Jeongwoo dan Asahi berjalan santai di koridor sekolah menuju kelas mereka.
"Hari ini pelajaran sejarah umum loh, tumben ikutan kelas" Asahi
"Lagi pengen aja" Jeongwoo
"Tuh lorong exge lagi rame, tumben sisi setan lu gak bergejolak" Asahi
Jeongwoo menghentikan langkah, membuat jarak diantara mereka "...Asahi"
Pria mungil itu seketika berhenti lalu berbalik pada Jeongwoo yang menatapnya lamat.
"Gak jadi" Ujar Jeongwoo lalu berjalan cepat meninggalkan Asahi.
"Aneh"
.
.
."Haruto gak masuk" Ujar seorang siswi di kelas Haruto.
Sudah tiga hari Haruto tidak masuk Sekolah. Perasaan aneh menyelimuti Jeongwoo. Perasaan gelisah yang aneh. Ia tidak mampu memberi batas antara khawatir atau rindu. Semua bercampur menjadi satu. Ia hanya perlu melihat Haruto. Itu saja.
Namun pada kenyataannya, ia tidak tahu tentang Haruto. Ia tidak ingin percaya pada perkataan Jaehyuk ataupun Junkyu.
Haruto~nya tidak begitu.
Haruto itu masih rapuh bagi Jeongwoo.
"Gue bahkan gak tahu dia tinggal dimana" sesal Jeongwoo
Jeongwoo kembali melamum diantara suara yang saling menyahut di lapangan, ia hanya diam memandangi sekumpulan anak laki-laki yang bermain bola.
Jemarinya menyentuh bibir plumnya. Matanya terpejam mengingat gairah cumbu bersama Haruto.
"Lembut"
"AWAS KAK!" Teriak seorang bocah tepat saat bola melambung dan mengenai kepalanya.
Jeongwoo meringis kesakitan juga malu namun ia pura-pura bersikap biasa saja lalu melempar bola itu ke tengah lapangan.
"Sorry kak, gue gak sengaja" Teriak anak itu.
"It's okay kok" Jeongwoo
Jeongwoo sepertinya tengah sakit Rindu. Ia selalu secara kebetulan bertemu Haruto. Entah di jalan, caffe, sekolah, dimanapun itu. Tetapi, semakin dicari mengapa semakin hilang sosok itu?
"MENYEBALKAN!"
Ujarnya kesal, ia menendang udara tanpa arah. Terlihat seperti bocah yang tidak dibelikan mainan PS.
Tetap saja, Haruto masih belum kelihatan.
.
....Sedikit cerita
Jeongwoo hanya seorang anak kecil pada umumnya. Ia makan, tidur bermain dan menangis. Ia sering dititipkan Mama ke rumah saudaranya. Di sana ada sepupu yang lebih tua dua tahun darinya. Yoon Jaehyuk. Keduanya normal sampai Jaehyuk menginjak sekolah menengah pertama kelas 2. Ia sudah merasakan ketertarikan pada pria. Ia menyukai seorang pria mungil di sekolahnya. Bahkan mimpi basahnya terbayang wajah pria itu.
Ia hanya penasaran bagaimana rasanya mimpi itu menjadi kenyataan. Dan hal bodoh terlintas di otak dangkalnya.
Ia mencobanya pada Jeongwoo. Ia penasaran apa rasa sukanya pada pria itu bisa membawa mereka pada sex seperti manga yang sering ia baca di situs dan website.
Ia mencoba dari kecupan kecil hingga kecupan basah pada bocah kelas 6 sekolah dasar.
Jeongwoo tahu itu salah, tetapi terlalu takut untuk berontak. Ia takut Jaehyuk tidak mau bermain dengannya lagi.
Jaehyuk semakin gila, ia ingin mencoba memasukan kejantanannya pada lubang Jeongwoo. Ia ragu namun juga nafsu.
"...K-kakak"
Ujar Jeongwoo dengan mata berair. Tangisannya baru saja menembus kabut nafsu kakak sepupunya itu, membuat Jaehyuk sadar sepenuhnya.
Ia kaget, setan apa yang merasuki dirinya. Ia mengambil selimut lalu menutup tubuh polos Jeongwoo. Setelahnya Jaehyuk berlari ia menangis sepanjang jalan. Ia malu dan takut pada perbuatannya.
Jaehyuk takut.
Setelah kejadian itu, Jeongwoo beberapa kali minta dicium seperti biasanya, ia bahkan pernah membuka seluruh pakaiannya dan meminta Jaehyuk menyentuhnya.
Jaehyuk frustasi. Ia menyesal tengah menjerumuskan Jeongwoo.
Tidak ada cara lain, ia harus membantu Jeongwoo kembali normal.
Dengan hati-hati ia memberikan pengertian bahwa semua yang ia lakukan adalah hal yang keliru. Ia hanya memberikan contoh hal yang tidak boleh dilakukan Jeongwoo nantinya. Jaehyuk mulai mengajaknya menonton video porno yang diperankan oleh pria dan wanita. Jeongwoo masih tidak paham, ia hanya menganggap menonton film biasa.
Jaehyuk setiap Minggu selalu mengenalkan Jeongwoo pada gadis cantik yang ia kenal.
Perlahan namun pasti Jeongwoo mulai menyukai memiliki hubungi dengan dengan wanita.
Jaehyuk lega, tanpa tahu alasan dibaliknya.
Jeongwoo suka dibelikan hal lucu, seperti bando kucing dan boneka oleh kekasihnya.
Ia suka, bergeliat manja di bahu kekasihnya.
Ia suka saat kekasihnya menceritakan berbagai hal, terutama saat ada gosip baru menyebar.
Ia tidak takut saat diganggu pria ataupun wanita, karena kekasihnya akan membela dirinya.
Ia bahkan sering tidur dengan kekasihnya. Setelah keduanya menonton film, berbelanja, lalu mendengar gosip terbaru, mereka akan tertidur dengan pulas tanpa memikirkan apapun.
Pacar sama dengan teman untuknya.
Itulah makna bersama gadis yang ia labeli sebagai kekasih.
Jeongwoo akan begitu menggila jika putus. Ia bukan kehilangan separuh jiwa seperti makna putus pada sepasang kekasih, ia hanya kehilangan teman bermain. Itu saja.
.
.
."Hiksss..Haruto gue kangen, lu dimana?"
"Jangan giniin gue"
Tbc :)
Sorry for the typos :)
Vote dan komen ya :)