Delapan

2 0 0
                                    

Delapan


Andrean beserta neira akhirnya sudah sampai diperkarangan rumah neira. Gadis itu turun dari motor milik andrean. Mereka sama-sama terdiam, seperti tidak mengerti pelafalan bahasa indonesia.

Neira mengulum bibirnya sebentar sebelum memberanikan diri membuka mulut.
"Makasi ya, kak"

Andrean mengangguk.

"Kalo gitu aku masuk ya kak, hati-hati pulangnya,"Ucap neira. Lalu membalikkan badan untuk membuka pagar rumahnya.

"Ra"

Neira membalikkan badan lagi, menghadap kearah andrean.
"Kenapa kak?"Tanyanya.

"Lo dapat berita dari mana, gue sama ayla pacaran?"Sekarang andrean yang bertanya.

"Banyak kak. Seluruh sekolah kayaknya udah pada tau deh."Jawab neira sambil tertawa kecil.

"Sakola goblok"Umpat andrean pelan. 

"Berarti rumor kak andre sama ayla bener, ya?"Neira memastikan lagi. Dengan dada seperti tertahan batu yang 10x lipat dari batu buat pondasi rumah.

"Emang kenapa lo nanya?"

Skak

Neira terbisu oleh ucapan andrean. Benar, kenapa juga ia kepo dengan urusan andrean. Mau dia pacaran sama siapa juga itu hak dia. Neira tidak ada hak atas andrean.

"Lo cemburu?"

Double kill

Lagi dan lagi neira terkena skak. Apa iya, ia itu adalah perasaan cemburu?

"Apasih kak, aku cuma nanya aja kok."

"Gue lupa. Lo aja ga pernah nganggep gue ada gimana bisa cemburu ya. Bego banget gue,"Ucap andrean sambil tertawa.

T

ripekill

Neira sama sekali tidak berani menatap wajah andrean. Ia dirasuki oleh rasa bersalah. Ia seperti perempuan terjahat didunia. Ia dengan andrean bagaikan langit dan bumi.

"Nggak usah dijawab. Gue pulang ra, titip salam buat orang tua lo."Lalu menyalakan motornya. Meninggalkan perkarangan rumah neira, dan meninggalkan neira yang masih tengah mematung didepan rumahnya.

Kapan neira mulai menyadari?
Kapan neira mulai membalas perasaan andrean?

Apakah itu hanyalah angan-angan kalea andrean?

Tapi, sepertinya neira sudah hampir menyadari.

Hanya hampir bukan sepenuhnya.

***

Andrean dan anak nirvana berkumpul ditongkrongan kedua setelah warsam. Yaitu, rumah acel. Rumah yang terletak jauh dari padatnya jalan raya. Rumah acel termasuk kedalam rumah impian semua orang, karna pemandangan yang indah, tidak panas, dingin sekali. Walaupun acel kalau berangkat kesekolah harus dari subuh dan nyampe sekitar jam 6 kurang, itu tidak menghalanginya. Karna tujuannya adalah berkumpul dengan nirvana bukan untuk belajar. Belajar tapi kebanyakan molor alias tidur.

Andrean berserta anak nirvana berangkat dari siang dan kemungkinan besok ia dan yang lain akan menginap. Karna, sekolah libur seminggu. Dikarenakan kelas 12 akan ujian.

"Gimana neira, dre?"Tanya acel pada andrean. Karna, melihat andrean dari tadi hanya, sebat, minum kopi, main game. Biasanya, ia akan menelpon neira.

"Kandas."Jawab andrean sambil menyesap kopi yang baru dibuat oleh deandra.

"Lah? Yang bener, dre"

Andrean mengangguk. "Gue udah nggak berharap kayak dulu lagi. Dibalas alhamdulillah, kaga ya mau gimana lagi."

"Lagian gue mah aneh pisan da. Padahal, ratusan warga antariksa demen ke andre."Ucap alegra. Lelaki itu memakai kaos itam, dengan tangan yang memegang rokok.

"Malah gamonin baskara yang gantengnya kaga seberapa, nyakitinnya banyak."Dilanjut oleh acel. Memang, semua anak nirvana tau semua rahasia neira dan baskara. Dan itu karna andrean dan mata-matanya.

"Udahlah itu urusan dia."Jawab andrean.

"Kayaknya banyak yang rumorin lo pacaran sama ayla dah, dre. Tadi bu redha ampe nanya sama gue. Kaget kali dia ya, seorang andrean akhirnya deket sama murid kesayangan guru-guru."Ujar deandra. Membuat andrean malas, karna cepat sekali rumor itu menyebar luas.

"Iya, dre. Beneran kaga si?"Tanya acel memastikan.

Andrean mengeleng-geleng.
"Ya kali, abis Nt langsung nyari orang baru. Gue nggak sepencundang itu, nyet."Sambil menghisap rokok.

"Setuju gue. Jangan sama ayla. Gue rada kurang sreg lo sama dia."Kata alegra, karna ayla sangat-sangat menjadi anak kesayangan guru-guru. Dan karna itu, takut membuat anak nirvana menjadi hancur. Karna guru-guru sangat benci nirvana.

"Tapi keknya dia suka lo, dre. Pas tampil kemarin, dia ngeliatin lo tulus banget. Gue sama ale sampe lirik-lirikan."Ucap acel sambil memakan snack yang dibeli mereka tadi.

"Kagak mungkin."Jawab andrean.

"Gimana kaga mungkin ajig. Banyak yang bilang ayla demen ama lo, nyet."Kata alegra.

"Nyaenggeus urusan dia eta mah."Ucap andrean lalu tiduran dikarpet bulu milik acel. Nyaman sekali.

Berkumpul didepan teras rumah acel, yang langsung disungguhi oleh pemandangannya yang sangat cantik. Dapat menyaksikan wilayah bandung sepenuhnya. Angin bandung dijam 5 sore sangat sejuk, langit yang sudah mulai berganti seperti menyaksikan mereka berlima berkumpul hangat. Dipenuhi asap rokok, dan suara gelak tawa.

Tuhan, terimakasih karna sudah melahirkan bandung yang sangat indah ini. Dan terimakasih, karna sudah melahirkan anak nirvana yang otaknya rada sengklek, berkat mereka hidup andrean berwarna. Kalau bisa seumur hidup dengan mereka, walaupun mereka makannya banyak tapi gapapa tuhan.

——

—Na 𝓢𝓪𝓻𝓽𝓾𝓷𝓾𝔃
Bekasi

Paris Van JavaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang