New Circle | JAEMREN

EMPAT

Dengan segala keberanian yang ada didadanya, Renjun berdiri "NA JAEMIN, SEMANGAT! KALIAN PASTI MENANG"

       Tadi adalah teriakan ternyaring yang pernah Renjun lakukan dihidupnya. Saat ini ada banyak pasang mata menatap ke arah Renjun namun Renjun tetap fokus menatap Jaemin. Renjun sudah terlampau malu untuk peduli, yang terpenting baginya adalah Jaemin kembali fokus. Mata keduanya bertemu, Jaemin tersenyum simpul lalu mengangguk yakin kepada Renjun.

Tidak disangka para pendukung dari Neo HS mulai bersorak, terpancing oleh Renjun.
"Jaemin! Jaemin! Jaemin! Jaemin!".

       Suara peluit kembali terdengar, sebagai tanda untuk tim Neo harus melakukan service yang membuat penonton kompak berhenti bersorak dan kembali fokus pada pertandingan. Dua orang di kanan Renjun dibuat terkejut dengan tindakannya barusan, Donghyuck bahkan tidak sadar membentuk O besar dengan mulutnya dan Chenle hampir menjatuhkan rahangnya jika saja rahangnya bongkar pasang seperti robot.

"Wow! Renjun ge ternyata lo bisa teriak senyaring itu." ucap Chenle takjub.

       Donghyuck kehabisan kata, dia tidak menyangka Renjun bisa bertindak seperti tadi. Renjun sibuk menutup kedua pipinya yang panas dan memerah karena malu. Lagi-lagi suara peluit terdengar, satu point tambahan lagi untuk tim Neo. 20-22 untuk tim Neo. Renjun, Donghyuck dan Chenle otomatis bersorak bersama pendukung yang lain.

       Sementara di lapangan para pemain kembali saling merayakan dan mengingatkan. Jaemin tersenyum, akhirnya ia kembali berhasil membuka peluang bagi timnya dan membaca alur permainan lawan. Pikiran Jaemin kembali fokus, dirinya yang jago menebak gerak lawan telah kembali.

"Good job, Na. Pertahankan" ucap sang kapten, Mark Lee.

       Jaemin mengangguk kemudian menatap kearah tribun tepatnya menatap Renjun yang tersenyum padanya sambil mengacungkan jempol. "Cute" celetuk Jaemin lalu tersenyum bangga.

       Jeno yang berada di dekat Jaemin menyadari mata fokus bak elang Jaemin sudah kembali, itu artinya tidak akan ada yang luput dari perhitungan Jaemin. Jeno yakin mereka dibabak kali ini akan menang. Jeno tidak tau hubungan apa yang terjalin antara Jaemin dan Renjun, tapi ia bersyukur melihat Jaemin jadi kembali kuat karena Renjun dan Renjun pun berteman dekat dengan seseorang yang Jeno kenal sangat baik. Setidaknya bersama Jaemin, Jeno yakin Renjun akan baik-baik saja. Jeno tidak akan lupa dengan perkataannya pada kakak sepupu Renjun, bahwa ia akan mengawasi Renjun agar baik-baik saja di sekolah. Jeno akan pastikan Renjun tidak akan pernah dikucilkan seperti yang Renjun alami di sekolah lamanya. Sekalipun tidak ada Jeno, pacar Jeno-Donghyuck yang akan berdiri paling depan membela Renjun jika terjadi hal buruk.

       Sementara di bangku penonton, Chenle menatap penuh selidik bergantian Renjun dan Jaemin sedangkan Donghyuck sudah bosan melihat sikap ambigu diantara Renjun dan Jaemin. Dimana Renjun dan Jaemin berteman tapi sikap mereka membuat orang lain berpikir ada sesuatu yang lebih.

       Pertandingan berakhir sesuai dugaan Jeno. Tim Neo menang dengan poin akhir 26-24. Selesai menonton pertandingan trio Ren-hyuck-le tidak langsung pulang, Donghyuck tentu ingin memberi ucapan selamat secara langsung untuk pacar dan sahabatnya, Chenle kepada Sungchan dan Renjun kepada dua teman baiknya.

       Sesampainya di depan ruang club voli, sudah ada Jeno yang menunggu Donghyuck dengan tangan terbuka. Donghyuck langsung masuk ke dalam pelukan pacarnya. Melihat tingkah PDA(public display of affection) Donghyuck dengan Jeno adalah hal biasa bagi Renjun dan Chenle yang sudah paham betul gaya berpacaran Donghyuck.

"Kamu keren banget, babe." ucap Donghyuck bangga lalu mengecup pipi Jeno, tangan Jeno masih memeluk pinggangnya.

"Makasih supportnya, sayang. Semua berkat kamu, si pemilik lucky charm." ucap Jeno sambil tersenyum tampan.
Donghyuck menyikut pelan perut Jeno karena jengah mendengar candaan aneh Jeno yang selalu menyebut teriakan Donghyuck sebagai lucky charm.