BAGIAN 12

1 0 0
                                    

Tekan vote untuk melanjutkan!

Terima kasih, selamat membaca ^^































Sorry For Typo <3

“Lo tahu konsekuensi yang bakal lo terima kalo ngebantah gue, Hanif.” Benua mengatakan sepenggal kalimat itu dengan penekanan yang begitu tegas.

Nadanya terkesan begitu dingin, sorot matanya tajam dan smirk yang begitu mematikan.

Hanif benar-benar tidak bisa membantah, ia tahu posisinya. Benua adalah orang yang paling berjasa dalam hidupnya.

Jika bukan karena Benua, mungkin Hanif sudah bunuh diri hari itu.

Dia masuk ke ruangan Benua sejak 30 menit yang lalu untuk mengatakan bahwa ia tidak bersedia maju untuk pertandingan malam ini.

Tapi, Benua terus mendesak dan memaksanya. Hanif tidak ingin maju untuk balapan, karena dia tahu apa konsekuensi yang ia dapat jika ia tetap balapan.

Kemenangan tak membuatnya bahagia, dan kekalahan dapat membuatnya dalam bahaya.

Hanif masih menatap Benua dengan tatapan kosongnya. Ia benar-benar dilema saat ini. Apa keputusan yang harus ia ambil?

“Nif, lo masih inget sama janji lo enam bulan lalu?” tanya Benua. Kakinya mulai melangkah mendekati Hanif yang masih setia menatapnya.

Tatapan penuh keraguan itu.. masih sama dengan yang enam bulan lalu. Keraguan disaat Benua menawarkannya bergabung dalam klub mobil Lunar Eclipse.

“Lo bilang.. lo bakal lakuin apa pun demi bisa bales budi sama gue, kan?”

Hanif memalingkan wajahnya dari Benua yang kini sudah berdiri tepat di depannya. Nada bicara Benua yang begitu dingin dan penuh penekanan, membuatnya tidak berdaya. Ia pun hanya bisa menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

“Gue cuma minta lo buat jadi anggota dari Lunar Eclipse, jadi pembalap utama buat gantiin posisi gue, dan bawa pulang kemenangan buat Lunar Eclipse. Apa itu susah, Nif?” tanya Benua lagi sambil terus melangkah mendekat, membuat Hanif perlahan memundurkan langkahnya.

“Gue cuma minta lo pergi ke arena, balapan, dan menang. Apa itu susah Nif? hah?” Langkah Hanif semakin mundur karena Benua benar-benar menyudutkannya.

“Sekarang lo mulai berani ngebantah gue dan lo mau ninggalin Lunar Eclipse? Setelah apa yang udah kasih buat lo?!”

Stak! Hanif benar-benar terpojok. Tembok sudah menyentuh punggungnya, tak ada lagi ruang untuknya melarikan diri.

“Gue.. bakal ganti semuanya..”

“GUE NGGAK BUTUH!”

Hanif sedikit terlonjak saat Benua berteriak di depan wajahnya. Hanif menunduk, tak berani menatap mata tajam Benua yang begitu membunuh.

Syahadat Untuk HafizTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang