Dua

15 0 0
                                    

Dua

Sinar mentari disiang hari, membuat siapapun malas untuk keluar dan lebih memilih untuk berdiam dikelas. Namun, kelas 10 IPA 1 hari ini pelajaran olahraga. Mau tidak mau, mereka harus menebus panasnya siang hari, yang bagaikan neraka dunia.

Kondisi neira saat ini sedang tidak fit, gadis itu lupa sarapan, karna saking buru-burunya. Dan, tadi jam 10 waktu istirahat, neira tidak jajan. Ia, lebih memilih untuk berdiam dikelas dan belajar untuk ulangan biologi.

"Muka kamu pucet banget, Ra. Gak usah olahraga dulu, takut kamu malah pingsan,"Ucap leia. Memang benar  muka neira sangat pucat, sampai bibir pinknya ikut pucat.

"Aku gapapa, lei. Kuat kok."Lalu neira membenarkan rambutnya, ia kuncir satu, lalu memasangkan jepitan bunga edelweiss disisi pinggir rambutnya.

"Kamu yakin, Ra?"

Neira mengangguk dan menyakinkan sahabatnya, "Seriusan deh, aku gapapa leyaku, Udah yuk, kelapangan keburu ada pak jarwo."Lalu mengandeng tangan leia untuk kelapangan.

Dan tidak lama dari itu, Pak jarwo selaku guru mata pelajaran olahraga kelas 10 dan 11, Dia datang tepat waktu. Murid yang lain, ia suruh untuk pemanasan agar nanti tidak ada cedara saat kegiatan olahraga berlangsung.

"Okey anak-anak, pemanasan sudah selesai. Hari ini adalah dimana kalian akan praktek main bola voli. Bapak, akan mengasih kesempatan kalian, selama 15 menit untuk latihan bola voli."Tidak ada bantahan dari mereka, karna pak jarwo terkenal juga seperti pak eko, tipe-tipe guru killer yang tidak bisa di ajak kompromi.

Lalu neira, naura, sarah, serta icha. Membuat, lingkaran untuk mereka latihan. Kepala neira, sedikit linglung ketika hendak melemparkan bola voli kepada icha.
Leia yang peka, langsung
menghampiti neira. "Neira, kamu gapapa?"

"Leia ..... kepala aku, kenapa pusing banget, ya,"Gadis itu langsung berjongkok, keluh dikeningnya dibanjiri oleh air keringat, membuat rambutnya menjadi basah oleh keringat.

"Kita ke UKS, ya,"Ajak leia

"Aku takut nggak dapat nilai, lei"

"Aku yang izin, kali ini kamu harus dengerin, ra!"Lalu leia pergi menghampiri pak jarwo yang sedang duduk dikursi dekat lapangan.

Sarah dan icha yang sedari diam memperhatikan neira dan naura, kini sarah menghampiri neira, diikuti oleh ebil. "Kalo sakit ya jangan ikut olahraga, jangan jadi cewek caper, Ra."

Neira mendengarkan itu, namun, mulutnya mendadak kelu mendengar perkataan jahat dari sarah, gadis itu memang tidak menyukai neira, neira nyadar dari awal. Tapi, neira hanya diam dan tetap menganggap sarah kawan baiknya.

"Ra, kata pak jarwo boleh. Kamu nanti bisa susulan prakteknya. Yaudah, ayo kita ke UKS"Ucap leia yang datang sembari lari kecil, lalu membantu neira untuk bangkit.

Neira mengangguk.

"Sarah sama icha latihan berdua aja dulu, aku mau nemenin neira,"Kata naura.

"Semoga lekas sembuh deh, biar gak caper sama orang-orang"Jawab sarah lalu pergi meninggalkan neira dan leia.

Leia terkejut mendengar penuturan dari sarah, sedangkan neira sudah terbiasa. Dan icha, gadis itu menghampiri sarah. 
"kenapa sih dia?"Kesal leia, karna sikap sarah berubah.

Paris Van JavaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang