Shizun : Guru/mentor
Mo ran/Mo weiyu : Orang yang sama hanya nama panggilan yang berbeda
.
Cadar merah tipis tergantung didepan wajah Chu wanning, meski dia bisa melihat tetapi itu agak kabur. Chu wanning menjaga wajahnya tetap tenang ketika dia mengikuti petugas hantu membawanya kepaviliun.
Ketika Chu wanning membuka matanya dan melihat orang yang berdiri didepannya, Chu wanning merasakan suhu disekitarnya langsung turun beberapa derajat.
Mo ran juga tercengang.
Tidak, tapi... bukankah seharusnya Shi mei?
Cadar tipis menutupi wajah pengantin yang berdiri dihadapannya, yang mengenakan pakaian merah indah. Meskipun Mo ran tidak dapat melihat dengan jelas wajah yang sedikit kabur dibalik kerudung itu, tetapi tidak peduli bagaimanapun dia melihatnya, itu pastilah wajah Chu wanning yang tampan namun sedingin es yang saat ini menatapnya dengan tatapan tidak senang dan penuh niat membunuh.
Mo ran awalnya tertegun, lalu ekspresinya mulai menjadi semakin rumit. Segala macam emosi melintas diwajahnya sebelum akhirnya terdiam dalam keheningan yang aneh saat dia berdiri berhadap-hadapan dengan Chu wanning, keduanya menatap dengan gelisah satu sama lain.
Saat itulah anak emas dan gadis giok dibelakang mereka terkikik dan bertepuk tangan lalu mulai bernyanyi.
"Oh gelombang cahaya, Oh ombak yang berkilauan
Perairan kaisar putih besar
Diatasnya terdapat jeruk mandarin yang berbunga
Tampil dengan puncuk bunga kepada dua jiwa
Untuk bergabung dengan mereka didalam peti mati yang gelap ini
Terjalin untuk berbaring didalam lambung kapal suci
Niat yang pernah tersegel dalam detak jantungnya
Sekarang diketahui melalui kematian dan semuanya terungkap
Selanjutnya keduanya akan lewat dibawah langit
Selanjutnya dalam kematian jiwa mereka tidak akan terpisah"Jika Mo ran bisa berbicara, dia hanya ingin mengatakan satu hal "Ugh"
Tapi dia tidak bisa berbicara.
Ada sepasang boneka kertas didepan altar, satu laki-laki, satu perempuan. Boneka itu tidak memiliki wajah tetapi berpakaian mewah, mungkin mewakili orang tua dari pasangan hantu tersebut.
Petugas acara itu mulai bernyanyi dengan riang.
"Pengantin yang menawan dan pemalu
Melirik dengan lembut dari bawah bulu mata yang diturunkan
Kerudung merah menutupi wajah dan senyuman lembutnya
Silahkan sang suami datang dan buka cadarnya"Mo ran sangat enggan melanjutkan pada awalnya, tapi setelah mendengar kata-kata ini, dia hampir kehilangan akal untuk mencoba menahan tawa.
Ha ha ha ha! Pengantin yang menawan dan pemalu Ha ha ha ha!
Wajah Chu wanning pucat saat dia mencoba menahan amarahnya, dan dia menutup matanya seolah itu akan mematikan pendengarannya juga.
Petugas hantu itu tekekeh dan menyerahkan kepada Mo ran sebuah kipas lipat untuk menandakan bahwa pernikahan ini akan berjalan dengan baik.
*Kata "Kipas" dan "Berbudi luhur/baik" diucapkan dengan cara yang sama
"Mempelai laki-laki, silahkan buka cadarnya"
Mo ran menahan tawanya dan mengikuti intruksi, menggunakan kipas untuk mengangkat cadar sutra yang tergantung didepan wajah Chu wanning. Bahkan bulu matanya bergetar karena tawa yang tertahan saat dia mengintip ekspresi yang muncul diwajah Chu wanning.
Seperti merasakan tatapan yang mengejeknya, Chu wanning mencoba menahan tetapi akhirnya gagal. Api dan kilatan menari-nari dimatanya saat terbuka mengeluarkan aura pembunuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Immortality
FantasyTerjemahan dari novel The Husky and His White Cat Shizun . Moran berpikir, mungkin menerima Chu wanning sebagai gurunya adalah sebuah kesalahan. Hal tersebut karena Shizun sangat mirip sekali dengan kucing, sedangkan dia seperti seekor anjing yang b...