END

2.7K 176 32
                                    

Kehidupan Jeongwoo kini berjalan seperti bisanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kehidupan Jeongwoo kini berjalan seperti bisanya. Bermain dengan Asahi, bertengkar dengan Jaehyuk, dan berpacaran dengan Haruto.

Namun hal yang belum berubah adalah Jeongwoo selalu mencari celah agak membuat Haruto menjadi pihak bawah.

Terakhir kali Haruto mau menjadi pihak bawah berakhir ia yang digagahi. Menurut Haruto atas atau bawah hanya posisi di atas ranjang bukan untuk menentukan siapa dominan dan submasive.

Selama masa SMA mereka melakukan hubungan seksual hanya dua kali. Haruto selalu membatasi diri, ia juga sayang pada Jeongwoo dan tubuhnya. Ia tidak ingin merasa bosan pada si manis.

Semua berjalan dengan baik hingga keduanya berada di bangku universitas.

Ia dan Haruto berada di kampus yang sama, sedangkan Asahi mengikuti Jaehyuk ke Belanda.

Sebuah kisah klasik yang akan dimulai.

.
.
.

"Jeongwoo" Ujar seorang wanita cantik yang duduk di sampingnya

"Iya, ada apa?"

"Nih" Gadis itu memberikan sebuah handphone, menunjukan gambar dua orang tengah berciuman.

"Putusin aja"

"Gue gak bisa Liz"

"Kita baru kenal 4 semester tapi gue udah sayang sama lu sebagai sahabat baik gue. Gue sedikitnya sakit hati lihat kelakuan pacar lu itu." Liz

"Mungkin dia bosan sama lu" lanjut wanita itu

"Gue gak tahu, gue pengen balik." Ujar Jeongwoo lalu membereskan mejanya. Melihat itu, Liz ikut membereskan mejanya.

"Yah ayok"

"Liz?"

"Gue juga males ikut kelas etika"








.
.
.
.

"Haruto"

"Ada apa Jeongwoo"

"Lu bosan gak sih sama hubungan ini? Lu bosan gak sama gue?"

"Jeongwoo?"

"Lu sekarang kayak sibuk banget. Ini aja kalau gue gak ke apartemen lu, mana ada kita ketemu."

"Kenapa lu diam? Bener ya bosan?" Jeongwoo

"Jawab gue Haruto" Lanjutnya

"Gue gak bosan, gue cuma butuh suasana baru" Haruto

"Suasana baru kayak sama teman-teman baru kamu itu? Iya sih mereka cantik-cantik. Siapa namanya? Karen?" Jeongwoo

"Jeongwoo, lu ikutin gue?"

"Kurang kerjaan banget gue ikutin lu. Di kampus kalian terlalu mencolok, bahkan beberapa mahasiswa aja taunya kalian pacaran"

"Maaf" Haruto

"Maaf? Gue nanya lu bosan apa gak? Gue gak minta lu minta maaf" Jeongwoo

"Mungkin kita butuh break sejenak"

"Bukan kita, tapi lu. Gue gak mau break, mending putus aja sekalian"

"Gue gak mau putus"

"Break sama dengan lu mainin perasan gue Haruto"

"Jeongwoo, lu jangan play victim gini dong. Terus hubungan lu sama Liz itu apa? Lu kira orang-orang kiranya kalian cuma temanan?" Balas Haruto yang ikut menahan kedua bahu Jeongwoo.

"Gue selalu berusaha kenal teman-teman lu, bahkan teman gue di sini cuma Liz. Tapi lu gak kenal dia." Jeongwoo

"Makanya gue nanya" Haruto

"Baru sekarang lu nanya?" Jeongwoo

"Intinya lu sama gue sama aja Jeongwoo. Jadi lebih baik kita break dulu" Haruto

"Terserah lu Haruto. Gue taunya kita putus."

Jeongwoo meninggalkan apartemen Haruto. Pria itu tidak mencegahnya pergi, ia pikir Jeongwoo hanya ngambek seperti biasanya. Nanti saat butuh, ia akan datang kembali pada dirinya.

.
.
.

Nyatanya sudah 2 Minggu berlalu, Jeongwoo tidak menghubunginya sama sekali. Haruto juga enggan mendatangi rumah si manis atau minimal bertanya pada Liz. Ia terlalu malas. Sedang di sisi lain, Jeongwoo sama tidak pedulinya. Ia lebih memilih menyendiri atau sesekali keluar bersama Liz.

Apa Jeongwoo merasa belingsak seperti saat dirinya SMA? Tidak, ia sama sekali mati rasa. Bahkan beberapa kali Liz menginfokan apa yang Haruto dan Karen lakukan ia tidak peduli.

.
.
.
Jeongwoo tengah duduk di balkon kamarnya. Ia memandang jauh pada kelap malam bintang di langit. Ia teringat pada percakapannya bersama Jeno tempo hari. Mereka bertemu saat si manis tengah berjalan makan di sebuah restoran tengah kota.

"Mama lu dateng ke rumah utama kami. Beliau minta supaya Haruto lepasin lu. Lu anak satu-satunya dan mereka mengharapkan ada penerus di keluarga kalian. Hubungan sesama jenis gak bisa menghasilkan anak. Kecuali..."

"....kecuali apa?" Desak Jeongwoo

"Kecuali lu mau nerima anak Haruto, dan Haruto sebaliknya"

"Maksudnya kak?"

"Sisanya lu mikir sendiri. Gue harus balik sekarang"



Jeongwoo kembali mengembuskan nafas gusar.

"Cara lu gak bilang ke gue itu salah Haruto. Lu gak terbuka sama gue. Kalau memang jodoh, mungkin kita akan bertemu lagi. Suatu saat nanti" Ujar Jeongwoo lantas mengambil koper yang telah ia tata. Jeongwoo akan pindah ke Belanda, dimana Asahi dan Jaehyuk berada.










 Jeongwoo akan pindah ke Belanda, dimana Asahi dan Jaehyuk berada

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


END

Terimakasih sudah baca, vote, dan komen di book ini. :)

POSITIØN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang