DELAPAN

1K 80 0
                                    

       Renjun sulit untuk fokus selama pelajaran berlangsung, bagaimana bisa ia fokus kalau Jaemin sedang sakit dan berada di klinik sekolah. Haebom dan Yangyang yang sempat mengantar sudah kembali. Tadinya Renjun ingin menawarkan diri tapi keraguannya membuat Yangyang yang lebih dulu berinisiatif menawarkan diri. Saat bel tanda istirahat berbunyi, Renjun bergegas menuju klinik.

"Siang, dok" ucap Renjun saat membuka pintu klinik sekolah dan melihat ada dokter jaga.

"Siang. Ada yang bisa saya bantu?" jawab sang dokter ramah. Seorang dokter muda cantik bernama Irene.

"Saya ijin mau jenguk teman yang tadi baru masuk, dok."

"Oh, murid atas nama Na Jaemin ya?"

"Iya betul itu dia, dok.
Kalau boleh tau teman saya kenapa ya, dok?"

"Temanmu deman tinggi dan katanya tadi pagi gak sempat sarapan makanya sampai bisa pingsan. Itu anaknya ada di kasur paling ujung dan masih perlu istirahat dari belajar."

"Oh pantas. Kalau begitu saya permisi datangin teman saya, dok." ucap Renjun sopan.

"Eh tolong sekalian dibujuk temannya buat makan lagi ya. Tadi sudah saya suruh makan tapi keliatannya cuma dua sendok yang dia makan. Buburnya ada ditermos sana, bisa kamu ambil lagi.
Dan saya mau minta tolong, titip temanmu sebentar. Kalo ada apa-apa, langsung panggil saya di ruang kepala sekolah." ucap bu dokter yang bertanggung jawab atas menjaga klinik.

       Di sekolah mahal seperti Neo HS wajar jika memiliki fasilitas memadai, tenaga pengajar yang kompeten, tenaga kesehatan professional yang bertugas menjaga klinik dan dapur sekolah yang menyediakan menu catering sehat serta selalu siap menyediakan bubur sehat bagi siswa sakit yang membutuhkan.

"Bisa, dok"

"Oke, makasih ya"

"Sama-sama, dok"

.

       Renjun mendatangi Jaemin yang tampak tertidur. Renjun berdiri di samping Jaemin dan menyentuh kening Jaemin lalu keningnya sendiri. Meski sudah tidak panas, suhu tubuh Jaemin lebih hangat daripada manusia normal–suhu tubuh Renjun saat ini. Renjun lalu mengecek suhu lengan lalu menggenggam tangan Jaemin, semuanya cenderung lebih hangat. Tanpa melepas genggamannya, sebelah tangan Renjun mengusap rambut Jaemin ke belakang dan saat itulah mata Jaemin terbuka dan ia tersenyum lebar.

"Eh" Renjun kaget dan langsung menarik tangannya cepat, namun tangan yang menggenggam tidak dilepaskan oleh Jaemin. Renjun coba tarik tangannya lagi tapi Jaemin enggan melonggarkan genggamannya sedikitpun. Renjun mencoba memaklumi. "Sorry, ganggu kamu tidur."

"Gak kok, aku udah bangun dari waktu kamu masuk ke klinik. Aku dengar kamu ngobrol sama dokter Irene tadi." jawab Jaemin enteng.

"Terus ngapain pake pura-pura tidur segala" Renjun jadi sensi karena kaget.

"Mau liat kamu kaget aja. Pasti lucu. Hehe" ucap Jaemin dengan cengiran tak bersalah. Yang hanya dibalas dengusan kesal oleh Renjun.

"Badanmu gimana, udah enakan?" tanya Renjun mencoba mengembalikan kesabarannya.

Jaemin mengangguk, "Lumayan, cuma masih agak pusing dikit."

"Makan lagi ya, aku ambilin.
Dokter bilang kalo kamu baru makan dua sendok." tawar Renjun.

"Boleh deh kalo disuapin." sahut Jaemin senang.

"Yang mau nyuapin siapa? kan aku cuma mau ngambil. Kamu makan sendiri, toh tangan kamu gak kenapa-kenapa. Tadi juga makan sendiri kan." ucap Renjun.

"Kalo gitu gak usah aja, lagi gak nafsu makan." balas Jaemin datar.

"Jaemin jangan kaya anak kecil begitu, kamu harus makan buat isi perutmu biar gak lemes." Renjun mulai kesal

New Circle | JAEMREN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang