Usapan lembut itu terhenti menyisakan rasa bersalah yang besar. Memandangi wajah manis yang tertidur dengan tidak lelap. Menghembuskan nafas kasar berulang kali, mencengkram kuat ujung selimut yang menutupi tubuh Jeongwoo.
Itu Haruto, netranya turut bengkak bersama air mata yang terus turun. Membayangkan teriakan parau si manis kala ia temukan di gudang kosong.
Betapa si manis ketakutan bahkan dalam tidurnya, bergerak gelisah hanya dalam hitungan detik. Terlelap namun terjaga.
"Maaf"
Hanya merutuki diri, menunggu Jeongwoo terjaga.
Mata si manis perlahan terbuka, ia menatap lekat pada sosok Haruto di sampingnya, namun ia kembali menutup mata.
Ia sungguh lelah.
Bahkan di ujung kesakitan ia masih berharap Haruto ada di sana. Sekarang ia masih melihat sosok itu bahkan setelah sadar. Ia masih berkhayal Haruto menemuinya.
"Jeongwoo"
Si manis hanya menatapnya lirih, matanya terasa begitu panas bersama sebulir air mata yang mengalir di pipinya. Tangan Haruto terangkat mengusap pipi itu.
Haruto paham, ia tidak akan memaksa dan memberikan Jeongwoo waktu. Diaturnya kembali kain selimut agar menutup tubuh Jeongwoo.
Haruto ikut berbaring di samping Jeongwoo, terus menerus mengelus rambutnya yang sudah lepek.
"Maaf"
.
.
."Haruto"
"Kenapa hm? Buburnya gak enak?? Ujar Haruto sembari menghentikan laju sendok makan yang ia pegangi.
"Ini beneran lu ada? Gue takut ini cuma halusinasi" Jeongwoo
"Sini tangan lu" Haruto mengambil jemari si manis diletakan ke wajahnya.
"Ini rambut gue, ini mata gue, ini hidung, ini bibir gue. Semuanya asli" Ujar Haruto membuat Jeongwoo tersenyum.
"Gue gak mau di sini" Jeongwoo
"Mau pergi aja?" Haruto
"Iya" Jeongwoo
"Tapi lu masih sakit" Haruto
"NO! GUE GAK DIAPA -APAIN! GUE SEHAT, BADAN GAK ADA YABG SSSAK-" Haruto sontak menarik tubuh Jeongwoo dalam dekapannya, si manis masih meracau namun teredam sempurna pada dada bidang Haruto.
"Mau ikut gue?" Jeongwoo mengangguk pelan.
Haruto melepas infus pada tangan Jeongwo, memberikan hoodie nya pada si manis. Ia mempersilahkan Jeongwoo untuk memeluk bahunya erat, ia akan menggendong Jeongwoo di punggungnya.
.
.
.Di dalam mobil, Jeongwoo kembali tertidur. Haruto merendahkan kursi agar si manis dapat tidur dengan nyaman.
.
.
.