9

290 36 1
                                    

Tak terasa sudah beberapa bulan berjalan dimana semua seperti tak terjadi apapun. Dimana Yeji terus mengirimkan coklat untuk Jeno, sedangkan Jeno yang terus mengekor Lia secara diam-diam tanpa dicurigai siapapun. Bukan salahnya juga. Itu karena akhir-akhir ini banyak sekali tugas kelompok dan Renjun, Haechan atau Jaemin selalu mengajak Lia satu kelompok dengan mereka dengan alasan harus ada orang pintar satu dalam kelompoknya.

Tapi kesempatan itu pula mereka gunakan untuk lebih banyak belajar dari bimbingan Lia. Mulai belajar perhitungan hingga trik menghafal materi. Bahkan bisa diakui oleh para guru kalau nilai keempat anak itu jauh lebih membaik.

"Yap,benar sekali. Bagus Haechan..." Puji Shindong setelah Haechan berhasil menjawab dengan baik pertanyaan yang diberikan. Haechan pun menoleh senang yang diangguki oleh Lia.

"Wah...sepertinya berguru dengan Lia ada hasilnya juga ya..." Ucap Shindong yang membuat Haechan terkekeh pelan malu juga.

"Kerja bagus Li..." Puji Shindong yang disenyumi oleh Lia sementara Yeji merangkul lengan temannya bangga. Haechan pun dipersilahkan duduk kembali dan Shindong mulai merapikan bukunya.

"Oke. Karena jam pelajaran saya sudah selesai, saya akhiri sampai disini. Kalian jangan berisik sampai guru lain tiba. Paham?"

"Paham pak..."

Shindong pun meninggalkan kelas itu tapi baru saja bayang gurunya hilang, anak-anak sudah mulai berkerumun duduk bersama kelompok mereka untuk sekedar ngerumpi atau bercanda.

"Li..."

"Hhmmm??"

"Apa aku mundur aja ya ngejar Jeno?" Tanya Yeji lemas yang membuat Lia menoleh dengan alis berkerut. Entah, kenapa dia merasa sedikit senang dengan ucapan Yeji. Bukankah seharusnya dia sedih karena Yeji menyerah?

"Lia...kamu gak tertarik sama Jeno kan,Li?"

"Kenapa gitu?" Tanya Lia mencoba sentral mungkin.

"Kayaknya Jeno gak pernah ada niat buat bales perasaan aku ke dia. Dia tau aku suka sama dia. Tapi dia tetep gak ada responnya..."

Lia mengangguk pelan meng-iya-kan saja ucapan Yeji.

"Kata Jisung juga, Jeno udah punya pacar..."

"Jisung?"

"Iya. Adik kelasnya Jeno waktu SMP. Katanya mereka masih pacaran sampe sekarang..." Ucap Yeji lemas yang entah kenapa mendengar itu Lia juga menjadi merasa tak enak hati. Ya, Jeno sudah punya pacar. Bukankah dia sendiri juga tau itu? Meskipun Jeno mengatakan akan mengakhiri hubungannya dengan pacarnya, tapi Lia tak pernah bertanya atau mendengar kelanjutannya lagi meskipun mereka sering bertemu.

"Tapi..."

Lia menoleh ke arah Yeji yang menggantung ucapannya.

"Kenapa Jeno sering ngeliatin ke sini ya? Kalau dia gak suka balik ke aku, apa artinya dia..."

Yeji menoleh ke arah Lia yang membuat gadis itu melotot seketika.

"Apa?"

"Kamu..."

"Aku? Aku kenapa?" Tanya Lia kaget plus agak panik. Apa jangan-jangan Yeji tahu kalau dia sudah mengetahui semuanya atau bahkan tau selama ini dia sering bersama Jeno dan gengnya?

"Dia sukanya sama kamu..."

"Whhaatt...??!!"

Mata Lia makin membulat karena kaget dengan ucapan Yeji sedangkan Yeji hanya mengangguk yakin.

"Enggak mungkin lah, Ji. Kan kamu bilang dia udah punya pacar. Gimana sih..." Bantah Lia yang sebenarnya dalam hati dia sedikit bimbang juga jadinya.

"Ya mungkin aja. Buktinya dia masih ngelirik kesini..."

story' of us (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang