Bab 3

19K 42 2
                                    

Sepulang sekolah Yumna memutuskan untuk mengikuti Ekstrakulikuler karena orangtuanya sudah lebih dulu menjemput gadis itu, sebenarnya Yumna merasa sangat bahagia ketika untuk pertama kalinya kedua orangtuanya menjemputnya di sekolah.

Apalagi mengingat jika selama dua bulan kebelakang ini kedua orangtua Yumna pergi ke luar negeri untuk melakukan perjalanan bisnis, dan akhirnya hari ini mereka pulang dan tentu saja mengajak Yumna menghabiskan waktu bersama.

"Gimana tadi sekolahnya lancar sayang?" Yumna mengangguk antusias ketika Papihnya dengan lembut bertanya kepadanya.

"Seru kaya biasanya pah, oh iya hari ini kita mau kemana?" Kedua orangtuanya Yumna saling bertatapan dan tersenyum.

"Kita akan pergi liburan ke Villa" Ujar sang ibu dengan penuh bahagia, mendengar hal itu Yumna ikut bahagia karena sudah lama sekali mereka tidak liburan bersama, apalagi Villa yang di punyai oleh orangtuanya itu adalah salah satu tempat yang paling Yumna suka.

Villa itu berlokasi tidak jauh dari perkotaan namun yang menjadi daya tarik bagi Yumna adalah Villa itu menjorok langsung ke area pantai sehingga Yumna selalu rindu menghabiskan waktunya untuk sekedar menikmati suasana pantai ataupun mandi.

Kedua orangtuanya Yumna merupakan anak yatim piatu, Yumna masih ingat jika Nenek dari ayahnya satu tahun yang lalu berpulang menyusul sang kakek, sementara Nenek dan kakek dari ibunya sudah lama pergi mungkin sedari Yumna kecil.

Kemudian Ibu Yumna merupakan anak tunggal yang tentu saja semua bisnis keluarga di wariskan kepada ibunya, sedangkan sang ayah merupakan anak pertama dari dua bersaudara, sebenarnya jujur saja Yumna kurang suka dengan adik laki-laki sang ayah yang sering Yumna sebut Om Martin yang usianya hanya terpaut dua tahun dengan sang ayah.

Om Martin tipikal orang yang gila harta menurut Yumna, bahkan laki-laki itu memperlihatkan ketidaksukaannya ketika sang ayah menjabat sebagai direktur utama di perusahaan milik keluarganya setelah sang kakek meninggal, dan mungkin itu awal keluarganya perang dingin dengan keluarga Om Martin.

Tapi Yumna tidak ingin memperdulikan pamannya itu, karena hari ini Yumna ingin menghabiskan waktunya bersama kedua orangtuanya tanpa ada gangguan dari siapapun, lagian James juga sedang di luar kota sehingga Yumna bisa bernafas lega berjauhan dengan James yang selalu meminta jatah kepadanya.

"Ayok turun, udah nyampe..." Ajak kedua orangtuanya, Yumna dengan antusias langsung turun dan berlari kearah Villa, sudah satu tahun lebih Yumna tidak datang ke Villa ini bersama orangtuanya.

"Jangan lari-lari!" Teriak ibunya, sementara Yumna tidak terlalu menggubris dan langsung masuk kedalam Villa, bahkan gadis itu rupanya sudah tak kuasa menahan untuk pergi ke belakang Villa untuk melihat pemandangan pantai yang masih sama indahnya.

"Mah, pah.. Yumna mau mandi di pantai ya..." Teriak Yumna memanggil orangtuanya.

"Jangan udah sore, nanti kamu masuk angin lagi" ujar sang ibu, sementara itu Yumna melihat kearah ayahnya dengan tatapan sedih.

"Udah biarin aja, lagian masih siang ini, papah juga udah lama gak mandi di pantai" Yumna meloncat kegirangan setelah mendapatkan Lampu hijau dari sang ayah, gadis itu menarik tangan kedua orangtuanya menunju Pantai dan langsung berlari ke arah ombak yang tidak terlalu besar.

Tawa bahagia terpancar dari wajah ketiganya, meskipun Yumna tahu jika selama ini dia jarang sekali menghabiskan waktu bersama kedua orangtuanya tidak seperti keluarga lainnya, tapi Yumna bahagia dengan hal-hal sekecil ini meskipun hal ini tidak sesering yang orang lain lakukan tapi bagi Yumnaa hal ini sudah lebih dari cukup dari apapun.

"Ahahahha.. mamah tolong papah mau dorong aku ke tengah..." Yumna tertawa kendang ketika sang ayah memeluk pinggangnya sementara itu ibunya langsung sigap menolong putrinya dan akhirnya tubuh mereka bertiga tersungkur karena ombak.

Tawa sore hari dari sebuah keluarga kecil itu terlihat sangat indah, bahkan kedua orangtuanya yang sebelumnya pusing dengan pekerjaan yang semakin banyak kini perasaan itu hilang seketika ketika melihat putri satu-satunya tertawa bahagia.

Bagi keduanya Yumna merupakan permata hatinya meskipun mereka tahu jika peran yang melakukan untuk Yumna jauh dari kata orangtua tua pada umumnya tapi mereka akan terus berusaha untuk membuka putri satu-satunya itu bahagia.


.


Setelah kegiatan mandi sore di pantai selesai Yumna langsung mandi lagi di kamar mandi dan mengganti bajunya, agenda setelah ini mereka akan makan malam dengan suasana pantai malam hari.

Menu steak daging menjadi menu favorit mereka sekeluarga, bahkan  juga terkadang Yumna bingung karena selera orangtuanya dan juga selera dirinya hampir sama, dari segi makanan dan juga lainnnya.

Untuk itulah banyak orang-orang yang mengatakan kelompok keluarga Yumna karena mereka sama-sama mempunyai selera yang sama hingga hobi yang sama pula.

Setelah merasa kenyang Yumna memutuskan untuk merebahkan dirinya di sofa dan menghidupkan tv, kemudian orangtuanya menyusul dengan membawa sepiring buah melon kesukaan Yumna.

Sesi hari ini di akhiri dengan obrolan ringan antara anak dan juga orangtua, bahkan Yuman sesekali tertawa melihat ayahnya yang selalu menggoda sang ibu.

Sampai akhirnya Yumna memutuskan untuk pergi ke kamar terlebih dahulu gadis itu merasa cemas jika kekasihnya akan marah karena seharian ini Yuman tidak memainkan handphone sama sekali.

"Lain kali kalau pergi kabarin, jangan membuat saya khawatir" Yumna hanya bergumam tipis ketika mendengar suara serak milik kekasihnya di sebrang telpon.

"Iya maaf, lagian kalau udah ketemu sama papah mamah, Yumna suka lupa waktu" Terdengar helaan nafas dari ujung telpon sana, sedari tadi James begitu mengkhawatirkan kekasih kecilnya itu yang sama sekali tidak bisa di hubungi.

"Ini kamu lagi di kamar?"

"Iya, Yumna udah ngantuk mau bobo" ucap gadis itu seraya mematika lampu kamar.

Panggilan telpon itu mati dan berganti dengan panggilan video, Yumna menyergitkan keningnya dan langsung menjawab panggilan tersebut, terlihat James yang sepertinya berada di kamar hotel dengan kimono putihnya, sementara itu Yumna hanya bisa menelan ludah melihat sebagian dada milik kekasihnya terlihat.

"Jangan tidur dulu,  dan lampunya jangan semua di matiin" Yumna hanya bisa mengikuti apa kata kekasihnya, bahkan gadis itu lagi-lagi menelan ludah ketika melihat kekasih membuka kimono nya.

"Kenapa bajunya di buka?" Tanya Yuman dengan wajah bingungnya.

"Saya gak tahan, saya mau lihat tubuh kamu" Yumna menggigit bibirnya dan langsung saja gadis itu pergi ke kamar mandi, Yumna takut jika nantinya orangtuanya akan tahu tentang hal ini.

Setelah mengunci kamar mandi, Yumna langsung membuka seluruh bajunya dan memperlihatkan tubuh polosnya kepada sang kekasih, di balik layar terlihat James yang sudah mengocok penisnya.

Yumna mulai meremas kedua payudaranya dan memasukan perlahan dua jari tangannya ke lubang vaginanya.

"Emmhhhh ahhhhhh.." Yumna mendesah horny apalagi melihat James juga yang sudah bugil dan tengah mengocok penisnya.

"Ohhhhh ahhhhh.." keduanya mendesah dan merasakan pelepasan setelah beberapa waktu.

Video call sex memang cara paling ampuh ketika seseorang sudah horny, dan Yumna merasakan sensasi baru ketika melakukan VCS dengan kekasihnya.


__
:)

Sakura ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang