenya .
Tidak terasa Kasih mondar-mandir kesana kemari sambil tersenyum dan sesekali membungkam mulutnya dengan kedua tangannya .
"Tristan sudah sehat , dia sudah diperbolehkan untuk pulang saya juga ikut" kasih berlagak seperti dokter yang sedang berbicara pada keluarga pasien lalu berdecak geli pada dirinya sendiri .
Kasih makin-makin nih sama Tristan , emang kalau udah cinta mau yang dicintainya keadaan gimanapun bodo amat pokoknya cinta ya cinta
Komen yuk guys , nungguin gak nanti pas part Kasih sama Tristan
Couplenya mau dinamain apa nih aku butuh komen kalian sebanyak-banyaknya and jangan lupa vote