"bagaimana?" Tanya Jeno penasaran setelah Lia keluar dari kamar mandi. Namun gelengan pelan Lia membuatnya tersenyum simpul lalu menarik istrinya itu kedalam pelukannya.
"Maaf..."
"Tak masalah. Kita bisa coba lain kali..." Ucap Jeno mengecup pucuk kepala Lia dan membawanya duduk di pangkuannya.
"Mungkin Tuhan belum berkehendak. Tak masalah. Kita tahu bagaimana lelahnya,kan?" Ucap Jeno yang diangguki oleh Lia dan pasangan itupun saling berciuman membagikan perasaan mereka saling menenangkan. Tapi bukan Jeno namanya jika tak selalu mengambil kesempatan setiap ada peluang. Tangannya sudah sibuk mengusap pinggang dan turun ke kaki Lia untuk menelusupkan tangannya kedalam dress yang Lia kenakan sampai akhirnya...
Buk...buk...buk....!!
"Emmmaaa....pppaaaaa.... Ukkaaa...!!"
"Emmmaaa...hoon kal...!!"
"Ndaakk...!! Kyu engeng...!!"
Jeno dan Lia mengakhiru sesi ciuman mereka lalu menoleh ke arah pintu dan tertawa pelan. Inilah alasan kenapa Jeno selalu mengambil kesempatan setiap ada waktu karena si kembar selalu saja tak bisa tenang jika dilepas berdua.
"Pppaaaa...!! Eemmmaaa....!!!"
"Iya sayang,iya. Astaga...apa lagi ulah mereka sekarang..." Keluh Lia turun dari pangkuan Jeno. Suaminya itupun mengecup kening istrinya sebelum akhirnya membukakan pintu kamar. Maklum saja dua kurcaci mereka tangannya belum sampai di gagang pintu. Mengetuk saja masih belum bisa. Yang ada mereka menampar pintu dengan tangan kecil gembil mereka.
"Hhuaaa...!! Hoon kal...!!" Tangis Junkyu yang langsung memeluk kaki Jeno hingga papanya tertawa gemas.
"Hoon Ndak...!! Kyu engeng mma...!!"
Sedangkan yang lebih tua berlari ke mamanya hingga Lia harus menangkapnya khawatir Jihoon terjatuh dan merekapun langsung menggendong si kembar. Jihoon memang lebih dekat dengan Lia sedangkan Junkyu menempeli papanya. Cocok juga dengan sifat mereka dimana Jihoon itu protektif, jahil, dan galak apalagi tentang mamanya. Sedangkan Junkyu itu manja, cengeng dan cerewet itu sebabnya suka perlindungan papanya.
"Iyat ma. Kyu engeng..." Ucap Jihoon menunjuk kembarannya pada gendongan papa mereka.
"Hinks...n-ndak... Kyu Ndak engeng. Hoon akal!"
"Sudah...sudah ya... Astaga kalian ini tak bisa sekali ditinggal sebentar saja. Ayo kita sarapan. Bibi pasti sudah selesai memasak..." Ajak Jeno mengalihkan perdebatan kedua anak kembar mereka yang lahir 9 bulan setelah mereka menikah dan usia si kembar kini sebentar lagi akan menginjak 2 tahun.
Lalu apa yang mereka tunggu? Tentu saja nak perempuan Jeno inginkan. Katanya dia ingin merasakan memiliki anak perempuan supaya lengkap pengalamannya menjadi papa.
"Pa... Adik Kyu Lum ateng?" Tanya yang lebih muda sambil memakan sarapannya di baby chair.
"Adik antik Hoon apan ma?" Tanya si sulung yang membuat Jeno dan Lia saling menoleh lalu tertawa pelan.
"Sabar ya. Kalau kalian mau adik, kalian harus akur. Jangan bertengkar terus nanti adiknya gak mau datang. Takut sama kalian..."
"Adik akut ama Hoon. Hoon galak. Akal..."
"Adik Ndak cuka cama Kyu. Angis elus teliak. Kakak itu kuat kayak Ji-Hoon!" Ucap Jihoon percaya diri yang langsung saja membuat wajah Junkyu kembali sedih dan siap menangis tapi Lia lebih dulu mengusap kepalanya supaya tak sampai suara nyaring yang lebih muda memenuhi rumah mereka di pagi hari ini.
"Tuh...belum apa-apa sudah ribut. Mana suka adiknya. Harus damai. Nanti kalian kan ahrus jaga adik sama-sama..."
"Kan adik Hoon!"
"Adik Kyu...!"
"Adik Hoon!!" Ucap Jihoon melotot pada Junkyu membuat Junkyu takut dan menoleh pada mamanya.
"Ma... Adik cantik dua,ya..."
"Bisa...!" Seru Jeno semangat yang langsung mendapat geplakkan dari Lia.
"Iya... Bisa gila mamanya. Sudah habiskan sarapannya. Hari libur begini mama akan pusing mengurus tiga bayi dirumah..." Ucap Lia mengelap bibir kedua anaknya yang belepotan sementara Jeno cengengesan saja merencanakan sesuatu di otaknya.
"Daripada mereka bertengkar kan bisa kali sekalian dua lagi supaya adil..." Bisik Jeno pada Lia yang mendapat lirikan tajam dari Lia.
"Oke, final. Jihoon, Junkyu. Kalian rindu kakek dan nenek?"
"Iiyaaa....!!!" Teriak si kembar yang membuat Lia melotot bisa menebak rencana suaminya itu.
"Ja-"
"Nanti papa akan bawa kalian menginap di rumah kakek dan nenek. Setuju?!"
"Yaaaaa...!!" Jawab si kembar kompak yang membuat Lia menepuk keningnya pusing.
"Bisa-bisanya kalian dibodohi oleh papa kalian. HAAAHHH..... aku sampai lupa Papa mereka juga bodoh dulu..."
.
.
.Okey...!!
Lebih enak mana lama gak upload sekali upload langsung cepet finish atau nyicil dikit demi dikit?
Author gabut soalnya... 😂🙏🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
story' of us (✓)
Fanfiction"itu sebagai tanda kalau kamu udah ada yang punya..." -Jeno "Vampir..." -Lia