3

71 80 8
                                    

👑 🐯 👑

👑 🐯 👑

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🎃🎃🎃

"Putriku tahu apa yang sudah kau usahakan untuknya, Taehyung."

Aku tertegun, menggali tumpukan masa kelam yang kukubur dalam-dalam di dasar ingatan, tidak ingin kuingat lagi, sebab baunya tetap saja busuk setiap kali dibongkar kembali.

"Itu semua belum cukup, Prof, usahaku masih sangat sedikit dibanding kesalahanku. Begitu banyak kesempatan bagiku menolong Lilian tapi aku tidak pernah melakukan apa-apa, aku hanya menjadi penonton dan—" Mendadak aku tercekat, mengingat aku mengunggah foto-foto Lilian ke internet dengan kesadaran penuh.

"Bukan kau saja yang merasa bersalah, sebagai Ayah aku terlambat menyadari perundungan yang menimpa putriku. Lilian gadis baik dan kuat, sampai sekarang aku masih sulit percaya semua hal buruk itu terjadi pada putriku."

Aku mendadak bisu, tertampar rasa malu dari kesalahan masa lalu. Aku ingat semua kejadian pembulian itu, masih kuingat sejelas-jelasnya meskipun terkadang ingatanku agak buruk karena terlalu banyak keburukan hidup yang kulakukan kepada orang lain.

Mata Lilian. Manik mata gadis itu yang tertangkap kamera, selalu membuatku seperti dikejar mimpi buruk. Sorot mata Lilian begitu kosong dan suram, sedih tidak terkatakan menyelimuti diriku berhari-hari. Andai saja aku menyadari kesalahanku lebih cepat, punya lebih banyak keberanian untuk menghentikan teman-temanku, mungkin sekarang aku dan Lilian akan lulus kuliah sama-sama.

"Memandangmu sekarang bukanlah hal mudah untukku, tetapi membalas kejahatan dengan kejahatan bagiku terlalu hina. Kita tidak bisa melanjutkan hidup tenang, jika tidak berusaha memaafkan kesalahan di masa lalu."

Ya, kejadian di kolam renang membawa Lilian koma selama berbulan-bulan. Aku datang ke rumah sakit hampir setiap hari, memberitahu Lilian tentang apa yang sudah kulakukan untuk memperbaiki kesalahanku. Sampai di hari kelulusan sekolah, aku berhasil membawa serta teman-temanku.

Kami semua berencana mengutarakan maaf secara terbuka sebelum menutup masa SMU, namun ternyata Lilian sudah pergi sebelum aku sempat mengutarakannya.

"Aku sudah memaafkanmu, Taehyung. Seperti Lilian yang juga sudah melepaskan semuanya, sekarang cobalah menerima kenyataan dan belajar memaafkan kesalahanmu."

"A-aku...." Kupandangi buku tanpa judul di meja, memandangi dunia baru yang berusaha kubangun untuk Lilian dan mengikatkan denial di kehidupanku yang serasa mati semenjak kepergian Lilian.

Profesor Seokjin menepuk pundakku yang bergetar, membiarkan aku meluapkan segala emosi yang membelenggu selama lima tahun terakhir.

"Selesaikan buku ini, jika itu bisa membantu menyembuhkanmu, Taehyung."

Aku mengangguk seraya menerima buku itu dan berpamitan.

Kurasakan langkah kakiku jadi lebih ringan, sambil menarik napas penuh kelegaan kualihkan pandang sekali lagi pada rumah di belakangku, tersenyum samar. Kemudian, aku melangkah pasti menjauh dari tempat yang telah memaafkan dosa yang pernah kubuat di masa lalu.

[ end ]

SPOOKTOBER - KTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang