#5 Risa, Steven, dan Laporan Astronomi

11 1 0
                                    

Mau tidak mau, Risa pada akhirnya merangkum 2 laporan untuk dirinya dan Steven. Ia sudah tidak punya tenaga untuk mendebat Steven, tapi ternyata ia juga tidak punya tenaga untuk mengerjakan 2 laporan sendirian. Jadilah pada akhirnya, saking capeknya, Risa justru ketiduran dengan posisi buku astronomi terbuka dan laporan yang masih belum rampung.

Sementara di sisi lain, Steven yang sudah selesai dengan urusannya mendadak teringat dengan Risa yang harus mengerjakan 2 laporan sekaligus. Ia memutuskan untuk menyusul Risa ke perpustakaan untuk mengecek keadaan gadis itu.

Sebenarnya kalau dipikir-pikir, Steven sebenernya ngga sedendam itu perkara Risa ngga ikut bimbingan kemarin, tapi menjahili cewek itu dan membuatnya cemberut saking kesalnya ternyata terasa menyenangkan bagi Steven. Pemikiran itu membuatnya semakin bersemangat melangkahkan kaki menuju perpustakaan.

Steven baru saja masuk perpustakaan dan menuju ke meja yang biasa ditempati olehnya dan Risa dan yang ia temui adalah Risa yang sedang tertidur dalam keadaan masih memegang pulpen. Steven sempat terpikir untuk menggebrak meja untuk membangunkan Risa tapi begitu melihat wajah polosnya waktu tidur, Steven jadi tidak tega.

Jadi, inilah yang justru Steven lakukan sekarang. Ia malah duduk di kursi sebelah Risa dan memandangi wajah cewek itu. Steven juga tidak mengerti kenapa dia ngelakuin ini tapi entah kenapa, memandang wajahnya ketika tidur membuat Steven merasa damai. Ada sesuatu dalam diri Risa yang mirip dengan Nasya. Steven terlalu sibuk dengan pikirannya sendiri sampai tidak menyadari kalau Risa mulai terbangun.

"Steven? Kok lo disini?" suara Risa membuyarkan lamunan Steven.

"Katanya lo ada urusan?" tanyanya lagi setelah melihat Steven yang masih mematung. Steven berdehem, berusaha untuk tidak kelihatan salah tingkah.

"Urusan gue udah selesai," ucap Steven sambil memasang wajah sedatar mungkin.

"Oh karena urusan lo udah selesai, lo kesini untuk ngelihatin wajah gue selama gue tidur?" tanya Risa sambil nyengir jahil.

Steven mendengus, "Jangan geer, lo seharusnya ngerjain laporan, bukannya ketiduran disini. Gimana sih?"

Risa menatap Steven dengan tatapan mengejek. "Kalo gue ketiduran harusnya lo bangunin dong, bukannya ngeliatin," ledeknya lagi.

Perkataan Risa membuat Steven bingung harus menjawab apa, yang pada akhirnya membuat Steven menghela nafas kesal, merasa kalah. "Gue ngeliatin lo karena lo mirip seseorang," ucap Steven akhirnya. Risa menatap Steven dengan penuh minat, tangannya menopang dagunya sambil bertanya, "Siapa?"

Steven diam, bingung apakah harus menjawab pertanyaannya atau tidak. 

"Ya ampun gue nanya apa sih? ngga penting banget. Maaf ya Steve, gue baru bangun tidur, anggap aja tadi itu gue lagi ngelindur," ucapnya tiba-tiba. Steven hanya menatapnya, masih ragu mengenai apa yang harus dia lakukan saat ini.

"Daripada lo bengong kayak gitu, mendingan lo bantuin gue bikin laporan mumpung lo ada disini," kata Risa sambil menyodorkan selembar kertas dan pulpen ke arah Steven. Kali ini Steven memutuskan untuk tidak membantah ataupun mencibir ke arah Risa, ia mengambil kertas dan pulpen itu dan mulai membantu Risa menulis laporan. Mungkin fokus dengan hal-hal penting seperti lomba astronomi ini akan membuatnya berhenti mikirin hal-hal yang tidak penting.

Given-TakenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang