Daily life

504 38 19
                                    


Seorang pria manis terbangun dari tidurnya, ia melihat suaminya masih tertidur dengan memeluk erat perutnya. Wajahnya memanas hanya dengan melihat wajah tampan yang sangat dekat dibelakangnya kini yang berada di ceruk lehernya, ia menggeser sedikit dan melihat wajah teduh sang suami membuat dirinya tersihir akan ketampanan meski tengah tertidur, segera ia menyingkirkan tangan besar itu dan bergegas segera mandi.

Setelah mandi kini pria manis itu menuju dapur, ia ingin membuat sarapan untuk suaminya pikirnya. Ia melihat bahan yang tersedia, ternyata tak banyak bahan, sepertinya dia harus berbelanja nanti mungkin. Dengan memakai bahan yang ada, dengan lihai tubuh mungil itu bergerak kesana kemari membuat makanan.

Sementara orang diatas sana kini terusik dengan masuknya cahaya matahari dari jendela juga kehilangan tubuh mungil yang tadi malam disampingnya yang dipeluknya erat. Kemana istrinya itu? Dia membuka mata dan melihat jam yang tertera, segera dia bangun dan duduk lebih dulu mengumpulkan nyawa lalu setelah itu dia melenggang pergi mandi untuk bersiap bekerja.

Setelah selesai dia menuju arah wardrobe untuk mencari baju yang akan dipakai, namun betapa terkejutnya dia ketika sudah mendapati baju kerjanya yang lengkap telah disiapkan, ia tersenyum mungkin ini perbuatan istrinya, dengan begitu dia segera memakai baju tersebut untuk segera mencari keberadaan istrinya.

Wangi masakan

Itulah yang pertama kali tercium oleh Boss saat tengah menuruni tangga, bisa ia lihat istrinya itu kini tengah menata meja makan dan menyimpan beberapa masakan dengan memakai seragam sekolah juga dibaluti celemek membuatnya terlihat lucu. Boss mendekat yang juga dilihat oleh sang istri dengan tersenyum malu.

"Morning om, ayo sarapan dulu."

"Morning.. yaa." jawab singkat Boss dengan segera menarik kursi dan duduk.

Noeul dengan telaten melayani sang suami memberikan makanan ke piring yang ada dihadapan suaminya itu.

"Maaf aku hanya bisa memasak ini saja, hanya memakai bahan yang ada."

"Tidak, ini saja sudah cukup, terima kasih sudah mau memasak ini untukku."

"Sudah kewajiban ku om." jawabnya dengan tersenyum polos yang dimana matanya tertutupi hingga tidak terlihat

"Jam berapa kamu bangun menyiapkan ini semua."

"Um sekitar setengah 6?"

Boss hanya mengangguk mengerti karena dirinya kini tengah mengunyah, sesaat dia menoleh ke arah hadapannya dia disuguhi pemandangan sang istri yang tengah menatapnya dengan mata polos dan bertanya tanya, mungkin dia ingin tau seperti apa masakannya.

"Ini enak, kamu pintar memasak."

Orang yang mendengarkan ucapan pria besar itu kini bahagia, tersenyum tulus dengan mata berbinar yang membuat Boss terkesima dengan senyuman cantik itu. Pemandangan yang indah dipagi hari, sepertinya ini akan menjadi hal favoritnya ketika setiap pagi, melihat senyum sang istri yang menjadi candunya.

"Benarkah? Om tidak bercanda kan?"

Boss terkekeh, dia meminum sebentar lalu menjawab,

"Tidak, aku berkata jujur, masakan mu enak Eul. Sepertinya saya ingin kamu membuatkan sarapan terus setiap hari jika boleh."

"Oh! Tentu saja boleh om, itu sudah kewajiban ku sebagai seorang istri." jawabnya dengan malu malu dan wajah tersipu

Contract MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang