"Tahukah kamu bagaimana perasaanku saat ini?" Suaranya gemetar.
"Aku merasakan hatiku terbelah dua."
"Tidak- kamu dan Sae .. sama."
" ... "
"Jika Sae hanya memanfaatkan perasaanku, lalu bagaimana denganmu? kamu bilang kamu mencintaiku? Kamu terobsesi padaku, Rin!" ucapku gemetar.
Rin terkesiap dan melepaskan genggamannya pada bahu mu.
"What did you say?"
Tatapan Rin berubah menjadi dingin dan matanya berkedut.
"Apa ... Apa yang baru saja kamu katakan ...?"
" ... "
"Kamu benar, aku terobsesi padamu, karena kamu adalah seluruh duniaku. Jantungku berdetak hanya untukmu, setiap nafas yang ku hirup hanya cukup baik untukmu ...
Aku terobsesi padamu karena aku ingin duniaku terpusat padamu. Aku terobsesi denganmu karena kamu berarti segalanya bagiku." menatap dingin.
"Kamu bukan milik Sae ... Kamu milikku."
Sae yang dari tadi hanya memperhatikan akhirnya bergerak dan berdiri diantara Rin dan [Name] kemudian bersuara.
"Rin! biarkan dia pergi."
Rin menatap Sae dengan tatapan dingin.
"Jangan ikut campur! ini bukan urusanmu." Rin sedikit meninggikan suaranya.
"Aku memperingatkanmu, Sae. Menjauhlah dari [Name] atau kamu akan menyesal, aku akan membuatmu menyesal."
"Hanya ... Lepaskan dia dan pergi ... atau kamu tidak akan menyukai apa yang akan terjadi ..."
"Bukan urusanku? Bukan, urusanku. kamu bilang?" Sae meraih kerah baju Rin.
"Dia tetap gadisku asal lo tahu!"
Rin mendorong Sae menjauh dengan kasar, tatapan dingin dan nafasnya berat.
"Kalau dia adalah "pacar" lo, setidaknya lo harus bersikap seperti itu. Tidak, kamu bertingkah seolah dia milikmu, dia adalah milikmu sehingga kamu bisa melakukan apapun yang kamu mau ...
Tapi dia pantas mendapatkan lebih!"
" ... "
"Lo sama sekali tidak mencintainya, lo hanya menginginkan dia sebagai piala pajangan lo, dia bukan milik lo untuk dimanfaatkan.
Gue mencintainya, dan gue akan selalu ada untuknya, gak kaya lo!"
"Apa yang lo tau soal hubungan gue, hm?"
"Cukup! kalian berdua sudah cukup!! Hentikan ini! atau aku tidak akan ingin melihat kalian berdua lagi!"
Rin meraih bahumu lagi dan wajah nya berjarak beberapa inci darimu.
"Itukah yang lo inginkan? Untuk bebas dari kita berdua?"
" ... "
"Apakah itu yang benar-benar lo inginkan? Apakah itu yang lebih baik bagimu?"
" ... "
"Katakan saja dan gue akan menghilang selamanya dan gue gak akan pernah mengganggu lo lagi." Rin menyeka air matanya dengan kasar.
"Katakan saja dan gue akan pergi."
" ... "
Baik [Name] maupun Sae, keduanya sama-sama terdiam mendengar apa yang diucapkan Rin.
"Sekarang bilang sama gue, apakah itu yang benar-benar lo inginkan?"
"L-lo mau apa? jangan ngelakuin hal yang berbahaya!" Rin menggenggam tangan mu.

KAMU SEDANG MEMBACA
𝗜𝗗𝗜𝗢𝗧 - 𝗜𝗧𝗢𝗦𝗛𝗜 𝗥𝗜𝗡
FanfictionBayangin kalau teman mu yang selama ini bersikap dingin dan ketus dengan mu ternyata diam-diam menyimpan perasaan kepada mu? Tapi gimana jadinya kalau dia terlambat mengungkapkan nya karena kamu sudah terlanjur jadian dengan laki-laki lain? Akanka...