pikiran yang dihantui

76 27 5
                                    

"mungkin dulu saya pantas untuk dicintai , tapi sekarang saya benar-benar tidak pantas untuk dicintai"
~tristan wirahardja

Air yang ada di kolam itu sangat jernih namun saat Tristan memasukan kakinya pada kolam itu , airnya langsung meleburkan bayangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Air yang ada di kolam itu sangat jernih namun saat Tristan memasukan kakinya pada kolam itu , airnya langsung meleburkan bayangan .

Kolam yang cukup besar di dekat taman yang berada di belakang rumah , Tristan sedang terduduk sambil memainkan air . Sangat bosan hari ini , saat waktu itu Tristan sudah sangat di tidak bolehkan keluar dari rumah karna keadaannya .

Hari ini Kasih sedikit telat datang ke rumah karna ada yang perlu di urus di rumah sakit , susu serta roti tawar yang sudah di olesi dengan selai kacang kesukaannya yang diantarkan oleh Rania sambil menghampiri Tristan yang berdiam di sisi kolam .

Anginnya cukup kencang sekarang , membuat kulit sedikit bercucuk karna angin yang menyentuh sedikit menusuk pagi ini . Embun sudah hilang saat waktu tepat pukul 06.00 dan matahari baru muncul yang sedari tadi hanya berdiam di belakang awan .

Tristan tersenyum manis pada Rania membawa roti tawar itu lalu memakannya sembari dilanjutkan dengan meminum susu , tegukan yang membuat jakunnya bergerak ke bawah dan ke atas .

Rania senang melihat anaknya yang kini jauh lebih baik , Rania tidak pernah tau bahwa setiap malam Tristan selalu terjaga dari tidurnya karna takut akan mimpi yang buruk datang padanya .

Tristan melarang Kasih untuk memberi tahu kepada mamanya agar mamanya tidak khawatir , setiap malam anggukan kasih yang masih ragu untuk merahasiakannya .

"Pagi Tristan , Tante ." Suara lembut itu langsung terdengar oleh Tristan dan kakinya langsung naik dan menghampiri Kasih . Rania hanya terdiam sambil menggelengkan kepalanya melihat anaknya yang berlari seperti anak kecil menghampiri Kasih .

"Tumben ke luar" ucap Kasih sambil menyentuh dahi Tristan memeriksa karna kesehatannya yang menurun membuatnya rentan terkena demam .

Kasih tersenyum juga ke arah Rania , "jangan lama-lama diluarnya anginnya kenceng" lalu Rania pamit pergi dari sana dan meninggalkan mereka berdua .

Tristan mengangguk mendengar perintah mamanya itu , paper bag yang agak besar dijinjing lalu digoyangkan oleh Kasih .

Memegang tangan Tristan mengajaknya untuk masuk ke rumah karna tubuh Tristan yang sedikit lebih dari hangat dan juga tidak panas membuatnya khawatir Tristan tiba-tiba demam lagi .

Saat hendak ke ruang tamu , Tristan dan Kasih melewati kamar pembantu yang terdengar seperti ada suara alarm .

Suara alarm yang nyaring membuat kepala Tristan langsung berdenyut-denyut dan nyeri pada bagian dada kirinya , Tristan terduduk ke lantai berwarna cokelat itu sambil menundukkan kepalanya sembari memegang erat sakit kepalanya .

OPPORTUNITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang