11. Âme Soeur: Illusion

465 43 10
                                    

"Bagaimana perasaan mu, Kassim?" Dallen bertanya dengan suara lembut yang menghipnotis, sementara Myron yang berdiri di sebelahnya hanya bekerja tanpa mengatakan sepatah katapun. Sebenarnya ia tak ingin melakukan ini, namun karena Myron adalah tipe yang menurut dengan kakaknya, ia tetap melakukannya. Walaupun kini Kassim menatap keduanya dengan kondisi yang memprihatinkan.










































 Walaupun kini Kassim menatap keduanya dengan kondisi yang memprihatinkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.










































"Kau tidak bisa bicara?" ucap Dallen sedikit terkekeh, sebelum akhirnya mengangkat perlahan dagu Kassim agar manik delima itu bertemu dengan manik sectoral heterochromia nya.

"Rasanya aneh," jawab Kassim dengan suaranya yang lemah, terdengar sedikit serak. Myron berdesah, dengan lembut ia memasangkan selang dibagian kaki Kassim, sedangkan Dallen tengah mencampurkan cairan-cairan yang tak Myron mengerti di seberang sana.

"Apa kita benar-benar harus melakukan ini padanya?" tanya Myron dengan rasa iba, Dallen mengangguk sebagai jawabannya.

"Semua anggota Deveraux berdarah campuran selain dirinya. Dia sudah bersumpah pada ku saat aku menyelamatkannya waktu itu, ia akan setia pada ku. Dan peraturan utama Deveraux adalah tidak dibenarkan adanya ras murni. Kau tidak melupakan itu, kan, adik ku?"

"Ya, tentu saja tidak,"

"Bagus, bantu aku kalau begitu. Eratkan kunci di tangannya, setelah ini ia akan sedikit memberontak,"

"Baiklah,"

Kassim hanya pasrah saat ia merasa pergelangan tangannya semakin tercekat, tenaganya sudah terkuras setengah karena selang yang menempel di tubuhnya seolah menyedut sesuatu dari dalam tubuhnya. Manik delima itu menatap Myron dengan nanar, seolah ingin meminta di lepaskan. Myron yang melihat itu berusaha mengalihkan pandangannya, bisa saja pertahanannya runtuh sekarang karena tatapan Kassim jika ia terus melihatnya. Berbeda dengan kakaknya, Myron sebenarnya adalah Simurgh yang baik hati.

Dallen melangkah mendekat ke arah Kassim dengan perlahan, ada sebuah jarum suntik di genggamannya. Senyuman manisnya selalu mampu membuat hati Kassim sedikit tenang, tapi juga merasa waspada disaat bersamaan. Sampai akhirnya Simurgh itu berlutut untuk menyamakan tingginya dengan Kassim yang sedang duduk, perlahan mendekatkan jarum suntiknya ke leher mulus Kassim.

"Jangan lupa bernapas, Kassim,"

"AARGGGHHH!"

"Astaga!"

Fang terlonjak kaget saat mendengar Kassim tiba-tiba berteriak, bahkan cangkir yang sedang di pegangnya terjatuh ke lantai, untung saja tidak pecah, tapi tumpahannya mengotori karpet. Kaizo yang duduk di sofa seberang berdesah lelah, bertambah lagi pekerjaan mencucinya. Kaizo medelik ke arah Kassim yang baru saja terbangun dari tidurnya, kembarannya itu berteriak dengan keras tiba-tiba saja, tubuhnya juga terlihat berkeringat dan napasnya memburu.

Âme Soeur [KaiKasFang]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang