4

36 21 9
                                    


"Kalau di ingat-ingat dulu kita pernah sebahagia itu ya.."
-KANANA MIURA



🐾


Setelah perdebatan Kana dan icep di kantin. Sekarang mereka semua tengah bergelut dengan soal matematika yang cukup menguras otak.

"Ini apa? Mata gue tiba-tiba buram" kata ifaal sambil terus mengucek matanya. bukan nya menghilang, buram di matanya malah tambah menjadi.

"Hati-hati Lo, Faal.." sahut Kana yang terkesan menakut-nakuti. Ifaal yang mendengar itu lantas melayangkan pukulan pada punggung Kana.

Kana meringis kesakitan, tapi ia mencoba menahan nya. Bagaimana tidak sakit ifaal memukul nya tepat di bekas luka yang baru saja ia terima malam kemarin.

"Nambah kah? Sorry.." kata ifaal dengan penyesalan. Ia sempat lupa dengan luka milik teman nya ini.
Kana mengangguk " gue pengen minggat rasanya" kata Kana pada ifaal.

Ifaal yang mendengar itu hanya memutar bola matanya malas. Sudah sering kali Kana mengatakan itu pada nya, tapi tidak pernah ia lakukan.

"Kalau gue minggat.. adek gue kaya mana?" Tanya Kana yang di balas decakan oleh ifaal

"Bawa lah!" Mendengar jawaban ifaal, Kana lantas balik memukul ifaal dengan kuat.

"Kalau gue bawa Refa pergi yang ada gue sama Refa bakal jadi gembel" kata Kana sambil menatap kesal ifaal."atau kita numpang di rumah Lo aja" kata Kana lagi, ia menarik turun kan kedua alis nya mencoba menggoda ifaal.

"Gue mah mau-mau aja, yang jadi masalah nya itu.. ekonomi gue kagak cukup nampung orang lagi" sahut ifaal dengan lesu

Kana yang mendengar itu lantas menepuk-nepuk pelan punggung ifaal.

"HEH, KALIAN BERDUA YANG DI BELAKANG!"

Semua siswa -siswi yang ada di kelas menoleh pada Kana dan ifaal. Lain hal nya dengan Kana dan juga ifaal.
keduanya malah ikut menoleh juga.

"Kita bu? "Tanya kana dengan rauh wajah polos. Guru matematika itu lantas memukul lengan Kana dengan keras hingga menciptakan bunyi yang cukup nyaring.

"Iya iya lah! Siapa lagi yang ngobrol kalau bukan kalian berdua" Kana menatap ifaal dengan kerutan di dahinya.

"Mereka juga ngobrol Bu" Kana kembali menoleh pada guru matematika itu, kemudian ia menunjuk sepasang siswa di sebelah meja nya dan ifaal.

"MENJAWAB TERUS KALIAN--"
Tepat saat guru matematika itu ingin melanjutkan ucapan nya, bell istirahat kedua berbunyi nyaring yang menyebabkan seluruh kelas berlarian keluar.

"Awas aja kalian! Di pelajaran ibu selanjutnya.." guru matematika itu menatap kepergian Kana dan ifaal dengan perasaan kesal.

🦠🦠

"Kenapa semua guru di dunia ini sama aja?" Tanya Kana dengan dramatis. Sementara ifaal, ia menatap Kana malas lalu berjalan cepat ke arah meja yang sudah banyak di isi oleh para anak alaya.

"Temen Lo pada Alay banget, sumpah" kata ifaal, ia duduk di samping icep, dengan Kana yang duduk di samping nya.

"Dia siapa?kita kenal?" Mendengar pertanyaan abigael, Kana sontak berdecak kesal sambil menatap abigael malas.

"Siapa sih yang engga kenal seorang Kanana miura?" Kana menyugarkan rambutnya kebelakang dengan wajah yang dibuat sekeren mungkin. Bukan nya terlihat keren di mata teman-teman nya, Kana malah terlihat seperti jamet.

/PLAK

suara pukulan terdengar renyah dari icep, ia memukul Kana hingga laki-laki itu terhuyung ke samping.

"Sakit, taik!" Kana memegang lengan kanan nya yang terasa nyilu akibat pukulan dari icep.

"Muka Lo kaya tai, makanya gue pukul" kata icep dengan santai, ia kembali menyantap bakso nya seolah tidak terjadi apapun barusan.

