TETANGGAKU BANGKIT DARI KUBURAN

105 79 18
                                    

👑 🐯 👑

👑 🐯 👑

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🎃🎃🎃

Hidupku tidak bisa tenang lagi semenjak adikku, Seraphina, mengatakan hal tidak masuk akal. Pasalnya, dia bilang bahwa tetangga kami, Jimin, bangkit dari kuburan.

Sinting, pikirku.

Tetapi Sera bersikukuh kalau tadi pagi dia melihat Jimin duduk di teras rumah, padahal jelas-jelas aku melihat Jimin dikuburkan kemarin.

"Aku tidak bohong, Kak, aku benar-benar lihat Jimin tadi pagi."

"Mana mungkin!"

Aku berjalan malas-malasan menuruni tangga dari kamarku ke ruang depan, sementara Sera setia mengekoriku dan terus meyakinkan aku tentang kebangkitan Jimin dari kuburannya.

Masalahnya begini, kemarin aku ikut saat acara penguburan jasad Jimin. Aku yakin betul dia sudah dimasukkan ke dalam liang, gundukan tanah dan papan nama juga jelas ada. Memang sih aku pulang duluan, setelah ibu Jimin meletakkan bunga di atas makam.

Sepulangnya dari pemakaman aku ketiduran sampai tengah malam, bangun sebentar lalu tidur lagi sampai—jam sepuluh itu masih bisa disebut pagi atau siang?—oke, sampai pagi.

"Nah, bangkitnya setelah Kak Taehyung pulang ke rumah," ujar Sera. "Ibunya Jimin mendengar suara-suara dari bawah liang, atas inisiatif kepala desa, kuburan Jimin dibongkar dan ternyata benar Jimin masih hidup. Kurasa, Jimin mati suri atau belum benar-benar mati waktu dikubur."

Sera tetap bersikukuh dengan pendapatnya, memaksaku percaya pada ceritanya. Jadi di sinilah kami berdua berada, berdiri depan teras rumah, sedang mengamati rumah Jimin yang terpisah jalan aspal komplek perumahan yang tidak rata.

Sepi. Tidak ada tanda-tanda kehidupan di rumah itu, mungkin semua orang masih berduka atas kematian Jimin yang mendadak. Anak itu jatuh dari pohon dan mati seketika. P ohon buah setinggi 170 senti, lumayan tinggi sih tapi aku tidak menyangka bisa menyebabkan kematian.

Nah, siapa sih yang bisa memprediksi kematian?

Semua orang bisa mati di mana saja, bahkan dengan alasan konyol sekali pun. Seperti Pak RT komplek yang meninggal saat jongkok di teras rumah, tidak ada riwayat sakit serius dan beliau tipe bapak-bapak yang hobi olahraga dan hidup sehat.

Tidak ada satu orang pun di dunia ini yang tahu takdir Tuhan, bukan?

"Kak, tahu ngak?" ucap Sera lagi.

"Enggak tahu."

"Aish! Ada rumor yang beredar, Jimin didorong seseorang dari pohon sampai jatuh."

"Masa sih?"

"Iya, ada saksinya."

Aku menoleh cepat pada adikku, mengernyit, seingatku tidak ada siapa-siapa. "Saksi, siapa?" tanyaku penasaran.

"Jungkook. Dia melihat seseorang yang lain di atas pohon bersama Jimin, sebelum Jimin jatuh."

Sial—batinku, anak sialan itu kenapa bisa lihat sih.

Aku melirik Sera sekali lagi, adikku itu kaku di sampingku, seperti melihat hantu Sera pucat dan bibirnya agak gemetar.

"Sera?" tanyaku, mulai khawatir karena adikku semakin pasi. "Seraphina, kau kenapa sih?

"It-itu Kak, Jimin...."

"Mana?" Leher kupanjangkan, bola mataku memicing, tapi aku tidak melihat siapa-siapa.

"Di teras, Kak... astaga dia tersenyum padaku."

"Mana? Jimin mana—?"

Bagai tersengat listrik tubuhku bergidik hebat, Sera menggenggam tanganku erat-erat. Lamat-lamat aku melihat sosok Jimin berjalan terbata, terhuyung-huyung, mirip zombie, lalu berdiri kaku di dekat pagar, menatap kami dengan pandangan paling datar yang pernah kuingat.

Jimin, tetangga kami, benar-benar telah bangkit dari kuburan.

Sialan—makiku sekali lagi, sepertinya kali ini aku harus menjatuhkan dua orang sekaligus.

[ end ]

SPOOKTOBER - KTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang