Cinta yang Bertanya

194 14 4
                                    

Indonesia

Menunggu! Menjadi kata paling sempurna untuk mendekap rindu. Fourth Sadar, ia tak bisa meratapi jarak yang ada antara dirinya dan Gemini. Keyakinan yang kokoh akan cinta membuat keduanya sama-sama berjuang demi masa depan.

"Fourth! Dipanggil Pak Bright tuh keruangannya" kata Rani

"Apa? Pak Bright? Aduh! Aku punya salah apa ya Ran?" Fourth gugup.

"Salah? Hahaha. Kamu ada-ada aja. Siapa tahu bakal dapat promosi" hibur Rani. "Udah, jangan bengong! Sana cepat!" Lanjutnya.

Fourth segera menuju ruangan pak Bright. Jantungnya berdebar tak karuan. Pak Bright adalah bos yang terkenal sangat galak dan keras. Meski apa yang ia lakukan untuk kebaikan para karyawan, namun tidak semua anak buahnya suka dengan sikap yang arogan begitu.

"Silahkan masuk, Mas" ucap sang sekretaris dengan suara lembut.

"Ya" jawab Fourth datar.

"Ah, Fourth silahkan duduk!" Ujar pak Bright kaku.

Fourth hanya mengangguk menanggapi ucapan pak Bright. Ia menyiapkan hati dan segala kelengkapannya untuk menerima apa pun yang akan didengarnya.

"Saya sudah melihat hasil kinerja kamu selama satu tahun ini. Luar biasa, kamu belajar dengan sangat cepat, bahkan melebihi kemampuan beberapa senior disini. Beberapa klien juga menilai kamu adalah PR yang sangat kooperatif"

"Terimakasih Pak!" Jawab Fourth.

"Selamat, ya! Kamu akan saya promosikan sebagai supervisor mengganti Pak Gun yang akan pensiun bulan depan" terang Pak Bright sembari mengulurkan tangannya.

"Apa? Supervisor? Tapi...."

"Nggak ada kata tapi. Saya paling nggak suka dengan penolakan. Oke?!" Tegas Pak Bright.

Fourth diam. Ia sama sekali tak mengerti harus bersikap seperti apa. "Terimakasih. Pak! Semoga saya dapat menjalankan semua ini dengan sebaik-baiknya."

_________________<( ̄︶ ̄)>

Menjadi Supervisor di sebuah perusahaan asing yang cukup ternama di Jakarta tentu bukan perkara mudah. Tapi Fourth Sangat bersyukur karena tak semua orang mendapatkan kesempatan seperti itu.

Matanya tak jua terpejam. Bayangan Gemini dan senyuman kedua orang tuanya sungguh sangat nyata. Rindu menyergap nya tiba-tiba. Ia segera meraih ponsel untuk menghubungi orang tuanya di Bandung.

|Telephone 📞........

"Halo, Pah, hmm Fourth kangen banget" serunya dengan suara sumringah.

"Ya, kami juga sangat kangen, Nak. Gimana kabar kamu di Jakarta? Kapan pulang?" Kata Pak Mahen. "Mama mu itu lho bolak-balik tanya kapan bisa ketemu kamu. Ada hal penting yang mau kami bicarakan" lanjutnya.

"Hal penting? Ada apa, Pah? Apa nggak bisa dibicarakan di telpon?" Selidik Fourth.

"Ya, kalau bisa nunggu kamu pulang aja. Akan lebih leluasa ngomong langsung. Apa dalam Minggu ini kamu nggak bisa sempatkan waktu untuk ke Bandung?" Pinta pak Mahen.

Fourth jadi penasaran. Ia memutar otak untuk mencari waktu luang. Mana mungkin orang tuanya sampai menyuruhnya pulang kalau memang tidak darurat?

"Aku usahakan weekend ini bisa pulang ke Bandung. Tapi maaf, kalau nggak bisa lama. Paling hanya satu atau dua hari. Pah" terang Fourth.

"Ya, nggak apalah, Nak kami tunggu ya!" Jawab pak Mahen lalu mengakhiri telepon.

.

.

Surrender [GEMINIFOURTH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang