04. Confession

1.2K 85 2
                                    

"Rin, are you .. serious?"

"Of course I am! Gue belum pernah seserius ini dalam hidup gue, apa? Lo sebenarnya mengira gue cemburu karena lo menjadi "pacar" Sae, lo gak tahu apa-apa, lo lebih naif dari yang lo kira. Dia gak terlalu peduli sama lo atau orang lain, apa lo gak ngerti kalau dia hanya peduli untuk menjadi pemain bola terbaik?!"

" ... " tak lama setelah itu, Sae datang dari belakang mu.

"Sayang, kenapa kamu tidak mengangkat telepon dari ku?" Sae melirik Rin.

".. bertemu Rin?"

"Ehh .. kamu nelpon? aku ngga tau, soalnya smartphone ku sedang dalam mode senyap"

"Oh gitu. Lalu apa yang kau lakukan disini? ayo kita makan siang bersama" nada nya dingin tapi lembut.

"Aku .." kamu melirik Rin sebentar, kemudian kamu meng-iyakan ajakan pacar mu dan pergi untuk makan siang bersama nya.

Rin menatap dingin punggung kalian yang perlahan menghilang.

"Jadi begitu ya? Kalian berdua akan pergi makan siang bersama? Gue gak percaya betapa menyedihkannya kalian berdua.

... Gue kasihan sama lo." ucap Rin lirih sambil menahan air mata nya, kemudian ia berbalik dan berjalan pergi.

.

.

.

Saat itu aku merasa kalau Rin bersikap aneh. Maksud ku, iya dia memang dingin, sarkas dan menyebalkan seperti biasa, tapi kali ini aku ngerasa dia kaya beda banget anjirr.

Apa gue tanya bocah-bocah tongkrongan nya si Rin, ya? bagaimanapun juga Rin kan temen gue, gue khawatir kalau dia kenapa-napa.

Saat ini kamu sudah selesai makan dan sedang diam-diam-an karena tidak ada topik, sementara kamu hanyut dengan pikiran mu sendiri dan kemudian kamu mengotak-atik ponsel mu mencari kontak bocah-bocah tongkrongan nya Rin.

Sae notice kamu yang dari tadi terlihat sibuk dengan ponsel mu dan memperhatikan mu.

"Lagi apa? sibuk banget kayaknya"

Kamu yang menyadari pacar mu bicara pada mu pun langsung meletakkan ponsel mu untuk melihatnya.

"Hm? oh enggak, bukan apa-apa kok."

"Beneran?" kamu menganguk.

"Yaudah sekarang kamu mau kemana, sayang?"

"Eum .., kayaknya aku capek banget deh hari ini, pulang aja yuk?"

"Hmm .., yaudah.

Tapi aku mau cuddle ya." kamu menggeleng dan tersenyum.

"Iyaudah iya boleh."

Setelah itu kamu dan Sae pulang ke apartemen mu dan begitu di dalam Sae langsung memeluk mu hingga kalian berdua terjatuh di atas kasur. Sae dan kamu cuddle di atas kasur sambil meringkuk seperti kucing.

Sae benar-benar mengeluarkan sifat lucu nya disini ketika bersama kamu.

- - - ♡ - - -

Setelah itu aku tidak lagi menghubungi ataupun mengunjungi Rin. Aku juga sudah bertanya pada anak-anak tanpa sepengetahuan Sae, seperti Isagi, Bachira dan Nagi, tapi mereka semua tidak memberikan ku jawaban yang memuaskan rasa khawatir ku.

Hingga tiga bulan kemudian, di pertandingan U-20 melawan tim sepak bola nya Rin, kita bertemu kembali di stadion bola saat aku hendak membeli minuman kaleng, kita saling berpapasan.

.

.

.

" ... "

"Eh, Rin? Hai .."

"Apa? Aku tidak tertarik berbicara dengan pacar si menyedihkan itu, dasar boneka Sae"

"Ih jahat nya."

" ... "

"Aku cuma mau nanyain kabar mu kok. Gimana kabar mu? udah tiga bulan nih"

"Apa peduli lo? berani-beraninya lo nanyain gue seolah lo peduli setelah lo menghianati gue, dan setelah semua yang terjadi lo ninggalin gue sendiri.

... lo ga malu?" sorot mata Rin terlihat marah.

"Menghianati mu? hah?! Woi, bukan nya lo yang sering nyuruh gue buat enyah dari hadapan lo supaya lo ngga ke-ganggu sama gue? lo kenapa si, Rin?"

" ... "

"Juga sejak gue bilang kalau gue jadian sama Sae, lo jadi lebih sering jaga jarak sama gue, lo juga jadi lebih dingin dan kasar dari biasanya, kenapa? Meskipun gue pacar abang lo, tapi lo tetep temen gue." Rin menatap mu dingin.

"Oh jadi lo mau tau?"

" ... "

"Lo mau tau kenapa gue jaga jarak sama lo? lo mau tau apa yang salah sama gue? lo mau tau?! hah?!"

Rin mulai terlihat semakin marah dan mulai meninggikan suara sedikit, sementara kamu tetap diam mendengarkan apa yang akan di ucapkan Rin.

" ... "

"GUE SUKA SAMA LO!!"

Kamu melebarkan mata mu, mencoba memproses apa yang Rin katakan, takutnya salah denger.

"GUE SUKA SAMA LO! GUE CINTA SAMA LO!!"

Kamu masih terdiam, mencoba memproses apa yang terjadi.

"... apa?!"

"Gue jatuh cinta sama lo sejak hari pertama kita ketemu. Gue, selalu bersikap dingin dan jahat sama lo karena rasanya sangat menyakitkan setiap kali gue liat lo.

Lo cantik, sangat cantik. Tatapan mata lo lembut, tapi disaat yang bersamaan lo juga seperti orang paling misterius yang pernah gue temui. Gue selalu punya keinginan untuk melindungi lo, jagain lo, tapi gue gak tahu caranya."

Kamu masih setia mendengarkan nya dengan jantung yang berdebar-debar, begitu pun dengan Rin.

"Lo kasih gue rasa damai dan bahagia, lo membuat gue ingin hidup tapi lo juga ngasih gue rasa sakit ... rasa sakit karena gue gabisa bisa bersama lo ... dan terkadang rasanya tak tertahankan."

Dada Rin naik turun usai mengungkapkan semua perasaan nya yang selama ini dia pendam akhirnya terucap juga.

"AARGHH!!"

"Itu .. itu kenapa lo ngga support hubungan gue sama Sae?"

"Karena gue gamau lo disakitin sama dia, dia ngga punya perasaan dan hanya memikirkan diri nya sendiri untuk menjadi yang terbaik, dan gue gamau lo cuma di jadiin pelampiasan dia doang.

.. Gue khawatir dia bukan sosok yang tepat buat lo. Lo berhak mendapatkan seseorang yang cukup kuat untuk melindungi lo dan juga cukup baik untuk menunjukkan betapa berharganya lo.

Tapi lo pala batu. Lo gak mau dengerin gue dan lo hanya akan terluka."

Usai mengatakan itu, Rin terdiam karena seseorang di belakang mu yang entah sejak kapan dia ada disana.

"Sayang, kok lama? aku nungguin loh"










~ To be Continued.




waduhg siapa tuh kira-kira yang buat Rin sampe kicep gitu?

jangan lupa voment ya guys!
terimakasih! cmiiw ʕ⁠>ᴥ<ʔ

𝗜𝗗𝗜𝗢𝗧 - 𝗜𝗧𝗢𝗦𝗛𝗜 𝗥𝗜𝗡 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang