Tristan , Kasih , Rania dan Septian sedang makan pagi bersama . Rasanya Kasih seperti sudah menjadi bagian dari mereka , Kasih memperlakukan orang tua Tristan dengan baik juga . Mood nya hari ini sedang bagus karna saat malam kemarin Tristan dan dirinya bermain dipameran malam sampai hal yang tidak diduga membuat kasih tak berhenti tersenyum bahkan tak bisa tertidur saat malam hari tadi.
Malam kemarin sekitar pukul 19.00 tepat pada waktu itu kasih mengernyitkan keningnya melihat sebuah kotak berwarna hitam memperlihatkan sebuah cincin yang berdiam didalam kotak itu.
Malam yang indah dengan bulan yang bersinar lebih terang dari biasanya karna tanggalnya tepat pada bulan purnama , bintang pun saling menyalakan dirinya masing-masing untuk menghias malam ini. Lampu kelap-kelip yang berada ditempat itu menambah suasana menjadi semakin menyenangkan.
Semua orang yang awalnya acuh dan fokus pada dirinya masing-masing kini terdiam melihat mereka berdua , karna Tristan jongkok dengan satu kaki yang ditekuk kedepan dan satu tangannya yang menyodorkan sebuah kotak cincin yang sudah ia beli sejak lama.
"Do you want to be someone special in my heart ?"
Seketika keadaan malah semakin sunyi seperti menunggu respon atau jawaban dari kasih yang masih berdiam diri dan tiba-tiba ada orang pekerja pameran memutar lagu janji suci - Yovie and Nuno.
♪♪♪
Dengarkanlah wanita pujaan ku
Malam ini akan ku sampaikan
Hasrat suci kepadamu , dewiku
Dengarkanlah kesungguhan iniAku ingin .. mempersuntingmu
Tuk yang pertama dan terakhir
♪♪♪Semua bersorak seakan-akan mereka ikut andil dalam suasana canggung ini — Terima , terima , terima ...
Kasih masih terdiam menahan agar dirinya tidak menangis terharu , Kasih melihat ke semua orang yang mengelilingi mengitari mereka lalu sorotannya kembali kepada Tristan yang tersenyum dengan mata yang memiliki sabit malam itu
Kasih tersenyum mengangguk sambil menyodorkan tangannya , menggoyangkan jari jemarinya agar Tristan cepat-cepat memasukkan cincin itu pada salah satu jarinya , sontak semua bertepuk tangan sampai kasih merasa sedang dalam dunia film drakor yang romantis dengan sorakan para penonton karna peran utama mulai menjalani awal hubungan yang pasti.
Ingatan kasih masih memutar dikejadian semalam sambil sekejap melirik Tristan yang berada disampingnya pun sama-sama melirik secara bersamaan.
"Ada apa ? Kayaknya ada yang beda , kayak keliatan bahagia gitu dari raut wajah kalian" Pertanyaan Rania sontak membuat Kasih tersedak dan Tristan langsung melihat Kasih , mendiamkan batuknya reda lalu baru memberinya minum — Romantisme mulai bermunculan membuat Rania dan Septian tersenyum. Ahaha sepertinya mereka akan merestui jika Kasih dan Tristan bilang kalau ada hubungan spesial antara mereka berdua.
Sampai nada dering handphone milik Septian berbunyi mengaburkan topik awal mereka , sekejap terdiam agar telpon yang diangkat terdengar jelas oleh Septian.
"Selamat pagi Raymold , apa kabar ?"
Mereka hanya mendengar percakapan Septian saja tidak dengan penelpon yang berada di seberang karna suaranya sengaja tidak di loudspeaker oleh Septian.
"Saya ada meeting untuk pagi hari , kalau siang saja bagaimana ? Baik , oke" sepertinya telpon itu sudah selesai karna Septian tersenyum kepada semua lalu kembali memakan sebuah masakan yang ada di piringnya.
Mengapa Kasih tak enak hati sekarang saat mendengar nama ayahnya dilontarkan oleh Septian barusan , apalagi saat terdengar sepertinya mereka akan bertemu berduaan hari ini.
Kasih sampai kehilangan selera makan sekarang , rasanya tak bisa untuk senang sehari saja karna hubungannya dengan Tristan yang berbeda. Pertanyaan berterbangan sekarang , bagaimana jika Daddy membuka rahasia itu sekarang ? Apakah tidak akan merusak hubungan dirinya dengan keluarga Tristan terutama dengan Tristan ?
Kasih berdiri sambil tersenyum kepada Septian dan Rania lalu dia pergi tanpa melihat ke arah Tristan sedikitpun.
Membuat Tristan mengernyitkan dahinya tak mengerti mengapa tiba-tiba Kasih terlihat sedikit muram saat setelah Ayahnya ditelpon oleh Raymold.
"Kemana ? Mah pah aku mau nyamperin Kasih ya" Kini Tristan pun pergi mengikuti langkah Kasih yang maish terlihat oleh matanya.
Saat Kasih hendak memencet tombol untuk menelpon Raymold tiba-tiba langsung tidak jadi karna Tristan memanggilnya dari arah belakang.
"Ada apa ? Kok tiba-tiba pergi ?" Tangan Tristan langsung menggenggam kedua tangan Kasih yang kini terasa dingin , secepat itu reaksi tubuh Kasih saat dirinya merasa cemas.
"Kenapa Kasih ? Aku gak enak hati kamu tiba-tiba pergi begitu aja tadi setelah papah nelpon dokter Raymold ? Kenapa ?" Keadaan berbalik sekarang , biasanya Tristan yang bersikap seperti ini kenapa sekarang Kasih yang terdiam seribu bahasa tanpa bereaksi sedikitpun untuk meringankan semua pikiran buruk dari Tristan.
"Maaf , mau cerita ?" Tristan tersenyum melihat wajah Kasih yang terlihat cantik hari ini dengan rambut berwarna coklat muda itu dan riasan wajah yang natural.
Tristan menyingkirkan rambut Kasih yang berada menghalangi wajah Kasih dengan lembut menyimpannya di sela-sela telinga membuat detak jantung kasih berdebar kencang sekarang — Apa ini ? Tidak adil jika Kasih memperlakukan lembut membuat detak jantung Tristan kembali normal saat Tristan mengalami depresi tapi sekarang , Keadaan Kasih sedang tidak baik-baik saja dalam pikirannya dan saat Tristan bersikap lembut seperti tadi membuat detak jantungnya malah semakin kencang.
Kasih menggelengkan kepalanya menjawab satu pertanyaan yang berada diakhir tadi , kini mereka berada tepat dipinggir mobil milik kasih berada tanpa ada siapapun disana mereka berbicara dengan pelan.
"Kamu bakal terus kayak gini kan ? Aku gak tau tiba-tiba aku gak enak hati , tolong ngomong sekali lagi kayak semalem" Pinta Kasih pada Tristan untuk mengingat percakapan mereka semalam.
"I'm here to love you and always here for you" Ucapan itu benar-benar membuat Kasih merasa snagat tenang dari pikiran yang kacau tadi.
"Thank you , aku butuh pelukan kamu tapi gak disini takutnya keliatan sama mamah papah kamu" ucapnya sambil malu-malu dan suaranya yang berbisik.
"Kenapa takut ? Kan cuman pelukan ?" Senyuman Tristan langsung ditolak oleh Kasih dengan menggelengkan kepalanya.
Lalu Kasih berlari dengan gaun yang terlihat fit dengan tubuhnya membuat Tristan sedikit khawatir Kasih terjatuh.
"Jangan lari-larian mau kemana ?" Tanyanya sambil berlari mengikuti Kasih juga.
"Ke taman belakang" Teriak kasih.
... bersambung