⁰⁵

1.8K 219 33
                                    

ACC.

Judulnya Jisung akhirnya di ACC.

Bahagianya Jisung udah melewati langit ketujuh banget. Rasa-rasanya dia ingin sekali melompat-lompat riang sambil bernyanyi heboh.

Oke. Mungkin kalian akan bilang kalau Jisung lebay, tapi masa bodoh dengan omongan orang. Yang jalaninkan Jisung, yang lebih tahu segala tetek-bengeknya ya cuma si pemuda gemes itu sendiri.

Lebih dari sepuluh judul yang Jisung ajukan, dan akhirnya Pak Jaemin mengatakan kata keramat yang teramat mahal itu.

ACC.

Walaupun awalnya Pak Jaemin menceramahinya seperti biasanya yang membuat Jisung hampir putus asa karena semua judul yang diajukan ditolak semua. Jisung bahkan hampir pengen cuti kuliah aja sampe Pak Jaemin resign dari kampus, saking gak kuatnya.

Selama kurang lebih tiga puluh menit itu, Jisung masih saja diceramahi dengan kalimat pedasnya di ruang dosen. Dan -seperti biasa-yang dilakukannya hanya menunduk sambil menggerutu dalam hati.

Sampai pada akhirnya, Jisung mencoba negosiasi dengan dosennya itu. "Pak, saya udah mentok, Pak." Ujar Jisung dengan suara agak bergetar. Nahan nangis lah, tengsin banget nangis depan dosen yang galaknya macam ibu tiri kayak Pak Jaemin.

"Jadi, kamu gak mau lulus tahun ini?"

"Mau Iah, Pak."

Jisung masih saja menunduk. Menggigit bibir bawahnya, ia mencuri-curi pandang kearah dosennya itu. Pak Jaemin tampak serius membaca halaman demi halaman.

'Sumpah kemarin-kemarin beliau ini gak begini, lho!'

Tatapan elang si dosen itu menelisik kata demi kata yang tertera di jurnal tersebut, wajahnya yang serius membuat dirinya kelihatan lebih ganteng kalau dilihat-lihat.

Pak Jaemin itu sebenernya ganteng. Bahkan untuk ukuran seorang dosen di kampus ini, Pak Jaemin itu ibarat maskotnya dosen fakultas sains dan teknik. Paling ganteng, paling muda, paling jenius, paling galak.

lya, paling galak.

'Kalo sama pacarnya, dia gimana, ya? Apa galak juga? Atau malah lebih sweet? Jadi penasaran.'

Jisung menampar pelan pipinya, ketika pikirannya melanglang buana entah kemana. Jauh amat!

'Sadar, Park Jisung! Dia itu siluman kelinci pemarah yang bisa nerkam kamu kapan aja!'

"Park Jisung?"

Ctik!!

Kedua mata Jisung mengerjap saat Pak Jaemin menjentikkan jarinya dihadapannya. Ia pun tersadar kalau Pak Jaemin sudah selesai membaca jurnalnya.

"I-lya, Pak."

"Kalo mau ngelamun, ngelamun aja dulu di luar. Di sini tempatnya orang yang serius mau lulus."

"I-lya. Maaf, Pak. Gak sengaja ..."

Pak Jaemin mengembalikan jurnal itu pada Jisung tanpa bicara apapun dan langsung berdiri mengemasi barang-barangnya.

Siap-siap untuk mengajar. Dan hal itu membuat Jisung menghembuskan nafasnya berat.

"Saya mau lihat bab 1 nya ya. Senin depan jam delapan pagi saya tunggu disini. Jangan telat, karena saya gak suka mahasiswa yang malas-malasan."

DUAARRR !!!

Saat itu juga jantungnya Jisung hampir saja meledak karena terlampau senangnya.

Dan, ya, gitu deh ..

Jisung lupa habis itu dia ngapain? Mau loncat-loncat terus meluk bapak dosen tapi takut bapak dosennya galak lagi. Lebih takutnya lagi kalau beliau udah punya pacar dan Jisung tiba-tiba dilabrak karena dengan seenak jidatnya meluk pacar orang.

𝓢𝓴𝓻𝓲𝓹𝓼(𝓑𝓮𝓮)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang