⁰³

2K 220 30
                                    

Nyicil ngerjain bab 1 adalah wacana Jisung saja, buktinya si gemes sekarang baru saja selesai membeli ramen dan jelly di minimarket dekat rumahnya. Dengan perasaan riang gembira, seakan ia adalah Pengacara (Pengangguran banyak acara).

Jisung mah anaknya positif thinking dan nyantai banget. Ada kuliah ya kuliah, kalau gak ada kuliah ya waktunya ngemil sambil nontonin para duda tampan muehehehe

"Lalalalalalala ~ Lalaalalala ~ He give it to me~" Senandung riang Jisung sesaat setelah membayar barang belanjaannya. Sebagai anak yang baik dan gemes, Jisung juga pamit kepada kakak-kakak kasir yang selalu ngasih dia senyum menawan.

But, damn it. It's raining!

"Perasaan tadi masih cerah deh kayak masa depan gue. Kok tiba-tiba suram kayak gue habis ketemu Pak Jaemin ya?." Jisung menatap gerimis yang turun semakin lebatnya. Sial sekali dia, dia tadi datang membawa motor, tanpa memakai hoodie pula.

Akhirnya dengan terpaksa Jisung berteduh didepan minimarket itu sambil memperhatikan rintik demi rintik yang jatuh membasahi aspal didepan sana. Beberapa orang yang berjalan kaki ataupun yang menggunakan motorpun tampak memilih untuk berteduh di minimarket yang sama dengannya.

"Si minus dua?!"

Bak disambar petir, suara itu seakan menjadi pertanda buruk untuk Jisung. Refleks pemuda manis itu menolehkan suaranya ke sumber suara.

What the fucek!!!

"E-eh Ba-Bapak ..."

'Mampus, baru di omongin tadi udah muncul aja orangnya.' Rutuk Jisung dalam hatinya.

"Bolos ya kamu? Kok disini? Make celana pendek sama kaosan doang lagi. Kamu gak ke kampus ya?"

Jisung tidak dapat mengelak lagi, bisa-bisa dia mendapatkan minus tiga dari dosennya ini. Dengan pura-pura polosnya, Jisung mengerjapkan beberapa kali matanya menatap Pak Jaemin yang kini juga sedang menatapnya mengintimidasi.

'Kenapa beliau ada disini?' Gerutu Jisung lagi-lagi didalam hatinya. 'Maksudnya tuh gini ya, diantara milyaran manusia kenapa juga harus ketemu Pak Jaemin sih?'

Stres Jisung, stres!

"G-gak Pak. Kan gak ada mata kuliah lagi ..."

"Tapikan absennya masih dihitung."

Seketika Jisung terdiam sambil menundukkan kepalanya. Ayolah dari semua alasan yang terlintas di kepalanya terasa percuma jika dia ucapkan kepada dosennya ini. Rasa-rasanya, minus tiga akan menghampirinya saat itu juga, namun diluar dugaan beliau akhirnya memalingkan wajahnya dari Jisung dan lebih memilih menatap jalanan aspal yang basah didepannya.

Lama terdiam dalam suasana akward, Jisung seakan ingin menghilang dari tempat itu saja seketika. Ingin pulang terlebih dahulu, tapi gak enak sama dosennya. Ingin tetap disana tapi suasananya terlalu mencekam.

Lama berperang dengan pikirannya sendiri, Jisung akhirnya membuka suara. "P-Pak ..."

Pak Jaemin yang sedang memainkan ponselnya berdehem pelan, menanggapi panggilan Jisung.

"Bapak pulang naik apa?"

Pak Jaemin melirik kearah Jisung sekilas, lantas mengangkat bahunya cuek. "Naik taxi online."

"Tapi kalau hujan-hujanan begini bapak bakalan lama nunggunya."

"Lamanya kan gak sampe tahun depan."

Jisung menahan tawanya. Dosennya ini bisa ngelawak juga ternyata, kirain cuma bisa ngasih minus ke mahasiswanya doang.

Jisung menatap langit yang semakin gelap, lama disini bisa saja ia semakin terjebak hujan sampai malam. Dan Jisung tidak ingin itu terjadi, hujan-hujan beginikan enaknya rebahan, sambil makan ramen terus ngedrakor. Beuhhh mantap!

𝓢𝓴𝓻𝓲𝓹𝓼(𝓑𝓮𝓮)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang