Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🎃🎃🎃
KimTaeHyung adalah pemuda 17 tahun yang hobi tidur dan cinta ketenangan, tapi dia justru dianugerahi adik perempuan yang cinta keributan. Namanya Seraphina, dua tahun lebih muda dari Taehyung.
Seharusnya Sera punya sifat secantik namanya. Sayangnya sifat dan keahlian Sera cuma satu, yaitu, mengganggu ketenangan kakaknya.
Senin sampai Minggu, pagi sampai malam, sampai pagi lagi, Sera selalu saja mengganggu hidup Taehyung. Taehyung ingin sekali membuang Sera supaya hidupnya tenang, namun apa daya, hanya tersisa Sera saja saudara yang dia punya semenjak kakaknya, Seokjin, meninggal dunia satu tahun silam.
"Kak!"
Suara yang terlalu Taehyung hafal menelusup lamat-lamat ke dalam rungunya, disusul usapan di bahu dari jari-jari kecil itu, sudah cukup membuat Taehyung terasa tertimpa kemalangan. Ya, Pengganggu Ketenangan Taehyung sudah datang, pukul 11 malam.
"Hhmm...."
"Kak, bangun!"
"Hhmm...."
"Jangan cuma, hhmm... hhmm... doang. Ayo cepat bangun, aku melihat ayah."
"Terus apa urusannya denganku?"
"Kali ini kau harus percaya padaku, aku tidak bohong, aku benar-benar melihat ayah di halaman belakang sedang menggali kuburan."
"Sera, Ayah kita memang tukang gali kubur."
"Ta-tapi yang aku lihat, Ayah sedang menggali kuburan orang."
Taehyung mendesis panjang, menggerutu terang-terangan sebelum membalikkan posisi dari tengkurap menjadi telentang. Dia memicing pada Sera yang duduk di pinggir ranjang dengan tampang paling serius yang pernah dia lihat dari adiknya, membuatnya cepat-cepat duduk.
"Kau lihat apa tadi?" tanya Taehyung sekali lagi.
"Ayah sedang menggali kuburan—manusia." Biji mata Sera sejernih mutiara tampak membesar, senyum ceria terulas sebab Taehyung mendukungnya.
"Kau pasti salah lihat, kau pasti tidak tidur lagi. Lihat, kantung matamu bahkan lebih jelek dari Panda. Berhenti menggangguku dan tidurlah," tukas Taehyung.
"Tidak, sebelum kau percaya padaku. Dulu Kak Seokjin tidak percaya dengan yang kukatakan, tapi sekarang kau harus percaya karena kali ini aku punya saksi."
"Saksi, siapa?"
"Jungkook."
"Kenapa Jungkook selalu jadi saksi sih?"
Sera tidak menggubris kekesalan Taehyung, dia memegangi lengan kakaknya itu. "Ayo, kutunjukkan kebenarannya padamu."
Sera menarik Taehyung keluar dari kamar, tapak-tapak mereka lenyap di antara malam sunyi di bawah bulan purnama yang terang benderang. Menelusup ke dalam rumah dari jendela-jendela yang dibiarkan tanpa tirai, tanpa ada satu lampu rumah yang dinyalakan.
Sera mengambil senter di dekat meja nakas, memeluk lengan Taehyung erat-erat ketika mereka hampir sampai di beranda belakang.
"Matikan senternya," kata Taehyung saat Sera baru hendak menyalakan senter.
Keduanya kaku di depan jendela, melihat sosok sang Ayah sedang menggali tanah di halaman dekat danau bunga teratai. Kemudian Taehyung memaku, begitu Ayahnya melihat ke jendela.
Namun, bukan itu yang membuat Taehyung mencengkram lengan adiknya, menarik Sera secepat mungkin menjauh dari sana. Ayahnya tidak boleh menemukan adiknya, dia harus membawa Sera menjauh dari sosok gelap yang mulai mendekati beranda.
Sebab yang barusan Taehyung lihat, Sang Ayah sedang menggali... kuburannya.
