3

49 30 17
                                    


Dunia punya cara tersendiri mempertemukan kita di dalam satu kisah abadi.
-KANANA MURA

🐾

Selamat pagi dunia tipu-tipu" Kana merentangkan tangan nya yang pegal akibat berbaring. Kana terdiam sejenak sampai ia tersadar kenapa ia harus bangun sangat pagi hari ini.

Kana berjalan keluar dari kamarnya, ia memandang setiap inci dari rumah nya yang penuh dengan beling, kapuk yang keluar dari bantal, sofa-sofa dan meja yang terbalik, belum lagi dengan sampah-sampah yang berserakan.

Kana menghembuskan nafas panjang lalu mulai mengambil satu persatu sampah, ia juga membuang kapuk-kapuk yang berserakan. Hampir satu jam lebih Kana membersikan rumah nya itu sendiri.

"Selesai" ucap Kana dengan
sumringah, ia duduk di lantai dengan terengah-engah karena lelah.

Setelah melamun cukup lama karena lelah. kana bangkit karena di kagetkan jam yang sudah menunjukan pukul tujuh. Kana bergegas menyiapkan diri dan perlengkapan sekolahnya.

"Cep, jemput" Kana menelpon icep dan menyuruh laki-laki itu menjemputnya. Tangan nya terasa pegal karena kejadian tadi malam, ia takut jika tidak sampai ke sekolah, dan malah bertemu tuhan.

"Gue sudah di depan gerbang anjit!" Gerutu icep. Sebenarnya tidak, ia belum bersiap sedikit pun. Icep bahkan baru bangun karena mendengar suara ponselnya.

"Bodo! Lima belas menit, atau kopi Lo di Alaya gue buat jadi masker wajah" Kana mematikan sambungan telpon itu.

Tak lama setelah menunggu lebih dari tiga puluh menit icep datang dengan cengiran. Kana yang melihat itu lantas berdecak kesal.

"kita sudah terlambat monyet!" Sarkas Kana yang merasa kalau icep terlalu lamban membawa kendaraan.

"Pelan yang penting selamat sampai tujuan" balas icep yang membuat Kana memukul bagian punggung icep dengan keras.

Sesampainya di sekolah, benar saja keduanya sudah sangat terlambat, gerbang sekolah bahkan sudah tertutup rapat. Kana memandang icep kesal yang di tatap hanya bisa menggaruk tekuk lehernya yang tidak gatal.

"Yok manjat" ajak icep, ia melihat sebuah tangga yang berada  di sebuah pohon mangga. Keduanya secara perlahan memanjat pohon itu agar tidak menimbulkan bunyi apapun.
Dan, tanpa keduanya sadari seorang perempuan dengan tampang datar tengah memperhatikan mereka dari jauh.

"Syukur kagak ada guru" kata Kana yang di balas anggukan oleh icep. Tak lama sampai mereka merasakan sakit di telinga masing-masing. Rasa sakit itu berasal dari jeweran pak jeri.

"Kalian mau kemana, hah? Mau bolos?" Tanya pak jeri dengan tampang garang, perlahan rasa sakit akibat jeweran itu bertambah yang membuat Kana dan icep meringis kesakitan.

"Bukan mau bolos pak, mereka baru datang" kata seorang perempuan yang datang dengan buku putih yang bertengger manis di tangan kirinya.

"Fitnah pak, kita berdua di suruh ngambil cabe" kata icep membela diri, ia mengambil cabe yang ada di dekat mereka, dan memperlihatkan nya pada pak jeri.

"Sama siapa?" Tanya pak jeri yang membuat keduanya memikirkan jawaban yang akurat.

"Anu.. itu.. anu..." Icep berbicara dengan terbelit-belit karena masih terus memikirkan jawaban dari pertanyaan pak jeri.

"Grasena, tolong kamu panggilkan ibu Rima" mendengar perintah dari pak jeri perempuan bernama lengkap grasena ameera itu lantas mengangguk lalu berjalan pergi.

KANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang