⁰⁴

2K 227 74
                                    

Kalau kemarin Jisung ngejalaninn harinya seperti pengangguran banyak acara, maka hari ini kembali lah ia ke rutinitasnya yaitu ke kampus.

Matanya terlihat bengkak dan sayu, pipinya memerah seperti bayi.

Bagaimana tidak? Jisung semalam begadang sampai jam 3 pagi hanya untuk ngedrakor. Imbasnya pagi ini dia bangun telat sekali, jam 10 pagi.

Bangun-bangun dia dikejutkan dengan notif WA yang dikirim Wonyoung kepadanya. Dan lebih parahnya lagi, chat itu sudah masuk ke ponselnya dari jam 8 lewat 15 menit pagi tadi.

Wony

[Jie, lo ditunggu sama Pak Jaemin
[di ruangannya sekarang juga.

[Jie, lo belom bangun ya?

[Jie

[Jie

[Wahhh Pak Jaemin mukanya udah kayak mau
[makan orang Jie, berdoa banyak aja lo gak
[di damprat sama dia.

9:15 chat terakhir yang Wonyoung kirimkan padanya. Dan sekarang tepat jam 11 Jisung baru saja menginjakkan kakinya ke kampus tepatnya didepan ruangannya Pak Jaemin.

'Semoga gue selamat didalam.'

Dengan memberanikan diri, Jisung mengetok pintu ruangan dosen dan masuk kedalam ruangan itu.

Dan

Kosong. Ruangan itu benar-benar kosong.

Hanya ada si kelinci pemarah a.k.a Pak Jaemin yang bertengger di bangkunya, tampak fokus pada layar laptopnya.

"Selamat pagi pak .." Cicit Jisung pelan, sesampainya didepan Pak Jaemin.

Jaemin mendongak dengan ekspresi andalannya.

"Ambil kursi, duduk."

Jisung mengangguk cepat dan mengambil kursi untuk didudukinya didepan Pak Jaemin. Setelah itu, Jisung dapat melihat bahwa dosennya itu langsung menutup laptopnya dan menatapnya sepenuhnya.

"Kamu punya ponsel?"

Pertanyaan pertama yang keluar dari mulut Jaemin membuat Jisung mengangguk cepat. "Punya Pak."

"Mana tunjukan!"

Jisung lalu mengambil ponsel yang berada dalam tasnya dan menunjukan pada dosennya itu. "Ini Pak."

"Iphone 13 Pro?"

Jisung mengangguk, lagi.

"Ponselnya masih bagus?"

"Masih Pak."

"Aplikasinya lengkap?"

"Lengkap Pak."

"Ada jamnya?"

"Ada Pak."

"Ada WhatsApp?"

"Iya, ada Pak."

Jisung menggigit bibir bawahnya, gugup.

"Berarti pesan yang saya titipkan lewat Wonyoung sampai ke kamu kan?"

"Iya Pak, nyampe."

"Terus kenapa telat?" Pak Jaemin mengangkat sebelah alisnya, menatapku meminta jawaban.

"Itu .. anu Pak .. Maaf .."

Jisung menundukan kepalanya, jari-jarinya ia mainkan-gugup part 2.

"Kalau kata maaf bisa nyelesain masalah, penjara bisa kosong. Polisi sama Jaksa bisa jadi pengangguran."

Pak Jaemin menatap Jisung lalu menggeleng-gelengkan kepalanya, lelah.

'Capek banget ya Pak punya mahasiswa kayak saya? Makanya Pak langsung di wisuda saja sayanya.' Batin Jisung.

𝓢𝓴𝓻𝓲𝓹𝓼(𝓑𝓮𝓮)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang