#4 Kandidat Pengurus Inti OSIS

13 1 0
                                    

Keesokan harinya, Risa disibukkan dengan membagikan selebaran OSIS sekaligus mencatat siswa yang ingin mendaftar jadi pengurus inti OSIS.

"Lagi ngapain lo kok kelihatan sibuk banget hari ini?" tanya Alea di jam istirahat mereka, begitu melihat Risa yang sibuk dengan berbagai formulir di atas mejanya.

"Gue lagi nyortir formulir untuk kandidat pengurus inti OSIS, lo tertarik ngga?" Risa balik bertanya ke Alea.

"Menarik sih,"

Mendengar jawaban Alea, Risa langsung menyodorkan selembar formulir baru ke arah Alea. "Yaudah isi deh, nanti kasih ke gue ya," ucap Risa lalu kembali sibuk memilah-milah formulir yang ada di tangannya.

"Oiii pantesan jarang kelihatan, lagi sibuk menjadi waketos yang baik ternyataaa," suara seseorang menginterupsi kegiatan Risa, membuat Risa menoleh ke arah sumber suara.

"Sienna??"

"Haiii," sapa Sienna ceria seperti biasanya, ia lalu duduk di bangku depan Risa.

"Gue udah kangen banget sama lo padahal cuma beberapa hari ngga ketemu. Gila ah lo semenjak kita beda kelas dan lo jadi waketos lo sibuk banget sampe ngga sempet main bareng gue lagi," ucap Sienna dengan wajah sedih yang dibuat-buat, membuat Risa menoyor kepalanya, "Lebay ah lo,"

"Apa jangan-jangan lo tuh sibuk bukan karena jadi waketos ya, tapi gara-gara udah punya temen baru??" pancing Sienna lalu menoleh ke arah Alea yang duduk di sebelah Risa. Alea yang merasa dirinya dibicarakan mengalihkan kesibukannya dari mengisi formulir lalu menoleh ke arah Sienna.

"Halo, gue Alea, murid baru disini, salam kenal ya. Lo temennya Risa?" tanya Alea ramah.

Sienna mengangguk, "Gue Sienna, temen Risa di kelas 10 sebelum akhirnya kita beda kelas. Btw lo mau jadi pengurus inti OSIS?" tanya Sienna basa-basi melihat Alea yang sedari tadi sibuk mengisi formulir di mejanya.

"Iya nih, diajakin Risa terus gue tertarik,"

"Kalo kata gue kalo lo keterima semangat aja sih jadi budak organisasinya Ethan," ucap Sienna iseng.

"Emang kenapa kalo jadi budak organisasinya Ethan?" tanya Alea penasaran.

Sienna mengendikkan bahu lalu menunjuk ke arah Risa dengan dagunya, "Liat aja tuh bentukan Risa sekarang. Baru 2 hari jadi waketos udah pusing duluan dia gara-gara disuruh-suruh sama Ethan,"

Risa buru-buru menyentil dahi Sienna, "Jangan nyebar fitnah macem-macem ya! Ntar kalo lo ngomong gitu terus ngga ada yang mau daftar jadi pengurus inti, gue juga yang bakal diomelin sama Ethan!"

"Tapi yang Sienna bilang beneran Ris?" tanya Alea terlihat ragu-ragu.

"Ngga lah Al, tenang aja kan ada gue," ucap Risa dengan tampang semeyakinkan mungkin, lalu buru-buru mengambil alih formulir Alea sebelum Alea berubah pikiran.

"Udah nih pokoknya gue udah terima formulir lo ya, udah ngga boleh mundur berartiii,"

"Dih pemaksaan," celetuk Sienna usil yang langsung dibalas pelototan tajam oleh Risa.

"Eh iya hampir lupa, gue sebenernya kesini karena Ethan nyariin lo btw,"

"Dihh kenapa harus nyariin sekarang siih, kan gue udah bilang ke dia bakal gue kasih jam 12," sungut Risa.

Alea mengernyitkan dahinya mendengar perkataan Risa, "Jam 12 udah dari 15 menit yang lalu sih Ris," ucapnya bingung.

"Hah serius?? Aduh gue ngga sadar lagi! Gue ke kelasnya Ethan dulu kalo gitu ya," ucap Risa panik, lalu dengan cepat membawa formulir-formulir itu ke kelas XI IPA 1. Sienna yang melihat Risa panik hanya bisa tertawa sambil mengikuti Risa menuju kelasnya.

"Gue juga balik deh kalo gitu. Bye Alll, seneng bisa kenalan sama lo, kapan-kapan kita hangout bareng sabi kali yaa," ucap Sienna lalu pergi keluar kelas tanpa menunggu jawaban dari Alea, membuat Alea hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah teman-temannya itu.

*** Kelas XI IPA 1 ***

"Darimana aja lo?" tanya Ethan begitu melihat Risa yang sampai kelasnya dengan ngos-ngosan.

"Lo ngga lihat gue habis lari-lari dari kelas gue?"

"Lo telat hampir 20 menit,"

"Ngga perlu dikasitau juga gue udah tau,"

"Gimana mau punya pengurus OSIS yang berkualitas kalo Wakil Ketuanya aja suka telat-telat gini?" 

"Kata Ketua OSIS yang cuma sibuk nyuruh-nyuruh," sungut Risa sebal. Ethan mengabaikan ucapan Risa, memilih untuk memperhatikan satu per satu formulir yang Risa berikan. Matanya terpaku pada salah satu formulir.

"Aleana Louisa, beneran dia ternyata," gumam Ethan pelan, tapi ternyata cukup keras untuk didengar oleh Risa.

"Apanya yang beneran?" tanya Risa penasaran, yang hanya dibalas Ethan dengan gelengan kepala. "Udah lo balik kelas aja sekarang, mulai besok kita wawancara ya,"

Risa hanya bisa kembali menggerutu kesal, lalu berbalik untuk meninggalkan kelas Ethan ketika sebuah suara kembali memanggilnya, "Risa!"

"Apalagi sih Than??" tanya Risa sambil membalik badannya untuk menghadap Ethan. Ternyata, yang barusan memanggilnya bukan Ethan melainkan Steven.

"Eh lo ternyata, gue pikir si rese Ethan,"

"Lo barusan panggil gue apa?" tanya Ethan, kali ini giliran Risa yang mengabaikan Ethan. "Kenapa Ven?" tanya Risa.

"Lo nanya kenapa? Lo ngga dateng ke perpustakaan kemaren!" ucapan Steven membuat Risa menepuk dahinya sendiri.

"Ya ampun gue lupa banget! kemarin gue buru-buru pulang gara-gara harus bikin selebaran sama template formulir. Iya kan Than?" tanya Risa sambil menoleh ke arah Ethan, berharap mendapat dukungan.

"Gue ngga nyuruh lo bikin formulir sampe harus bolos bimbingan sih," ucap Ethan cuek, membuat Risa ingin meninju cowok itu karena gemas. Dasar ngga bisa diajak kerja sama! -gerutu Risa dalam hati.

"Lo ngga punya alasan untuk bolos bimbingan Risa," ucap Steven. Risa menghela nafas. "Oke, gue salah. Ngga seharusnya gue terlalu sibuk disuruh-suruh ketua gue sampe bolos bimbingan astronomi," sindir Risa sambil melirik ke arah Ethan, yang dilirik hanya mengendikkan bahu tanpa rasa bersalah sama sekali, membuat rasa ingin menonjok wajah Ethan semakin menggebu - gebu.

"Gue minta maaf, gue ngga bakal bolos lagi, janji," ucap Risa ke Steven.

"Lo pikir gue bakal maafin gitu aja?"

Risa mengernyitkan dahi, bingung kemana arah pembicaraan Steven.

"Terus mau apa lagi? kan udah lewat,"

"Lo inget ngga Pak Bima bilang tiap hari kita harus ngumpulin tulisan rangkuman materi yang kita pelajarin untuk liat perkembangan belajar kita? Nah karena kemaren lo ngga masuk, gue ngga nulis apa-apa. Otomatis, hari ini kita harus ngumpulin materi hari ini sama yang kemarin,"

Risa menelan ludah, firasatnya mulai tidak enak.

"Berhubung hari ini gue ada urusan, lo yang kerjain semuanya ya,"

"Ngga bisa gitu dong! Sejak kapan ada peraturan kayak gitu di antara kita?!"

"Sejak sekarang. Mulai sekarang tiap ada yang bolos berarti dia harus ngerjain laporan di hari dia bolos + laporan hari besoknya,"

"CURANG BANGET!! lo mutusin hukumannya sepihak!"

"Kan lo yang bolos, jadi gue yang mutusin hukumannya. Bakal aneh dong kalo lo yang bolos tapi lo juga yang mutusin hukuman lo apa?"

Risa hanya bisa menghela nafas kesal, sudah kehabisan ide maupun tenaga untuk mendebat Steven balik. "Yaudah gue yang kerjain laporannya! Puas?!" ucap Risa lalu segera berbalik pergi untuk kembali ke kelasnya karena bel yang sudah berbunyi menandakan mata pelajaran selanjutnya akan segera dimulai.

Given-TakenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang