Phuket (2)

184 23 5
                                    


Wajah tenang yang tengah tertidur itu disinari oleh cahaya sinar matahari yang masuk ke dalam kamar membuat Boss yang tengah duduk disamping ranjang menatap seseorang yang tak lain istrinya sendiri.

Lihatlah bagaimana damainya sang istri tertidur hingga tak terusik meski kini tangan jail dirinya mengelus-elus pipi tembam juga mencubit hidung bangir itu. Meski sesekali direspon oleh sang istri hanya dengan raut kekesalan dan wajah serta alis yang mengerut ditengah tidurnya yang justru membuat pria besar tak tahan gemas.

Cahaya silau dari luar sangat menusuk ketika kini mata yang tengah tertidur itu perlahan-lahan membukakan matanya. Tangannya reflek menghalangi cahaya tersebut lalu ia bangun dengan posisi masih terduduk dan bersandar pada kepala ranjang, tangan mungil itu mulai menggosok-gosokan tangannya pada kelopak mata yang masih mengantuk.

Huh.. satu hal yang dirasakannya kini adalah pusing kepala hingga rasanya seperti akan pecah. Hal yang terakhir kali dia ingat hanyalah dia sedang menemani suaminya pergi ke pesta lalu dia berpisah untuk mencari kue dan berkenalan dengan seseorang hingga sampai itu. Selebihnya dia sudah tidak ingat.

Lalu hal berikutnya yang ia lihat adalah suasana sekeliling yang membuatnya asing, ini bukanlah kamar mereka di villa. Ah, sepertinya dia masih berada dikapal dengan berada dikamar yang sudah disiapkan oleh khun Thitirat untuk setiap tamu yang ada.

Ditengah dirinya sedang mengembalikan rasa sadar, suara pintu terbuka menarik perhatian Noeul dan begitu ia melihat ternyata sang suami yang datang dengan membawa sebuah ipad juga dengan tangannya yang memegang ponsel yang dia yakini sang suami tengah berbincang dengan seseorang yang entah siapa itu.

Begitu Boss masuk ke dalam kamar ia melihat sang istri yang sudah bangun terduduk, mata mereka menatap satu sama lain lalu dia menggerakkan mulutnya berucap "sebentar" yang dibales anggukan oleh Noeul yang mengerti itu.

"Iyaa oke kabarin lagi aja kalau ada apa-apa."

".."

"Hmm."

Setelah mematikan telfonnya, Boss mendekati Noeul dan duduk disamping ranjang. Ia meletakan ipadnya terlebih dahulu di atas nakas lalu ia alihkan kembali perhatiannya pada sang istri dan menatapnya dengan senyum yang dalam dan manis. Boss menggerakkan satu tangannya mendekat pada wajah Noeul dan dibelainya pipi sang istri dengan lembut lalu ia juga merapihkan anak rambut yang kusut itu dan menyelipkan ke telinga.

"Masih pusing?"

"Eung."

"Tunggu bentar lagi sarapan ya aku udah suruh pelayan buat bikin sup pengar buat kamu."

"Iyaa om."

"Kamu kenal yang sama kamu semalem?"

"Aku ga kenal dia siapa, karena tiba-tiba dia deketin aku pas lagi makan kue dan diajak ke stan minum. Kita cuma sebatas kenalan nama aja selebihnya aku gatau om."

"Apa yang terjadi sama aku? Kenapa aku ga inget lagi semua hal semalem?"

Boss menceritakan semuanya dengan lembut pada Noeul namun tidak lupa dia juga berusaha agar tidak terlihat marah meski sedikitnya dia ada rasa marah pada orang yang membawa dan melakukan hal ini pada istrinya itu.

"Maafin aku om.." Reflek Noeul memegang tangan besar itu dan menggenggamnya.

"Gapapa, tapi untuk lain kali tolong lebih berhati-hati ya?"

"Iyaa om."

Tok

Tok

Tok

Begitu mendengar suara pintu diketuk Boss berdiri dan membuka pintu yang ternyata pesanan dia sudah datang tak lain yaitu sarapan untuk sang istri.

Setelah mengucapkan rasa terima kasih pada sang pelayan Boss kembali menutup pintu dan duduk diatas ranjang dengan membawa nampan berisi berbagai makanan itu.

Contract MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang