09. Melarikan diri (Setelahnya)

1 1 0
                                    

***

Warning!

Cerita ini mengandung beberapa adegan kekerasan, kata-kata kasar, darah dan senjata yang mungkin tidak nyaman untuk sebagian pembaca. Harap bijak dalam memilih bacaan!


***

Pixis District, 15.23.

"Kak Randy..."

Randy berusaha membuka matanya yang masih memutih. Pandangannya kabur, dan pernafasannya sesak. Randy terbatuk-batuk akibat banyaknya debu. Panas adalah hal pertama yang menusuk kulitnya.

"Kak Randy..."

Ia masih tidak bisa melihat sekitar, semua masih kabur dan yang terlihat hanyalah debu-debu yang berterbangan dan kepulan asap yang tebal. Yang bisa ia dengar juga hanyalah dengingan di telinganya, beberapa suara ledakan kecil, dan suara Andy. Tunggu... Andy!

"Kak Randy!"

Pandangannya jelas. Andy berada di hadapannya, memangku kepalanya sambil menepuk-nepuk pipinya untuk membangunkannya. Randy langsung duduk dan kembali terbatuk.

"Kak Randy..."

Randy berbalik badan, lalu ia bisa melihat Andy yang wajahnya telah penuh dengan noda gosong, beberapa luka kecil, dan pakaiannya yang compang-camping. Astaga, mana adiknya yang tampan?

Ia menoleh lagi, kini pada Leon yang juga masih belum sadarkan diri di sampingnya.

"Kak Randy nggak apa-apa?" Andy terlihat begitu panik disana, bahkan jika dilihat dengan lebih teliti, ada jejak air mata di pipinya.

Randy yang melihat itupun menjadi tidak tega. Randy tersenyum dan mengangguk. "Iya, kak Randy nggak apa-apa."

Mendengar jawaban kakaknya, Andy langsung menghela nafas lega. "Syukurlah."

Kemudian tak lama setelah itu, Leon terbatuk dan mencoba membuka matanya, Andy juga segera menolong Leon yang hendak duduk.

"Leon, gimana keadaan lo?" Randy menatap keadaan Leon yang juga tak jauh beda dengan keadaan mereka saat ini. Penuh dengan noda gosong, luka-luka kecil dan baju yang compang-comping akibat ledakan.

"Uhuk... Udah nggak apa-apa sekarang." Jawab Leon sambil terbatuk-batuk.

Randy melihat ke sekitarnya lagi. Pemandangan yang ia lihat adalah reruntuhan dan puing-puing bangunan, tanah yang panas dan gersang, debu dimana-mana dan api-api kecil efek dari ledakan. Randy berdiri dengan sempoyongan, tapi terus dibantu oleh Andy.

"Yang lain gimana, Andy?"

Andy menoleh ke arah kakaknya. "Yang lain pasti baik-baik aja. Saat aku bangun tadi kak Jarvis, kak Javier sama orang yang bantu kita keluar dari sekolah tadi udah nggak ada. Dan kak Haidar udah pergi beberapa saat lalu, dia bilang dia mau pulang ke rumahnya untuk melihat keadaan orang rumah."

Randy mengangguk mendengar jawaban dari adiknya. "Keadaanmu sendiri gimana, Andy?"

"Andy baik-baik aja. Setelah kita semua lari tadi, kita terkena efek ledakan dan tak sadarkan diri."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 29 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Case ZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang