***
Warning!
Cerita ini mengandung beberapa adegan kekerasan, kata-kata kasar, darah dan senjata yang mungkin tidak nyaman untuk sebagian pembaca. Harap bijak dalam memilih bacaan!
***
Marva Border Area, 08.35.
Hari ini tepatnya adalah hari liburan semester. Biasanya saat liburan begini beberapa saudara sepupu dari Maria dan Vivian akan datang ke desa tempat mereka tinggal untuk berlibur.
Seperti liburan-liburan sebelumnya, Maria dan Vivian sudah siap menyambut saudara sepupu mereka yang datang dari kota. Kedua saudari itu sangat menanti-nanti kedatangan saudara sepupu mereka, karena selalu ada hal menyenangkan yang akan mereka lakukan selama liburan bersama.
Dari rumah, sudah terlihat satu mobil van hitam keluaran terbaru yang mendekat ke rumah Maria dan Vivian. Satu keluarga Maria dan Vivian dengan semangat keluar rumah untuk menyambut mereka.
Ketika mobil van tersebut telah tiba, ayah dan ibu mereka saling berpelukan dengan paman dan bibi yang datang, sedangkan kedua saudari tersebut langsung menyambut kedua saudara sepupu laki-laki dan perempuan mereka.
"Hey, Aron, Reva!" Ucap Maria sambil saling tos dengan saudara sepupunya yang bernama Aron dan Reva tersebut.
"Hey, gimana kabar kalian?" Tanya Reva, gadis muda yang seumur dengan Vivian, dengan rambut hitam bergelombang, bola mata cokelat terang dan lesung pipi disetiap kali dia tersenyum.
"Baik, kalo kalian?" Jawab Vivian, adik Maria yang berumur sekitar hampir tujuh belas tahun, rupanya hampir seperti Maria, berambut hitam gelap dan bola mata cokelat tua.
"Gue baik, kak Aron yang nggak baik-baik aja, soalnya nilai ujian kak Aron turun, padahal satu semester lagi harus masuk ke Universitas." Reva tertawa mengejek, yang mana membuat wajah Aron yang tadinya biasa saja menjadi murung.
"Nilai ujianmu turun, Ron?" Maria terkekeh. Maria dan Aron seumuran, jadi dia tahu betul bagaimana ketatnya nilai ujian yang harus mereka dapatkan agar mereka bisa masuk Universitas bagus.
"Udahlah, nggak usah ngomongin nilai ujian, tujuan gue kesini buat refreshing, sumpek ngomongin nilai ujian mulu."
Ketiganya tertawa mendengar nada sarkas Aron. Setelah puas tertawa, Maria mengajak Aron dan Reva masuk ke dalam rumah untuk beristirahat. Di dalam rumah sudah terdapat banyak makanan ringan home made yang dibuat oleh ibu Maria dan Vivian. Mereka berempat juga langsung melingkari meja tersebut sambil mengobrol bersama.
"Eh, disekitar sini ada hutan yang lagi viral itu kan? Bagus banget, katanya ada air terjunnya di dalam hutan itu." Reva berkata sambil memakan cookie di salah satu toples yang ada di meja.
"Hutan mana?" Tanya Maria sambil menatap Reva.
"Hutan yang letaknya pinggir gunung itu lo, Mar, disana kan ada hutan." Jawab Aron.
Maria mengangguk. "Iya, gue tahu, tapi itu kan hutan belantara-"
"Udahlah, ayo kesana kak Mar, kapan lagi kan kita menjelajah? Sekalian cuci mata." Reva menatap Maria dengan tatapan memohon dengan lucu, berusaha merayu Maria agar Maria setuju untuk kesana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Case Z
FanfictionCerita ini berawal dari sebuah penjelajahan yang dilakukan oleh beberapa remaja di hutan. Gosip mengatakan bahwa hutan tersebut memiliki air terjun indah bagai Surga di dalamnya. Namun bukannya menemukan air terjun, pemuda-pemuda tersebut justru ter...