.
hmmm ... Karena jiwanya kini terlahir kembali, apa mungkin kultivasinya juga ikut kembali bersamanya?
Mo ran merapalkan mantera dan merasakan jika energi spiritualnya mendesak untuk keluar. Terasa sangat banyak, namun tidak terlalu kuat. Bisa dikatakan jika kultivasinya tidak ikut kembali bersamanya.
Tidak apa-apa. Dia cukup pandai dan cepat belajar, selain itu bakat lainnya juga cukup tinggi. Jadi dia bisa melakukan kultivasi lagi, jadi hal ini bukanlah sesuatu yang besar. Bisa terlahir kembali adalah sesuatu yang tidak bisa di gantikan oleh apapun, jadi jika ada sesuatu yang tidak sempurna, maka itu bukanlah suatu masalah.
Berpikir demikian, Mo ran dengan segera merubah ekspresi wajahnya dari muram dan kejam menjadi ekspresi yang cocok dengan seseorang berusia enam belas tahun. Dan dengan senang dia berjalan kembali menuju sekte.
Pertengahan musim panas. Sebuah kereta kuda bergerak dengan sangat cepat, rodanya berputar cepat, namun tidak ada satupun yang memperhatikan Mo ran, pemuda berusia enam belas tahun itu.
Hanya beberapa wanita desa yang sedang beristirahat dan mengusap keringat mereka setelah mengurus ladang. Mereka akan memperhatikan pemuda yang sangat tampan dan memandangnya untuk beberapa waktu. Mo ran membalas tatapan mereka dengan senyum, membuat wajah para wanita itu memerah dan akhirnya memalingkan wajah.
Mo ran tiba di kota Wuchang pada sore hari. Kota itu cukup dekat dengan puncak Sisheng, puncak yang cukup tinggi bahkan dari kejauhan, dan di kelilingi oleh awan yang terlihat berwarna merah karena terkena cahaya matahari senja. Mo ran memegang perut kosongnya dan berjalan menuju restoran. Dia melirik sebentar ke arah menu dan mengetuk pelan meja kasir kemudia memesan.
"Pelayan aku ingin memesan ayam cincang, satu piring daging dengan saus cabai pedas, dua botol arak, dan satu piring irisan daging"
Tempat itu adalah salah satu tempat istirahat yang cukup terkenal, sehingga sangat ramai sekali. Seorang pendongeng berada di atas panggung, mengibaskan kipas di tangannya, dan menceritakan kisah tentang puncak Shisheng dengan dengan banyak sekali gerakan, hingga membuat air liurnya tersembur. Mo ran memilih duduk di tempat yang agak tersembunyi didekat jendela, dan mendengarkan cerita tersebut sambil makan.
"Aku yakin jika semua pasti tahu jika dunia kultivasi ini dibagi menjadi dua bagian, dunia kultivasi atas dan dunia kultivasi bawah. Hari ini aku akan menceritakan tentang sekte terhebat didunia kultivasi bawah, puncak Sisheng. Apa kalian tahu jika ratusan tahun yang lalu, kota Wochang ini sangatlah miskin dan terpencil karena berada dekat dengan pintu masuk dunia iblis? Tidak ada yang berani keluar saat malam tiba. Jika memang harus melakukan perjalanan saat malam, mereka harus membunyikan lonceng pengusir hantu, membakar dupa dan uang kertas sambil berkata 'Manusia di pisahkan oleng gunung, hantu di pisahkan oleh kertas' sambil berjalan secepat yang mereka bisa. Namun saat ini, kota ini sangat ramai dan berkembang, tidak berbeda dengan kota yang lain. Kita harus berterima kasih pada puncak Sisheng untuk hari ini. Sekte yang hebat ini berdiri tepat di pintu masuk dunia iblis, di antara perbatasan Yin dan Yang. Walaupun sekte ini belum lama berdiri ..."
Mo ran sudah sering sekali mendengar cerita ini, bahkan hampir saja membuat telinganya ditumbuhi oleh jamur dan akhirnya dia mulai melihat ke arah luar jendela. Dan tepat sekali pada waktu itu, sebuah kios baru saja di dirikan disana. Terlihat beberapa pendatang menggunakan jubah kultivator sambil membawa kandang yang ditutup oleh kain hitam, seakan mereka akan melakukan pertunjukan sulap jalanan.
Hal ini terlihat lebih menarik jika di bandingkan dengan cerita sang pendongeng dan Mo ran memfokuskan perhatiannya pada pertunjukan itu.
"Berkumpul, berkumpul semua! Datang dan lihatlah anak pixiu ini. Binatang sihir yang terkenal kejam kami jinakkan untuk melakukan pertunjukan ini dan bahkan bisa berhitung! Tidak mudah untuk melakukan pertunjukan keliling seperti ini, maka siapkan sedikit tips dan tetaplah disini. Mari kita lihat trik pertama--- sempoa pixiu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Immortality
FantasyTerjemahan dari novel The Husky and His White Cat Shizun . Moran berpikir, mungkin menerima Chu wanning sebagai gurunya adalah sebuah kesalahan. Hal tersebut karena Shizun sangat mirip sekali dengan kucing, sedangkan dia seperti seekor anjing yang b...