Chapter 04

45 33 0
                                    

Aku bersenandung senang sambil menyiram tanaman di depan rumah yang sekarang sudah menjadi keseharian ku di sini.

“Tumbuh yang cepet ya! Biar berbunga cantik!” ujarku lalu terkikik geli karena sadar aku sedang berbicara dengan tanaman milik mama.

Biasanya aku menyiram tanaman sekitar jam sembilan pagi, tapi kali ini karena aku bangun lebih pagi dan bingung ingin melakukan apa jadi aku memutuskan untuk menyiram tanaman saja.

Saat sedang asik mengobrol dengan tanaman sambil tertawa seperti orang gila. Tiba-tiba aku melihat sepasang sepatu hitam datang menghampiriku.

Aku mendongak dan melihat pemilik sepatu tersebut. Mata ku membulat terkejut saat sadar ternyata itu adalah Mas Wisnu.

“Eh? Mas Wisnu?” tanyaku panik.

Semoga Mas Wisnu gak denger aku bicara sama tanaman. Aku jadi malu.

“Ngapain?” tanyanya.

Aku mengerutkan dahi. Padahal sudah jelas-jelas ia melihat aku sedang menyirami tanaman.

“Mandiin kucing,” jawabku bercanda.

Walaupun aku tak berharap ia akan mengerti jokes ku tapi ternyata ia tertawa!

Astaga! Ini serius bukan sih Mas Wisnu? Kok bisa ketawa? Walaupun kecil doang, sih.

“Saya kira lagi bicara sama tanaman,” katanya sambil tersenyum miring seperti meledek.

Sontak wajahku memerah. Sialan, dia pasti dengar.

Please! Doraemon tolong bantu aku, kirimkan pintu ajaibmu! Aku mau pindah dunia aja!

“Kata siapa?! Orang lagi nyiram tanaman! gak liat nih?!” kataku sensi walaupun sebenarnya aku malu.

Mas Wisnu terkekeh kecil membuatku menatapnya lagi.

Aduh! Bisa gak sih gak usah ketawa gitu?! Gak tau apa ya buat hati ku jadi jedag jedug?!

Aku berdehem. “Mas Wisnu ngapain pagi-pagi gini?” tanyaku.

“Mau joging,” jawabnya.

Aku pun baru menyadari pakaian yang ia pakai. Kaos hitam dengan celana training hitam nya, semua serba hitam. Tapi entah kenapa itu terlihat sangat cocok dengan Mas Wisnu, apalagi wangi parfumnya bisa tercium sampai sini. Dia sebenarnya mau joging apa mau mejeng sih? Kok wangi banget?

Aku jadi malu karena belum mandi.

“Oh..” aku mengangguk saja.

“Mau ikut gak?” tiba-tiba ia mengajakku.

“Males, ah. Masih pagi,” jawabku menolak.

“Kalau sore mau?” tanyanya masih mencoba.

Aku menggeleng. “Gak mau, soalnya udah sore.”

Mas Wisnu memandang ku bingung. Aku pun terkekeh.

“Aku emang males aja kalau diajak joging, capek tau! Mending nyari makan aja,” kataku menjelaskan.

“Yaudah, ayo.”

Sekarang aku yang memandangnya bingung.

“Kemana?”

“Cari makan, kamu mau makan apa?” tanyanya.

Kamu mau makan apa?

KAMU MAU MAKAN APA?

ADUH LAMA LAMA AKU MAKAN JUGA TANAMAN MAMA NIH!

Kok bisa gak pakai aba-aba dulu, seenaknya buat anak orang deg degan gini!

Flower Heart Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang