BAGIAN 2

6 2 0
                                    

Tekan vote untuk melanjutkan!

Terima kasih, selamat membaca ^^















Sorry For Typo<3

Kini Hafiz dan Haidar sudah berada di ruangan  yang bersebelahan dengan ruang Shalat, yaitu sebuah ruangan yang biasa mereka gunakan untuk sekedar belajar atau mengerjakan tugas. Hanya terdapat satu karpet besar di tengah ruangan dan 4 rak buku milik masing-masing dari mereka.

“Nah, kita masih punya waktu 15 menit sebelum adzan subuh. Sekarang, kakak mau kamu hafalkan dulu ini. Ini niat shalat taubat dan ini niat shalat tahajud. Hafalin ya, kakak kasih waktu 5 menit,” Kata Hafiz sambil memberikan sebuah buku pada Haidar.

“5 menit? Cepet banget 10 menit lah..” keluh Haidar.

“Gak, 5 menit dari sekarang. Itu pendek Haidar.” Haidar menghela napas pasrah, ia pun duduk di pojok ruangan untuk mulai menghafalkan apa yang Hafiz minta.

Namun saat ia membuka buku tersebut, matanya terbelalak dan ia menatap Hafiz dengan tatapan jengah.

“Kak, lo sengaja ya?” kata Haidar. Hafiz yang tengah muraja’ah pun menoleh. “Kenapa lagi, Dar?”

“Ini bacanya gimana kak? Gue ngaji aja masih iqra,” kata Haidar sambil membolak-balik buku tersebut.

Hafiz mendengar hal itu pun menepuk jidatnya, bisa-bisanya ia lupa kalau adiknya ini belum bisa membaca huruf Arab bersambung. Maklum lah, Haidar ini belum lama memeluk islam mungkin baru sekitar 3 atau 4 bulan yang lalu. “Maaf Dar, kakak lupa.”

“Terus gimana?”

“Sini kakak bantu.” Setelahnya Haidar pindah tempat duduk menjadi berhadapan dengan Hafiz.

“Sekarang kamu ikutin kakak ya.” Haidar pun mengangguk.

Wushalli,” Hafiz mulai mendikte kalimat demi kalimat yang segera diikuti oleh Haidar. Hafiz juga mengulang-ulang kalimat tersebut sampai Haidar benar-benar Hafal di luar kepala.

“Coba sekarang ulangi lagi,” kata Hafiz

Wushalli sunnatat taubat rak’ataini adaan lillahita’ala.” Hafiz tersenyum. Ternyata adiknya ini pintar, tidak perlu waktu lama Haidar sudah hafal setiap kalimat yang diucapkan Hafiz.

“Niat selanjutnya,”

Wushalli sunnatan tahajud rak’ataini adaan lillahita’ala.” Jawab Haidar dengan lancar.

“Itu niat kalau shalat sendiri, kalau berjama’ah ditambah lagi kata makmuman atau imaman kalau kamu jadi imam.” Jelas Hafiz.

“Loh, beda lagi?” tanya Haidar, Hafiz hanya mengangguk sebagai jawaban.

“Coba lagi niat shalat tahajud, kalo kamu shalat berjama’ah,” kata Hafiz.

Wushalli sunnatan tahajud rak’ataini adaan ma’muman lillahita’ala,”

“Kalau kamu jadi imam?”

Wushalli sunnatan tahajud rak’ataini adaan… imam..man? imaman, kan kak?” tanya Haidar yang mulai terbata-bata. Hafiz pun mengangguk sebagai jawaban.

Haidar mengulang lagi bacaannya. “Wushalli sunnatan tahajud rak’ataini adaan imaman lillahi ta’ala.”

Alhamdulillah, sekarang kamu sudah hafal. Nanti tinggal diamalkan ya,” kata Hafiz.

Syahadat Untuk HafizTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang