Type merasa aneh dengan suasana rumahnya yang kini membuatnya merasa merinding bukan main apalagi ketika ia mendengar suara denyitan seperti sebuah roda yang begitu keras seperti mendekatinya.Hei ini bahkan masih siang hari, dan selama ia hidup berpuluh tahun disini baru kali ini dia merasa horror dengan rumahnya sendiri terlebih ditengah siang bolong.
Lupakan itu dia lebih memilih untuk menghiraukan dan kembali fokus pada masakannya itu diiringi dengan nyanyian-nyanyian kecilnya. Masakannya jauh lebih penting daripada dia harus memikirkan suara yang entah apa itu, hari ini dia memasak masakan requests sang suami, makanan yang hanya bisa dibuat olehnya karena hanya dia dan satu satunya yang mengetahui resep ini karena type sendiri yang membuatnya dan setiap kali ia memasak ini pasti sang suami akan selalu lahap menghabiskannya dalam waktu sebentar!
Membayangkan bagaimana ekspresi sang suami melihat juga memakan masakannya itu membuat Type tersenyum sendiri sambil mengaduk-aduk masakannya.
Tiba-tiba sebuah tangan memeluknya dari belakang membuat Type tersenyum dan sedikit menyandarkan kepalanya itu, ah suaminya itu pasti tidak sabar memakan masakannya pikirnya~
Namun semua pikiran itu lenyap dalam sekejap karena begitu ia memalingkan kepalanya sedikit untuk melihat wajah tampan suaminya yang kini berubah bukan suaminya.
"Astaga!"
"Buna kenapa sampe loncat gitu ih kaya abis liat hantu aja."
"Engga, buna kirain Daddy eh pas buna liat ternyata kamu."
"Dari kapan kamu dateng kok buna ga denger.."
"Yaa dari sejak 5 menit lalu sih tapi tadi aku abis sapa Choco sama Cake dulu mereka ada diruang tamu yaudah aku ajak main sebentar.."
Choco dan Cake adalah kucing peliharaan Type yang baru 2 bulan di adopsi untuk menemaninya dirumah agar tidak kesepian dirumah besar itu dikala sang suami sibuk bekerja di perusahaan juga anak semata wayangnya yang dibawa oleh suaminya.
"Kalau soal buna ga denger itu sih bunanya aja yang terlalu fokus sama masakan buna itu sampe ga denger anak sendiri pulang." Noeul memasang wajah cemberut membuat sang buna buru-buru menangkup wajah anaknya itu
"Uhhh udah punya suami juga ngambekan gitu, iyaa Buna minta maaf deh ga denger anak ganteng buna ini pulang."
"Hmm."
Type hanya tersenyum melihat tingkah sang anak yang masih seperti anak kecil dimatanya. Tapi pandangannya kini beralih dari Noeul ke sampingnya yang mana ada sebuah koper, ternyata dalang dari suara aneh itu berasal dari sang anak rupanya, namun yang membuatnya heran dan bertanya tanya mengapa sang anak sampai membawa koper seperti ini? Apa yang dipikirkan anaknya itu.
Disisi lain Noeul yang melihat arah pandangan bunanya ke kopernya membuat ia mengerti dan memberi senyum polos pada sang buna.
"Aku mau nginep ya bun, aku mau simpen koper dulu abis itu mau makan masakan buna!"
Noeul melenggang pergi setelah mengatakan itu meninggalkan sang buna yang masih berdiri mematung dengan tingkah sang anak semata wayangnya itu.
30 menit berlalu~
Saat ini di ruang makan tepatnya di meja makan, Type dan sang suami tak henti-hentinya saling melirik satu sama lain melihat sang anak yang kini tengah makan dengan lahap? Tidak ini terlalu over bahkan dia rasa, seperti tidak pernah menemukan atau makan berhari-hari.
"Kayaknya mereka lagi berantem deh aku rasa." Type memulai omongan langsung pada intinya dengan bisik-bisik di depan orang yang dibicarakan alias sang anak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Contract Marriage
Teen FictionKisah seorang pelajar bernama Noeul yang terpaksa harus menikah muda di usianya yang masih 18 tahun dengan seseorang yang 9 tahun lebih tua darinya. Semua ini demi menyelamatkan semua nyawa keluarganya ia rela meninggalkan dan mengorbankan masa muda...