Dua minggu kemudian ...
"RIIIIN"
"Suara ini .., suara yang gue rindu .." tanpa berlama-lama kemudian Rin menoleh ke arah asal suara.
"Rin! Tada! lihat apa yang gue dapet?" [Name] menunjukkan layar smartphone nya pada Rin.
"Kontak .. abang gue? dapet darimana lo?"
"Ihh kepo, yaa"
"Terserah. Gak lo jawab juga gapapa."
"Rin gituu"
"Apa? Gue kenapa?"
"Hehee, gapapa, lo ganteng kok"
"Halah, abang gue kali"
"Ih ngaku lo! HAHAA"
"Tsk." Rin membuang muka nya, ia salah bicara dan malah membuatnya seperti mengakui bahwa saudara nya lebih tampan dari dia.
"Terserah lo dah."
"Tirisilih li dih"
"Ngeledek, lo?"
"Kagak"
"Dasar cwe gajelas"
"Dih! dasar emo boy!"
"Hah?! apa coba lo ulang!"
"Emo boy! Wee" [Name] menjulurkan lidahnya, meledek Rin.
"Ih sini lo"
"AHAHAHAAA KABURR" tanpa lama-lama, Rin langsung mengejar nya dan kalian pun berlarian di lapangan sehingga terlihat seperti sedang bermain kejar-kejaran, membuat orang yang melihat kalian pun menjadi iri.
Setelah lelah bermain kejar-kejaran dan tak kunjung ada yang kena, (ya gimana orang dua-dua nya atlet) akhirnya mereka beristirahat dengan duduk di lapangan sementara kamu membaringkan tubuh mu dengan posisi telentang di lapangan.
"[Name]"
"Hm?"
"Lo .. beneran suka sama Sae?"
"Hmm .., kenapa emang nya?"
"Kata gue mending jangan, lo ngga akan berhasil karena dia adalah pria paling membosankan dan sombong yang pernah kutemui, meskipun dia jenius dalam sepak bola, dia tidak punya motivasi, tidak ada dorongan untuk menjadi juara, obsesinya hanya kesempurnaan, dia tidak akan menerima apa pun yang kurang, bahkan jika orang lain membencinya. Tapi ketika dia di lapangan dia seperti kerasukan setan...,
.. jika dia memiliki sesuatu untuk diperjuangkan selain sekedar menjadi sempurna, dia bisa mencapai kehebatan yang luar biasa.."
"Tapi menurutku itu malah yang membuat nya keren"
"Jadi lo suka jenius membosankan yang arogan?"
" .... "
"Ini pemakamanmu jika kamu ingin pergi dan jatuh cinta padanya" Rin memutar matanya.
"Hanya saja, jangan kembali menangis kepadaku saat hatimu patah."
"Gitu lo. Support gue dong harusnyaa, kan nanti lo bisa jadi adek ipar gue, iya ga?" [Name] menaik turunkan alis nya.
"Adek ipar kepala bapak kau"
"Heh"
"Jadi menurutmu kamu bisa membuat pria paling membosankan, sombong, dan tidak punya emosi di dunia jatuh cinta sama lo? Gue ga sabar untuk lihat lo gagal! " Rin menatap mu dingin.
"Lagian. Orang justru gue kaya gini tuh karena peduli sama lo, Sae tuh-"
"Dia itu ngga baik buat gue? Udahlah, Rin, kenapa si lo tuh kayaknya ngga suka banget gue crush-in sama abang lo?"
"Gue tuh suka sama lo bocil" batin Rin.
"Karena Sae abang gue dan gue tau dia"
"Oh iya? terus mentang-mentang lo adeknya, lo bisa ngomong seenaknya soal abang lo gitu? apalagi lo kan sama abang lo lagi ga akur, jadi bisa aja kan lo-"
"[Name]. Gue ga punya waktu buat lo dan keinginan bodoh lo. Gue cuma fokus untuk menjadi yang terbaik, menjadi striker nomor 1, itu saja yang gue pedulikan."
" ... "
"Gue serius saat ini, kita sedang berperang demi impian dan masa depan kita dan kamu hanyalah anak kecil bodoh yang akan dihancurkan oleh orang sepertiku, dasar bocil"
"Ih mentang-mentang tinggi! dan meskipun jatuh cinta, gue juga gabakal kalah dari lo kali"
"Kau bercanda, It's not about your height, girl, it's about your heart, Lo gak memiliki apa yang diperlukan untuk menang, lo ga punya naluri membunuh seperti yang gue miliki, itulah mengapa gue ada dan akan lebih baik dari lo."
"Terus? yaudah sok coba saja. Lagipula aku tidak bermaksud bersaing dengan siapa pun sebenarnya, karena satu-satunya hal yang harus gue kalahin adalah diri gue sendiri"
"Kamu hanya membuatku semakin kasihan padamu, yang kamu perlukan adalah pengecekan kenyataan ..
... keinginan bodoh mu untuk menjadi pacar Sae tidak akan pernah terwujud dalam sejuta tahun. Saatnya untuk bangun, dunia adalah tempat yang kejam dan hanya yang kuat yang akan bertahan."
" ... "
"well, see you later then" Kemudian Rin beranjak dari duduknya dan meninggalkan mu di lapangan sekolah sementara langit menjadi semakin jingga.
- - - ♡ - - -
Hari-hari selanjutnya mereka tak bertemu dengan satu sama lain lagi, namun kali ini Rin mencoba untuk mengabaikan nya dan bersikap cuek akan hal itu, meskipun dalam hati nya lain.
Sementara Rin sedang fokus pada seleksi perwakilan peserta lomba futsal yang akan ia ikuti dari sekolahnya, [Name] tengah pendekatan dengan abang nya Rin, Itoshi Sae, tanpa sepengetahuan Rin.
Namun, yang menakjubkan nya adalah pendekatan yang [Name] lakukan sama sekali tidak berefek negatif sampai mengganggu latihan voli nya, justru sebaliknya, itu membuatnya semangat karena pendekatan yang ia lakukan berjalan mulus dari yang ia pikirkan.
Seperti saat ini, hari ini [Name] sedang pergi kencan dengan Sae di salah satu taman yang ada di bogor.
"Eum .. kak Sae"
"Iya? eh- ada apaan tuh di kepala kamu?"
"ih mana?!" kamu panik karena kamu pikir itu adalah serangga.
"Itu, itu coba kamu diem dulu deh sebentar"
Mendengar perkataan calon pacar, kamu pun langsung diam dan membiarkan Sae mengambil sesuatu yang Sae maksud tadi.
Tapi sebenarnya itu tidak ada apa-apa dan kemudian ...
Cup!
~ To be continued ...

KAMU SEDANG MEMBACA
𝗜𝗗𝗜𝗢𝗧 - 𝗜𝗧𝗢𝗦𝗛𝗜 𝗥𝗜𝗡
FanfictionBayangin kalau teman mu yang selama ini bersikap dingin dan ketus dengan mu ternyata diam-diam menyimpan perasaan kepada mu? Tapi gimana jadinya kalau dia terlambat mengungkapkan nya karena kamu sudah terlanjur jadian dengan laki-laki lain? Akanka...