"Kaya nya Lo pada engga bisa ngeliat gue bahagia, sebentar aja"

"GAK!"

Teriak mereka dengan serempak, itu membuat Kana kembali merasa kesal. Tepat saat Kana ingin menjawab lagi, seorang perempuan datang dengan wajah songong.

"Apa? Ngefans Lo sama gue?" Tanya Kana saat perempuan itu tidak membuka percakapan sama sekali, perempuan itu malah menatap seisi meja dengan tatapan intens.

"BAYAR UANG KAS KANANA MIURA!!" Kata perempuan bernama lengkap Aqura Thalassa. Ia terlihat sangat murka dengan Kana. Sementara Kana yang mendengar itu hanya bisa menunjukan cengiran.

"Apa Lo cengar-cengir? Mau gue catok kepala Lo?" Aqura yang seperti nya tau dengan gerak-gerik Kana.

Laki-laki itu selalu begini ketika di suruh bayar uang kas.

"Gue belum ada duit, Ra.." kata Kana dengan wajah memelas. Aqura yang melihat itu memutar bola matanya malas.

"Belum ada duit, belum ada duit.." kata kawura sambil berpindah ke sisi kanan Kana "paket pesanan Lo bejibun di rumah gue, anjir" lanjut nya

"Nah, karena itu duit gue habis" kata Kana yang langsung mendapatkan pukulan keras di lengan kanan nya.

"Gue tunggu Lo besok!" Kata Aqura lalu pergi tanpa mengarahkan sepatah kata lagi. Kana memandang punggung Aqura yang perlahan menghilang

Aqura adalah sahabatnya sendari kecil, dan juga tetangga nya. Kana sering kali membeli barang online dan memberikan alamat rumah Aqura yang membuat perempuan itu kesal.

"Si Aqura kalau marah serem ya" kata ifaal yang membuat Kana menoleh lalu mengangguk mengiyakan.

"Engga juga sih, dia mah mudah di bujuk" kata Kana lalu meminum es teh yang ada di samping nya, ia terlihat tidak peduli karena Kana tau es teh itu belum di minum karena masih sangat penuh, dan baru saja di antar.

"Iya iya lah, Lo sama dia udah bareng dari masih jadi kecebong. Otomatis tau apa yang dia suka, jadi tau antisipasi pas dia lagi ngambek" sahut icep

"Betul sih" kata Kana sambil menerawang jauh kebelakang, di saat ia dan Aqura dulu masih kecil dan sering bermain bersama. Saat dimana orang tuanya masih menyayangi nya dengan tulu, tidak ada pertengkaran, keributan, atau pukulan.

"Tapi, kalau di lihat-lihat Aqura ini tipe orang yang kalem" kata abigael masih memandang pintu masuk kantin.

"Dia galak asal lo pada tau" kata Kana sambil menatap abigel.

Kana masih ingat ketika ia datang kerumah aqura dengan kondisi kurang baik, perempuan itu malah memarahinya terlebih dahulu, setelahnya baru lah Aqura membantunya nya membersihkan luka-luka yang ada di tubuh nya.

Lalu, saat ia ketahuan ingin pergi balap liar, Aqura memarahi nya hampir satu jam lebih. Lalu masuk ke dalam rumah nya dengan kesal. Ia yang melihat itu sontak kebingungan, dan memilih untuk tetap di rumah untuk membujuk Aqura.

Perempuan itu jika tidak di bujuk dalam hitungan jam pasti akan di ungkit hingga tua nanti. Itulah yang membuat Kana sangat was-was, dan harus tetap bersikap baik agar kehidupan nya tetap tenang.

Membayangkan kejadian-kejadian lucu bersama Aqura. Kana tanpa sadar mengukir senyum di wajahnya. Ia sekarang terlihat seperti orang gila karena tersenyum sendiri tanpa sebab yang jelas.

🐾

Halooww👋

Bagaimana nih chapter kali ini? Semoga suka yaa

Bakal ada banyak kejutan dari Kana kedepan nya, tungguin aja yaa

Seeyou di chapter selanjutnya, Babay

⊂⁠(⁠(⁠・⁠▽⁠・⁠)⁠)⁠⊃



Selasa, 31 Oktober 2023


KANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang