CHAPTER 02

2.4K 322 24
                                    

Seringkali, hidup ini kejam. Kejam dalam arti apa? Kejam dalam banyak hal.

Sudah seminggu sejak Lisa melihat wanita cantik berambut coklat dan dia tidak bertemu dengannya lagi. Itu membuat dia berpikir bahwa hidup ini benar-benar kejam.

Lisa adalah salah satu orang yang percaya pada takdir. Dia berpikir bahwa segala sesuatu terjadi karena suatu alasan dan dia percaya seluruh hidup kita telah direncanakan. Setiap peristiwa telah diperhitungkan. Setiap pengalaman, Setiap orang yang datang dan pergi di kehidupannya pasti ada suatu alasan.

Saat Lisa memikirkannya secara mendalam, dia merasa bahwa jauh di lubuk hatinya dia mengetahui suatu alasan. Apalagi Lisa sering bermimpi tentang orang yang sama yang membuat semua pikiran itu menjadi aktif ribuan kali.

Itu menunjukkan dengan sempurna bahwa mimpi dan kejadian itu bukanlah suatu kebetulan belaka.

Tidak ada sesuatu yang terjadi secara kebetulan bukan?

Jika Lisa melihatnya dari sisi yang lebih realistis, dia bisa mendapatkan penjelasan yang lebih ilmiah mengenai hal tersebut. Tapi Lisa tidak menginginkan penjelasan seperti itu karena dia sangat yakin bahwa itu bukan suatu kebetulan, dan tidak ada yang bisa mengubah pikirannya.

Namun seperti yang dikatakan sebelumnya, wanita cantik berambut coklat bernama Jennie itu tidak kembali ke kafetaria.

Manoban pikir keesokan harinya wanita itu akan kembali. Dia sangat berharap bisa segera bertemu dengannya lagi.

Namun sudah satu minggu dia menunggu dan tidak bisa dipungkiri bahwa dia merasa sangat frustasi dan kecewa karena ada bagian dalam dirinya yang pesimis yang mengira bahwa dia telah kehilangan kesempatan sehingga tidak akan pernah bertemu dengan wanita itu lagi.

Namun, Lisa harus tetap melanjutkan kehidupan normalnya.

Saat itu hari Sabtu dan dia berencana untuk bertemu dengan sahabatnya di taman pusat kota. Ketika sudah berada disana, tidak sampai sepuluh menit kemudian, dia melihatnya dari kejauhan.

Sahabatnya berjalan dengan tenang disertai dengan gerakan lembut rambutnya yang tertiup angin sore.
Ketika mereka sudah dekat, mereka bergabung dalam pelukan yang erat.

Mereka berdua tinggal di tempat yang berjauhan, sangat sulit bagi mereka untuk sering bertemu, namun mereka berkomunikasi melalui pesan setiap hari dan kapanpun mereka memiliki waktu luang dari jadwal sibuk, mereka akan memanfaatkannya untuk bertemu satu sama lain.

"Aku sangat merindukanmu," ucap Lisa di tengah pelukan sambil membelai punggung sahabatnya.

Rosé menyipitkan matanya lalu senyuman keluar dari bibirnya.

"Kau terlalu jujur," katanya.
"Tapi, aku juga merindukanmu..."

Mereka melepaskan pelukan lalu duduk di bangku taman.

Cara mereka bertemu cukup menarik.

Rosé memasang aplikasi kencan di ponselnya untuk mencari pasangan, seks, dll, yang khusus untuk kalangan Lesbian. Tetapi dia melakukan itu hanya untuk bercanda dan sekadar penasaran.

Dia akhirnya membuat profil, memposting foto terbaiknya untuk membuktikan betapa bagusnya dia dalam menaklukkan wanita.

Belum sepuluh menit berlalu, dia sudah mendapat lebih dari dua ratus Like. Dalam hitungan detik pula, kotak pesannya mulai terisi penuh, dan itu membuatnya cukup terkejut.

Jelas dia tidak akan menjawabnya, dia juga tidak ingin memberi harapan palsu pada orang lain. Jadi dia berpikir untuk menghapus aplikasi tersebut, karena hanya dalam waktu singkat dia sudah muak dan cukup terganggu.

Caffé Latte (GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang