Suasana disebuah gereja saat ini dipenuhi dengan kedua pihak keluarga yang akan menyaksikan ikatan suci antara dua orang yang akan menikah sebentar lagi. Mereka sengaja tak mengundang siapapun selain keluarga inti dan teman teman yang cukup dikenal, karena mereka ingin menikmati acara ini dengan khidmat.Seorang pria dewasa berbadan besar yang memiliki tubuh bak dewa memakai pakaian putih yang sangat pas terlihat gagah. Saat ini ia sedang menunggu sosok yang akan menjadi 'istrinya' itu datang.
Disisi lain ditempat tunggu pengantin, calon pengantin satunya tak kalah gugup, saat ini ia sedang meremas remas ujung pakaiannya, terdengar suara pintu terbuka menampilkan sosok yang gagah itu dengan tersenyum.
"Apakah malaikat daddy sudah siap? Sebentar lagi acara akan dimulai."
"Aku.. a-ku gugup dad."
Pria paruh baya itu hanya menanggapi dengan tersenyum.
"Jangan gugup sayang,"
"Anak daddy sudah besar, sudah mau menjadi istri, maafkan daddy nak karena kami kamu harus menjalani hidup baru yang terpaksa ini."
"Daddy~"
"Jangan berkata seperti itu, aku tidak apa, lagipula aku sudah menyanggupinya sendiri, yang terpenting bagiku adalah daddy dan buna. Daddy tidak perlu khawatir naa." jawabnya sambil tersenyum manis melihat daddy nya
"Terima kasih sayang, meskipun nanti kamu sudah berumah tangga, tapi jangan lupakan daddy mu yang tampan ini dan jangan lupakan buna mu yang pasti akan selalu cerewet menumpahkan semua kekesalan atau apapun itu karena merindukan putra kecilnya pada Daddy nanti."
"Siapa bilang aku cerewet." seketika atensi dua orang yang sedang berbincang menoleh arah sumber suara dimana ada Bunanya yang sudah sangat rapih dan cantik dalam balutan baju yang senada dengan Daddynya.
"Ck, penganggu."
"Apa hah??!" tanyanya dengan mata melotot pada suaminya itu, Noeul yang melihatnya tak tahan untuk tidak tertawa, Daddynya itu memang sangat penakut jika sudah dihadapkan Bunanya.
"Bunaa..."
"Sudah siap sayang?"
"Sudah Bun."
"Kalau begitu ayo, kita keluar dan hampiri menantu Buna yang sudah menunggu."
"Masih calon suami! Menantu apanya." dengus sang Daddy
"Sebentar lagi mereka akan menjadi suami istri, tentu saja itu suaminya dan menantu kita!"
Noeul hanya bisa tersenyum melihat kedua orang tuanya yang berargumen, meski terlihat seperti sedang bertengkar namun mereka tidak sampai yang terlalu serius. Noeul tahu itu.
"Ayo Dad, Bun..."
Disinilah sekarang didepan pintu Noeul dengan digandeng Daddynya mulai memasuki aula gereja, semua mata menatapnya kagum. Bagaimana tidak? Dia begitu cantik dengan balutan setelan baju warna putih dengan make up tipis yang membuatnya berkali lipat cantik meski dia seorang laki laki.
Di depan sana, sang calon suami pun merasakan apa yang semua orang rasakan disini, ia kagum pada istrinya itu yang begitu cantik, tidak, sangat sangat sangat cantik melebihi wanita diluar sana, oh apa karena mungkin ini aura pengantin juga?
Entahlah perasaannya kini tak karuan melihat sosok yang akan menjadi istrinya itu begitu sempurna dimatanya, jantungnya berdegup kencang.
Sesampainya Noeul didepan Daddynya yang tengah menggandengnya kini beralih memberikan tangan Noeul kepada calon suaminya itu, yang diterima lembut olehnya dengan senyum manis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Contract Marriage
Teen FictionKisah seorang pelajar bernama Noeul yang terpaksa harus menikah muda di usianya yang masih 18 tahun dengan seseorang yang 9 tahun lebih tua darinya. Semua ini demi menyelamatkan semua nyawa keluarganya ia rela meninggalkan dan mengorbankan masa muda...